Menulis di Kala Sakit

Terbaru59 Dilihat

Menulis di Kala Sakit

Dipresentasikan pada pelatihan menulis Gema AGUPENA Kupang NTT

7 November 2022

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua

Salam literasi para sahabat

Puja dan puji hanya milik Tuhan Pencipta seluruh alam.

Mengajarkan kita dg perantara Kalam

Semoga Tuhan memberkati kita ini malam

Agar hidup ini tak menjadi kelam.

 

Selawat dan salam mari kita haturkan kepada seluruh utusan Tuhan.

Yang diutus Tuhan untuk mencerahkan.

Agar manusia terhindar dari bujukan Setan.

Semoga kita semua mendapatkan pertolongan disaat kita membutuhkan.

Sahabat literasi

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pengurus Gema #3 AGUPENA atas kepercayaannya memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman MENULIS dalam pelatihan menulis ini.

Begitu juga ucapan terima kasih kepada moderator bunda Yosefina Hoar Kalau, S. Pd. yang mendampingi pelatihan menulis pada malam ini.

Sahabat literasi

Ok, kita lanjutkan…

Izinkan saya untuk memperkenalkan diri. Nama Suharto (Cing Ato) asli Jakarta (Suku Betawi) seorang guru pada MTsN 5 Jakarta. Sudah 13 buku solo yang saya hasilkan 1 buku ketika sehat dan 12 buku ketika sakit. Berbagai genre saya tulis.

 

AWAL MENULIS

Awal menulis bagi saya adalah sesuatu yang sulit. Saya belum bisa merangkai kata -kata menjadi sebuah kalimat. Jangan kan menulis sebuah artikel, satu paragraf saja belum bisa. Di samping juga miskin diksi dan lebih banyak yang tertulis bahasa lisan daripada bahasa tulisan (kata baku).

Setiap kita melakukan sesuatu pasti ada yang melatarbelakangi, kenapa kita melakukan sesuatu itu? Begitu juga dengan saya. Ini di antara alasan saya menulis, yaitu:

1. Kebuntuan menulis buku panduan Administrasi Guru. Ceritanya begini, ketika saya menjadi wakil bidang kurikulum, saya banyak melihat teman-teman guru membuat administrasi pembelajaran asal jadi dan asal ada, sehingga terkesan tidak profesional. Maka itu, saya berniat membuat buku panduan Administrasi. Seluruh format saya kumpulkan menjadi satu file. Setelah terkumpul ada kendala, saya tidak bisa menarasikan dengan tulisan. Saya bingung apa yang saya harus tulis.

2. Ada kegiatan literasi di madrasah/disekolah. Hampir setiap seminggu sekali ada kegiatan membaca yang dilakukan oleh para murid dan didampingi oleh para wali kelas. Ada juga kegiatan menulis yang dilakukan pembina literasi bersama para siswa hingga melahirkan sebuah buku antologi.

Dari sinilah saya mencari tahu makna dari literasi. Yang saya tahu literasi itu membaca, menulis, dan membuat buku. Maka itu, saya tertarik untuk mempunyai buku.

3. Butuh karya ilmiah dan buku untuk kenaikan pangkat. Karya ilmiah dan buku pendidikan merupakan sebuah keharusan dan menjadi persyaratan untuk kenaikan pangkat.

Dari tiga alasan inilah akhirnya saya mencari pelatihan-pelatihan menulis.

Saya browsing di Facebook dan saya dapati pelatihan yang diselenggarakan oleh komunitas sejuta guru ngeblog di Jakarta. Saya mendaftar dan mengikuti pelatihan menulis tersebut. Selama 3 hari 2 malam di Wisma UNJ tepatnya tgl 27-29 Desember 2016.

 

lahirlah buku antologi perdana dengan judul Bukan Guru Biasa.

Pada tahun berikutnya saya ikut pelatihan dengan Komunitas menulis Media Guru di Cipanas Jawa barat, selama 3 hari 2 malam. Tepatnya tgl 27-29 Desember 2017.

Lahirlah buku solo perdana dengan judul Mengejar Azan.

Senang campur bahagia mempunyai karya tulis sendiri. Saya pamerkan ke rekan-rekan guru dan para siswa. Saya berfoto ria dengan mereka. Saya posting ke medsos. Pokoknya pada saat itu saya happy.

Namun, untung tak dapat diraih dan malang tak dapat dihindari. Tiba-tiba tubuh tinggi, besar, dan ganteng tumbang bagai diterjang badai tornado. Seluruh syaraf mati hingga tidak ada yang bergerak sama sekali, kecuali leher dan mata. Nafas harus dibantu oksigen dan ventilator. Suara pun hilang entah kemana.

Seluruh tubuh diselimuti oleh berbagai macam alat medis. Secara perlahan daging menghilang yang tersisa hanya tulang berselimut kulit.

4 bulan lebih berada di RSCM Jakarta. 5 hari di ruang IGD, 1 bulan 13 hari di ruang ICU, hampir 3 bulan di ruang HCU, dan 2 Minggu di ruang rawat inap.

Pulang masih dalam kondisi sakit dan masih menggunakan oksigen. Selama 1 tahun tubuh ini tak bergerak. Setelah satu tahun mulai ada anggota tubuh yang bergerak. Di mulai dari tangan kiri dan seterusnya.

