Kudu Tahu Kuncinya (KMAB-31)

Terbaru66 Dilihat

Kudu Tahu Kuncinya

Cing Ato
Guru Blogger Madrasah
#catatanhariansangguru

Hampir setiap berjumpa dengan para peserta didik ketika memulai pembelajaran mencoba untuk mengadakan pree test. Menanyakan materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan menanyakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Penulis sering mendapatkan para peserta didik tidak siap untuk belajar. Datang laksana botol kosong seperti yang penulis sudah bahas pada tulisan di awal. Ada beberapa peserta didik yang telah mempersiapkan diri untuk belajar. Mereka sudah membaca dan mempelajari materi sebelumnya, sehingga ketika mendapatkan pertanyaan dari guru, mereka akan menjawabnya dengan penuh percaya diri. Sementara, mereka yang tidak mempersiapkan diri hanya bisa diam seribu bahasa. Hal ini sering penulis temukan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kebanyakan dari peserta didik tidak mempersiapkan diri.

Ada peristiwa yang terjadi dan menjadi kenangan tersendiri bagi penulis. Pada saat duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA) guru Al-Qur’an Hadits memberikan pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Satu-persatu peserta didik ditanyakan. Jika tidak bisa dapat hadiah berupa gebukan mistar kayu papan tulis. Ketika sampai kepada penulis guru itu tidak bertanya kepada penulis, justru yang ditanya teman sebangku penulis dan terus kebelakang.

Setelah semua teman mendapatkan pertanyaan dan sebuah hadiah, barulah guru itu mendatangi penulis lalu bertanya. Penulis jawab dengan mudahnya pertanyaan tersebut dan jawabannya adalah benar. Guru pun tidak memberikan hadiah seperti yang diberikan teman-teman di kelas. Itulah, manfaatnya banyak membaca. Karena membaca itu jendela dunia. Jika kita rajin membaca, maka wawasan semakin bertambah.

Dahulu ketika penulis masih duduk di bangku madrasah Tsanawiyah (MTs) penulis menemukan kunci cara belajar. Penulis terapkan sampai di bangku kuliah. Alhamdulillah, penulis bisa mensejajarkan posisi dengan para bintang kelas. Wajar kalau penulis masuk perguruan tinggi negeri dengan jalur prestasi akademik. Dahulu disebut jalur PMDK sekarang istilahnya Jalur Mahasiswa Undangan.

Di samping jalur prestasi juga penulis mencoba mengikuti jalur test bersaing dengan 3000 calon mahasiswa seluruh Indonesia. Sementara pada pakultas tersebut hanya menerima 200 calon mahasiswa. Alhamdulillah, penulis termasuk calon mahasiswa yang 200 itu. Dua nama penulis pun tertulis pada selembar daftar pengumuman mahasiswa yang diterima pada perguruan tinggi negeri (IAIN Syahid Jakarta).

Ketika penulis duduk di bangku Madrasah Aliyah penulis sering memanfaatkan waktu untuk membaca dan menghafal materi pelajaran sehingga penulis pernah dipercaya guru untuk menilai hafalan teman-teman sekelas. Setiap habis salat Ashar penulis mencoba menghafal kitab nahu Matan Jurumiyah. Alhamdulillah, pada saat itu satu kitab hafal.

Begitu juga ketika libur kenaikan kelas penulis mencoba membeli buku mata pelajaran bahasa Arab. Penulis manfaatkan waktu libur untuk muthalaah dan menterjemahkan jika tidak mengetahui artinya, sehingga satu buku rampung penulis muthalaah. Ketika masuk guru memerintahkan untuk membaca dan menterjemahkan. Penulis membacanya tanpa menemui kendala, sehingga ada teman berkata”Kamu membaca bahasa Arab seperti membaca koran, lancar-lancar saja.” Teman penulis tidak mengetahui, di saat mereka libur penulis sedang asyik maksyuk bercengkrama dengan buku bahasa Arab.

Untuk menghafal seluruh materi pelajaran penulis menemukan kuncinya, yaitu pertama, dengan cara merangkum/meringkas seluruh mata pelajaran perbab/perjudul. Kedua, membuat pertanyaan sebanyak yang diringkas atau bahkan lebih. Semakin banyak pertanyaan,semakin banyak menguasai materi. Dan ketiga, membaca hasil ringkasan sampai hafal. Setelah itu melihat pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun. Mulailah satu persatu pertanyaan dijawab. Jika dari sekian pertanyaan belum hafal, maka membaca dan menghafalkan lagi sampai hafal.

Ketika di kelas penulis minta bantuan teman sebangku untuk menanyakan materi yang sudah penulis susun. Sehingga ketika ulangan cukup 5-10 menit sudah selesai. Langsung keluar dan sontak teman-teman sekelas dibuat kaget. Begitulah jika sudah mengetahui kuncinya. Cukup gunakan kunci, terbukalah semuanya.

Artinya kesuksesan bukan semata dorongan dari pendidik, tetapi dari diri sendiri. Apalah artinya jika, pendidik bersusah payah agar peserta didik berhasil dalam studinya, sementara peserta didik tidak ada usaha yang maksimal atau tidak ada keinginan untuk belajar sungguh-sungguh.

Maka itu, selaku pendidik penulis tidak pernah lelah untuk selalu mengingatkan peserta didik untuk terus belajar, belajar, dan belajar. Karena penulis pernah membuktikan dan berhasil.

Salam literasi
Cakung, 7 Agustus 2022

 

Tinggalkan Balasan