Hilang

Terbaru31 Dilihat

Hilang

Ku buka mataku. Ku rasa kan tubuh ku amat ringan. Aku duduk perlahan. Ku lihat di sekeliling ku banyak orang amat sibuk. Ada yang berteriak, ada yang melihat sambil bergumam. Ada beberapa yang memunguti barang barang ku yang berserakan di sepanjang jalan raya yang lumayan ramai, tapi macet. Karena mereka melihatku.

Aku tak paham..ada apa dengan mereka.
Tak lama ku dengar sirine mobil polisi dan ambulan yang mendekat.

Jalan itu makin penuh dan macet. Beberapa polisi mulai mengamankan tempat ku terduduk tadi.

Aku masih bingung..ada apa ini..
Hhhhh…desahku pelan. Aku berusaha untuk bangun, tapi badan ku terasa ngilu..
Semua mengelilingiku, beberapa petugas berbaju putih segera mendekati ku..
Ada apa ini…
Kenapa mereka semua tak melihatku..?

Tak lama..papa datang.
Ku lihat matanya begitu pilu dan tangis nya tak terbendung saat melihat ku..
Dia duduk berlutut di hadapanku..
Lalu memeluk tubuhku..iya..tubuhku..begitu eratnya..

Tapi..tubuhku..dan aku..tak bisa di sentuhnya..

Aku segera sadar..saat ku menoleh ke belakang..aku melihat tubuh ku sudah terbujur kaku..

Seketika itu juga aku segera berdiri..
Aku menangis sejadi jadinya…
“Aku kenapa yaa Allaahh” teriakku sambil menangis..
Mereka semua..orang orang di sekelilingku..
Tak satupun yang melihatku..
Aku mendekati papa yang masih menangisi tubuhku yang sudah tak bergerak..

“Papa..ini intan pa..papa..papaaaa!!!” Teriak ku sambil terisak..tangan ku mencoba menyentuh pundaknya..tapi tangan ku menembusnya..berkali kali ku lakukan itu..

Akhirnya ku sadari..aku sudah mati…aku sudah mati..

Aku hanya bisa menangis sambil terduduk di samping papa…

Tak lama, aku melihat dua orang yang tiba tiba muncul di sampingku.

Mereka dengan lembut berbisik padaku..”ayo kita pulang” ucap salah seorang dari mereka lembut padaku..

Aku terkejut..kenapa hanya mereka yang bisa melihatku..kenapa yang lain tidak..
Aku tak bisa berkata apapun..aku hanya bisa menangis dan pasrah atas apa yang terjadi padaku..

“Kita pulang ya” ucap mereka lagi, dengan lembut mereka menggandeng kedua tanganku. Aku hanya mengangguk pelan dan menunduk..masih menangisi apa yang terjadi padaku.

Kami berjalan begitu cepat..
Keramaian yang ku lihat tadi berubah menjadi gelap dan Hitam..hanya jalan setapak..lorong Hitam yang berujung terang di ujung sana.

Ntah berapa lama kami menyusuri lorong itu.
Tiba di ujung lorong kami belok ke arah kiri..
Di ujung jalan itu ada masjid besar yang amat indah..harum sekali..
Iya..udara nya teramat sejuk dan harum kurasa.

Masjid itu begitu kokoh, megah dan indahnya..
Bercahaya dan berlapis emas yang amat luar biasa megah…
Aku belum pernah melihat masjid seindah itu..

Aku terhenti sejenak…
Dan mulai tersadar..
Di mana lagi ini..
Banyak sekali pertanyaan dalam hatiku yang tak sesuai akalku sebagai manusia yang amat lemah..

Dua orang yang mendampingi langkahku kemudian memberi isyarat lewat tangan mereka..agar aku berjalan lagi..

Aku bergegas mendekati masjid itu..

Di depan masjid itu ada air mancur yang amat indah..airnya menjulang tinggi ke atas langit..

Lantunan takbir tak henti dari bibirku..
Tubuhku gemetar..aku tak tau, tempat apalagi ini.

Kami bertiga berjalan mendekati masjid megah itu.
Di teras masjid..aku melihat seseorang berdiri di atas sana. Berjubah putih yang amat indah, surban berwarna putih juga menghiasi kepalanya. Dia tersenyum melihatku. Wajahnya amatlah bercahaya..

Aku tertunduk..mataku tak sanggup melihatnya..karena silau cahaya dari wajah nya.

Kami bertiga melewati nya. Aku di temani masuk ke dalam masjid itu. Kami masuk dari pintu sebelah kanan masjid. Aku bergegas sholat tahiyyatul masjid ketika sudah di dalam masjid.

Amat tenang dan damai di dalam masjid itu..
Aku merasakan puncaknya nikmat sholat dalam masjid indah dan harum itu..

“Assalammu’alaikum Warohmatullahi wa barokatuhu” ucapku pelan sambil menoleh ke kanan dan kiri saat mengakhiri sholatku.

Tubuhku bergetar hebat..amat sangat hebat.
Saat aku sadari…
Lantai dalam masjid itu bukan lah terbuat dari keramik atau batu yang biasa aku lihat dulu.

Lantainya terbuat dari air..
Amat jernih dan tenang..

Sajadah ku terbentang di atas air itu amatlah tenang..

Seketika aku gemetar hebat dan menangis..
Aku makin ketakutan, karena aku tersadar..seluruh lantai masjid itu air..
Aku tak melihat dasar air itu..bening dan jernih jauh ke dalam sana..

Tapi aku tak tenggelam..
“Ya Allah…ini bukan tempatku..kembalikan aku wahai Rabb ku”ucapku sambil sesenggukan dan menunduk memegang sajadah..aku ketakutan, tubuhku gemetar hebat.. dan aku tidak bisa membendung perasaan ku, ribuan pertanyaan dalam benakku.
Tempat apa ini, kenapa aku bisa di sini, apa yang terjadi denganku..

Aku mendengar beberapa orang mengelilingiku, sambil membacakan “sholawat Nariyah” di sekelilingku..

Tak lama..sayup sayup ku dengar suara papa..
Iya..papa..
Ku dengar dia melantunkan doa dan permintaan nya pada Allah..
Ku dengar papa menangis sambil berdoa “Ya Allah, kembalikan lah anakku. Hanya dia anak perempuan ku satu satunya, apapun keadaan dia ya Allah, aku berjanji akan menjaga dan melindungi dia sampai akhir hidupku. Jika bisa, ambillah aku ya Allah..jangan intan” doa papa sambil menangis..

Air mata ini tak henti..begitu indah doa itu..”papa” ucapku lirih..aku hanya bisa mendengar suara nya..tak bisa lagi ku lihat wajah nya..

“Ya Allah kembalikan aku, ini bukan tempatku..kembalikan aku ya Robb” ucapku kemudian..

“Kamu sudah pulang, inilah rumah mu nanti, di sinilah kamu akan kembali nanti” ucap seseorang dengan lembutnya berdiri di depanku, dia berdiri diantara yang lain. Dia tersenyum ramah padaku. Aku masih menunduk dan ketakutan, aku hanya melihat wajah itu sekilas. Dan amat sangat jelas aku ingat.

Dua orang yang menemaniku tadi kembali berdiri di sebelahku.
Mereka menuntunku kembali berdiri.
Lalu kami berjalan keluar dari pintu masjid sebelah kiri. Di depan pintu masjid itu ku lihat kembali lorong Hitam yang panjang.

Mereka berdua menuntun langkahku..

Di sisi kiri lorong itu..ada 5 Pintu berderet yang amat besar..

Aku lihat 5 Pintu besar itu tertutup rapat dan kokohnya..

“Itu pintu apa ?” Tanyaku pada 2 orang disisiku.
Mereka hanya tersenyum, tidak menjawab.
Di pintu pertama aku melihat ada tulisan yang amat besar..
“Orang yang tidak sholat”
Aku terhenti, melihat tulisan itu. “Boleh aku melihatnya ?” Tanyaku. Mereka tidak menjawab. Dan membiarkan aku mendekati pintu, lalu pelan pelan aku buka..
Aku terpaku melihat pemandangan mengerikan yang ada di depan mataku. Ada banyak sekali orang yang di siksa di dalam sana. Teriakan mereka seakan menghancurkan telingaku. Aku tak sanggup berdiri dan makin ketakutan.
2 orang di sisi ku membawa ku melangkah lagi.
Kami mendekati pintu ke dua.
“Durhaka pada Ibu” tulisan menghias pintu baja itu.
Aku mendekati pintu tersebut, sekali lagi aku terhenyak dan ketakutan saat ku buka pintu dan melihat pemandangan siksaan hebat yang mereka alami.

Kaki ku terasa mati..langkahku mulai gontai..tapi aku harus sanggup melihatnya.

Kami melangkah lagi di pintu ke tiga
“Orang yang suka berbohong”
Itulah tulisan yang ku baca. Kemudian aku memberanikan diri membuka pintu nya, ya Allah…teriakan dari siksaan yang mereka terima amat lah perih.
Ku perhatikan wajah mereka satu per satu, aku ngeri melihat mereka di siksa.

Kemudian aku melangkah lagi di pintu ke empat.
“Orang yang suka mencuri”
Sekali lagi ku beranikan diriku membuka pintu nya. Aku amat ngeri melihat nya, sampai saat ini.
Segera aku bergegas mendekati pintu ke lima.

“Istri yang nusyus pada suami”. Tulisan itu amat besar menghiasi pintu.
Sekali lagi ku beranikan diri membuka nya.
Jeritan para perempuan yang di siksa itu masih terngiang di telingaku.

Perjalanan kami begitu lama, amat sangat lama. Di penghujung lorong itu, aku di biarkan jalan sendirian melewati lorong Hitam itu. Aku berjalan dan terus berjalan..

“Pak, anak bapak sudah hidup kembali” ucap dokter Krisna saat menemui papa yang sudah cemas menunggu ku di depan UGD Rumah Sakit Tentara Soepraoen Malang. “Alhamdulillah ya Allah, sekarang bagaimana keadaannya dokter ?” Lanjut papa sambil menangis. “ini luar biasa pak, baru sekarang saya menangani kasus kecelakaan dengan kondisi korban yang sudah meninggal bisa hidup lagi. Ini adalah kejadian 0,000001 persen bisa terjadi di dunia pak” lanjut dokter Krisna. “Terima kasih dokter, terima kasih. Tolong selamatkan anak saya” lanjut papa. “Iya pak, ini harus operasi besar. Tempurung kepalanya pecah, paha kaki kanan patah,,tapi korban hamil” lanjut dokter memberi penjelasan ke papa. “Hamil ?” Kata papa. “Iya pak, resiko nya besar nanti ke bayi dan ibu nya apabila masih di pertahankan kehamilannya” terang dokter lagi. “Iya sudah tidak apa apa dok, di gugurkan saja kandungannya” kata papa. Dokter segera mempersiapkan surat pernyataan pengguguran kehamilan ku yang baru berusia 2 bulan. Yang kemudian ditanda tangani oleh papa..

Hari Jumat, 21 Desember 2007 Pukul 01.00 wib dini hari, aku di nyatakan hidup kembali.
Iya,,ternyata..malamnya, Kamis, 20 Desember 2007, tepat pukul 18.45 wib..aku ternyata mengalami kecelakaan hebat. Yang membuatku mengalami mati suri.

Aku masih teringat wajah wajah yang ku lihat 15 tahun lalu.
Di dalam masjid dan di 5 pintu yang ku kulihat.

Di dalam masjid..aku melihat seseorang yang menyapaku dengan lembut..
Aku masih ingat wajah itu..amat sangat ingat…

Qodarullah..aku telah melihat kembali wajah itu..lelaki gagah yang telah menyapa ku di dalam masjid megah dan indah,,15 tahun yang lalu..

Meski saat ini aku belum bertemu langsung dengan nya di dunia ini..tapi aku sudah bertemu dengannya 15 tahun yang lalu..

Hilang..apa mungkin aku harus hilang kembali agar bisa bertemu dengan lelaki yang ku lihat 15 tahun silam..🙂

~ raaina darwis ~ (19022022)

Tinggalkan Balasan