Ketika jari mampu menyentuh muka merupakan sebuah kebahagiaan, mulailah menyentuh remot untuk melihat televisi. Sejak itu televisi bisa menghilangkan rasa bosan dan jenuh, karena sehari-hari hanya bisa terlentang saja tanpa bisa bergeser sedikitpun.

Ketika asyik melihat televisi, tiba-tiba terdengar suara gaway. Tanpa pikir panjang langsung saya pinta asisten rumah tangga untuk mengambil gaway. Lalu saya pinta letakkan di atas dada dan beralas bantal. Sementara tempat tidur bagian kepala ditinggikan sehingga saya bisa melihat gawai.

Ketika saya sentuh layar gaway, ternyata bisa tersentuh. Hati bahagia rasanya kejenuhan mulai teratasi, maklum setahun hanya berbaring tak bergerak di dalam kamar saja.

Ketika istri pulang mengajar saya pinta gaway saya yang setahun lebih tak pernah saya lihat. Istri langsung membelikan nomor baru dan mengisi pulsa.

MENULIS DI KALA SAKIT

Babak baru di mulai, sejak jari bisa menyentuh smartphone walau jemari masih kaku dan smartphone digantung dijari telunjuk, mencoba memposting kondisi saya ke Facebook. Terakhir saya memposting ketika sedang berada di rumah sakit Islam tgl 17 Juli 2018 kemudian menghilangkan dan muncul lagi bulan November 2019.

Ketika sedang bermesraan dengan smartphone terlintas dalam pikiran. Apa yang bisa saya lakukan agar dalam kondisi seperti ini masih punya nilai manfaat untuk orang banyak? Oh, iya Kenapa tidak menulis saja, kebetulan ada sedikit ilmu tentang menulis dan pernah menulis buku solo.

Hampir setiap hari saya menulis. Malam sebelum tidur saya mencari ide menulis untuk besok. Sebelum ketemu ide saya tidak bisa tidur. Setelah salat Subuh saya mulai menulis hingga terbit matahari.

Agar apa yang saya tulis bisa dijadikan buku. Maka, saya terlebih dahulu menentukan tema. Kebetulan waktu sehat saya senang memotivasi para siswa-siswi dan banyak juga buku motivasi yang saya pernah baca. Maka, tema yang pertama tentang motivasi hidup. Kedua, temannya tentang penyakit yang saya derita.

Hampir setiap hari menulis artikel, hingga terkumpul ratusan artikel lalu saya share ke Facebook dan blog. Banyak apresiasi yang datang dari sahabat medsos. Mereka selalu menanti tulisan-tulisan saya. Saya tambah semangat.

Setelah tubuh ini bisa didudukkan di kursi roda dan jari tengah bisa menekan laptop. Maka, tulisan yang tersimpan di Facebook dan blog saya himpun menjadi buku. Lahirlah buku ke-2 solo dengan judul GBS MENYERANGKU dan buku ke- 3 dengan judul MENUJU PRIBADI UNGGUL; SENI MENATA DIRI.

Dari menulis dalam kondisi sakit dan bisa menerbitkan buku menarik perhatian para netizen sampai mereka mendatangi rumah kediaman saya untuk mewawancarai dan dijadikan YouTube.

Di antara Chanel Sutrisno Muslim oleh Dr. Sutrisno Muslim, Chanel Akbar Zaenudin (Guru Inspiratif)

Di samping menulis setiap hari, juga mengikuti pelatihan menulis walau dalam kondisi sakit. di antaranya, yaitu:

1. Pelatihan menulis di group KSGN PGRI

2. Pelatihan menulis cerpen

3. Pelatihan menulis pantun

4. Pelatihan pembuatan cover buku

5. Dll

Dari pelatihan ini setidaknya menambah wawasan dan nutrisi dalam tulisan-tulisan saya. Akhirnya lahir berbagai genre. Seperti buku motivasi, buku cerpen, buku novel/roman, buku memoar, dan buku kisah inspiratif. Sementara buku puisi dan pantun masih dalam penulisan.

Karena sering aktif menulis banyak tawaran untuk mengisi pelatihan menulis sebagai motivator literasi dan desainer cover buku, serta juga mendapatkan Penghargaan sebagai pahlawan pendidikan.

Alhamdulillah, walau kondisi serba keterbatasan saya terus belajar dan tidak mau kalah dengan yang sehat. Akhirnya hingga kini saya bisa menulis, me-layout, dan membuat cover buku. Adapun mengedit tulisan terkadang saya kerjakan sendiri atau menyerahkan kepada editor, jika ingin diterbitkan.

Inilah karya-karya tulis saya

Karya cover buku

Kini kondisi saya terkini

Demikian perjalanan menulis di Kala sakit. Semoga bisa memotivasi dan menginspirasi sahabat-sahabat pemula. Mohon maaf bila kata-kata saya tak seindah pak Yolis Yoskar, karena saya masih belajar, belajar, dan belajar.

Jika sahabat ingin melihat tulisan-tulisan sederhana saya, cukup sahabat ketik di google.

1. Suharto pengarang YPTD

2. Guru Blogger Madrasah

Atau juga di Facebook cukup tulis Suharto cing Ato

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar