Curacao sebuah negara di Kepulauan Karibia mendadak saja menjadi perbincangan banyak orang. Hal itu terjadi ketika Timnas mereka menghadapi Timnas Garuda dalam dua laga FIFA Matchday.
Sebelumnya masyarakat sepak bola kita sama sekali tidak mengenal nama Curacao. Negara ini baru saja berdaulat memiliki hak otonominya kendati masih di bawah pengaruh Kerajaan Belanda.
Curacao menjadi negara yang masih berusia muda, setelah memisahkan diri dari Antilles Belanda pada 10 Oktober 2010 lalu. Usia yang baru 12 tahun merdeka.
Memiliki wilayah kecil dengan luas hanya 444 km persegi. Begitu pula mereka hanya memili jumlah penduduk sebanyak 155 ribu saja.
Walaupun demikian, Curacao adalah negara yang memiliki Timnas dengan ranking FIFA, 84 Dunia jauh di atas Indonesia yang ada di posisi 155 Dunia.
Pada laga perdananya, Curacao harus mengakui keunggulan Timnas Garuda dengan 3 gol berbalas 2 gol. Laga tersebut berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (24/9/22).
Pertemuan kedua Timnas Indonesia menghadapi tamu mereka, Curacao berlanjut pada Selasa (27/9/22) di Stadion Pakansari Bogor.
Bagi skuad Garuda, dua laga ini adalah sangat penting dalam rangka menambah pengalaman bertanding menghadapi tim dengan peringkat FIFA yang lebih tinggi.
Hal tersebut juga sekaligus untuk upaya mengangkat peringkat FIFA Timnas Garuda. Karena bagaimanapun peringkat FIFA menjadi penentu posisi pot dalam undian setiap mengikuti turnamen.
Pada ajang Piala Asia 2023 nanti Indonesia harus berada pada pot 4. Posisi ini adalah tim dengan peringkat terendah dari semua peserta.
Dengan demikian Timnas Gardua bisa bertemu tim-tim kuat seperti Jepang dan Korea Selatan pada fase grup. Itulah pentingnya meningkatkan peringkat FIFA.
Pada laga malam itu, Shin Tae yong menurunkan komposisi pemain dengan formasi 4-3-3. Nadeo Argawinata seperti biasa menjaga gawang Garuda.
Empat bek yang tutun malam itu adalah Pratama Arhan dan Yakob Sayuri sebagai full back. Elkan Baggott dan Fakhrudin Aryanto sebagai duet bek tengah.
Trio gelandang yang bermain adalah Rachmat Irianto, Marc Klok dan Ricky Kambuaya. Mereka mendukung trio penyerang yang terdiri dari Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman dan Dimas Drajad sebagai sriker tunggal.
Timnas Curacao memperlihatkan kualitas mereka dengan organisasi permainan yang rapi. Kelebihan postur tubuh yang kekar dan tinggi benar-benar mereka manfaatkan dalm berduel dengan pemian Indonesia.
Formasi 4-3-3 ini sesungguhnya sangat mengejutkan bagi para fans dan pengamat mengingat selama ini Shin Tae yong selalu menerapkan formasi 3 bek dalam formasi 3-4-3 yang lebih bertahan.
Curacao berhasil mencetak gol cepat hanya 7 menit sejak kick off. Rangelo Janga,striker jangkung dengan nomor 9 ini sukses menuntaskan bola rebound yang sempat membentur tiang gawang Nadeo pada tembakan pertamanya.
Timnas Indonesia mencoba bangkit dari gol mengejutkan tersebut. Skuad Shin Tae yong berhasil menyamakan kedudukan 1-1 hasil tembakan Marc Klok 12 menit kemudian dengan memanfaatkan asis Dimas Drajad.
Bahkan Indonesia unggul 2-1 berkat gol sundulan Fakhrudin empat menit kemudian. Gol ini terjadi dengan memanfaatkan lemparan ke dalam dari Pratama Arhan yang langsung menuju kotak penalti Curacao.
Namun Curacao berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dari serangan balik cepat yang berhasil mereka manfaatkan melalui tembakan Juninho. Skor 2-2 bertahan hingga turun minum.
Gol kemenangan Indonesia baru terjadi pada babak kedua tepatnya 10 menit sejak babak kedua berlangsung. Dari suatu kerja sama apik bola bergulir umpan dari Marc Klok kepada Pratam Arhan yang bebas di sisi kiri.
Pratama Arhan berhadpana denga satu bek lawan, memberikan umpan datar kepada Dimas Drajad yang langsung mencetak gol melalui kaki kiri belakangnya. Bola bergulir pelan ke gawang Curacao yang dikawal Tyrick Jeremy Bodak.
Indonesia unggul 3-2 atas Curacao hingga laga berakhir. Ada beberapa penggantian untuk kedua tim selama babak kedua.
Timnas Garuda menurunkan para debutan seperti Ramadhan Samantha dan Dendy Sulystiawan. Merekamendapatkan kesempatan bermain beberapa menit untuk menunjukkan performa kepada pelatih Shin Tae yong.
Dengan hasil ini Timnas Curacao harus melakukan evaluasi menyeluruh. Pelatih mereka sudah mulai merasakan racikan pelatih Indonesia Shin Tae yong yang asal Korea Selatan ini.
Tentu saja menghadapi laga kedua nanti, Curacao akan lebih siap lagi dari performa mereka ketika kalah dalam laga pertama. Mari kita tunggu laga FIFA Matchday laga kedua Indonesia lawan Cuaracao. Bravo Merah Putih.
Salam bola @hensa.
Keterangan Foto : Shin Tae yong dalam jumpa pewarta laga Curacao vs Indonesia (Foto PSSI).