SATU hal ini kita tahu pasti. Setiap orang, setiap kita atau siapa saja ada rencana. Ada yang ingin kita dapatkan, lalu kita berikhtiar melakukan. Dan usaha serta ikhtiar, itu pasti diawali oleh satu rencana. Tanpa rencana, ikhtiar itupun tidak akan ada. Ikhtiar artinya bermula dari rencana. Tidak akan berhasil ikhtiar atau usaha jika tidak dimulai dengan rencana. Itulah yang kita sebut sebagai rencana kita.
Satu hal pasti pula bahwa tidak selalu setiap rencana akan terlaksana (berhasil) sebagaimana keinginan kita. Sebagai orang beragama (Islam) sudah jelas kita pahami dan yakini perinsip ini. Rencana kita, hamba-Nya akan terkait pula dengan rencana Allah. Sebagaimana Allah menegaskan bahwa setiap orang membuat rencana. tapi Allah pun membuat rencana; dan sebaik-baik rencana adalah rencana Allah. Ini pernyataan-Nya dalam alquran. Dan ini pula yang kita sebut sebagai rencana Allah.
Suatu hari, misalnya mungkin kita mau mengerjakan satu pekerjaan. Membuat tulisan, misalnya. Ternyata saat waktu yang sudah direncanakan ada kendala. Katakanlah jaringan internet troble, umpamanya. Otomatis menulis secara online yang sudah direncanakan akan gagal. Jika selama ini sudah rutin pada jam dan hari tertentu adalah jadwal menulis online kita, kali ini tidak bisa disebabkan oleh tidak connectnya jaringan internet kita. Artinya rencana kita tidak terlaksana.
Bagi kita yang masih memiliki alternatif seperti menggunakan HP yang masih aktif karena kuota data internet masih ada, tentu saja keadaan itu tidak akan sampai membuat rencana gagal total. Hanya berubah sedikit, dari rencana menulisnya di laptop dengan jaringan wifi berpindah ke HP dengan kuota data. Belum lagi jika belum terbiasa, mungkin akan terasa sulit juga menulis di HP itu. Kalau kesulitan itu menjadi kendala, artinya rencana menulis tetap gagal walaupun ada jaringan internetnya.
Itu untuk contoh menulis. Sesungguhnya beribu contoh lain dapat disebutkan berkaitan dengan tertunda atau taerkendalanya rencana kita disebabkan oleh satu masalah. Ketika akan ke satu tempat tapi tiba-tiba kendaraan kita mogok atau persoalan. Pastinya rusak. Maka rencana perjalanan ini disebut gagal atau tidak dapat dilakukan. Rencana kita tidak bisa dilakukan.
Saya hanya ingin menegaskan ulang bahwa rencana kita akan terkait dengan rencana Dia, Sang Maha Perencana, Allah Swt. Jika rencana kita mendapat restu, artinya rencana kita sejalan dengan rencana-Nya. Jika belum maka kemungkinan besarnya adalah bahwa rencana kita tidak akan terlaksanaka pada saat yang kita targetkan. Lalu? Berdoa adalah cara mulia yang dianjurkan Allah. Semoga saja dengan doa itu Allah akan ijabah dan rencana kita dapat terlaksana.
Bersykurlah, ketika doa kita diijabah kita akan dapat menghasilkan sesuatu sesuai dengan rencana itu sendiri. Jika sebaliknya, pun tetap kita bersykur karena pasti ada hikmah lain yang dikandung oleh keadaan itu. Pastinya, jika kita ikhlas berdoa dengan tuturan kalimah thoyyibah, otomatis bacaan itu akan mendapat pahala juga dari Allah. Wallohu a’lam.***