Perjalanan Hidup
Gadis Kecil
Tami, itulah panggilan gadis kecil itu, ia terlihat senang sekali karena akan menempuh perjalanan jauh. Batapa senang hatinya, walaupun ia tidak tau ke mana arah tujuan bersama keluarganya. Yang ia tahu ia hanya digendong ibunya, tentunya merasa sangat senang dan nyaman.
Mereka adalah satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan tiga anak, Tami adalah salah satunya, Tami merupakan anak ke lima.Empat kakaknya laki-laki, dua diantaranya tidakkm ikut dalam perjaannan tersebut. Dua kakaknya semanjak kecil diasuh oleh pakkdenya yang merupakan kakak dari ibu menerka.
Perjalanan diawali naik bus menuju pelabuhan, wajahnTami terlihat senang, melihat kekiri melalui jendaela bus itu. Gadis kecil ini tidak tau sama sekali akan pergi ke mana. Ia hanyan terlihat menikmati perjalannan. Sesekali ia menguap, terlihat wajahnya yang mulai pucat, bahkan terlihat akan mengeluaran sesuatu dari mulutnya.
Ia mulai menerngek, gelisah, badannya meliuk kekiri, kekenan, kemudian memegang perutnya. Huppp taka lama kemudian menangis dan menguaran cairan putih dari mulutnya. Tajin ( air nasi mendidih) yang diminumnya tadi keluar dari mulutnya.
Ternyata Tami mabuk kendaraan, gadis kecil yang tadinya ceria menjadi lemas, lesu dan taka da keceriaan yag muncul.
Perjalannan masih pajang, Tami pun mulai tertidur dipangkuan ibundanya. Ibunya mengusap keningnya yang muai berkeringat. Panasnya udar menambah sesaknya para penumpang bus, yang semuanya terdir dari keluarga- keluarga kecil.
Kurang lebih setengah hari perjalanan bus menuju ke pelabuhan, akhirnya sampai. Tami masih dalam pelukan ibunya. Satu persatu penumpang turun dengan perlahan-lahan, menuju balai yang sudah disediakan. Tami terbangun dari tidurnya, gadis kecil itu terligat sudah segar kembali, ia pun turu dari pelukan ibunya.
Ya, Tami saat itu baru berusia 4 tahun, masih balita memang. Ketika masih di rumah atau kehidupan sebelumnya, Tami sudah seringn itut kakknya ke sekolah Taman Kanak- Kanak. Tami berada di TK kelas kecil, jadi sudah dapat mengenal ingkungan sekitar.
Saat itu ia pun mulai bertanya kepada ibunya, Katanya, “ Mau ke mana kita bu, kok banyak sekali orang berkumpul?” Ibunyapun menjawab sambil menyisr rabut Tami, Katanya, “ Kita mau pergi jauh.”Tami si gadis kecil itupun diam saja.
Kembali pada cerita selalnjutnya, bahwa setelah penumpang turun dan berkumpul di balai yang telah disediakan, tiap- tiap keluarga dipanggil . Begitu juga dengan keluarga orang tuanya Tami ini. Ayah Tami biasa dipanggil dengan sebutan pak Paul.
Pak Paul beserta keluarganya mendapat giliran maju. Mereka di vaksin satu persatu, termasuk Tami si gadis kecil itu. Saat giliran Tamipun sampai, ibunya mulai menyodorkan tangannya kepada mantra. Tami pun di vaksin lengan kirinya. Gadis kecil ini kuat, ia tidak menangis, bahkan ia langsung bermain-main dengan teman seusianya saat itu.
Ia Asiik bermain, sambil menunggu para keluarga yang lain divaksin. Setelah selesai semua, perjalannan dilanjutkan menuju kapal yang akan segera ditumpangi oleh keluar Paul ( ayah Tami) dan keluarga lainnya.
Mereka masuk satu persatu ke dalam kapal yang sudah mengambang di atas air Laut. Tami , si gadis kecil mulai bertanya lagi, “ Mau ke mana kita ini, bu?” “Kita naik kapal ya, dhenok meneng wae,” jawab ibunya. Tami yang dipanggil dengan sebutan dhenok( panggilan anak perempuan suu jawa di jogyakarta} itu diam. Iapun hanya merasa heran melihat ke sana kemari, digendongan ibunya.
Sementara itu ayah Tami membawa barang bawaan yaitu sebuah koper yang terbuat dari seng plat di panggul di bahunya. Sedangkan tangan kanan dan kirinya bergayut kedua kakak Tami, Mereka adalah Yoyo dan Mulyo. Kedua kakak Tami adalah anak yang penurut, mereka tidak banyak bicara dan bertanya.
Sampailah mereka di dalam kapal, mereka berada di geladak kapal bersama dengan penumpang lainnya. Yang sejak pagi berangkat bersama-sana dari Yogyakarta.