Kekecewaan seseorang akan hadir jika sesuatu tidak sesuai dengan ekpetasi. Amarah terkadang juga ikut hadir disaat rasa kecewa itu hadir. Berteriak keras seolah-olah apa yang diharapkan akan hadir dengan nyata saat itu juga.
Terkadang juga ada sikap yang menyakiti orang lain. Membelalak bahkan membentak dengan lantangnya. Rasa malu yang mulai hilang sehingga orang- orang disekilingnya mendengar bahkan melihat apa yang dilakukannya.
Itulah manusia yang lupa akan dirinya. Selalu membayangkan kalau dirinya adalah benar. Melakukan sesuatu yang tidak benar dengan santai, disaat ada yang mengingatkan dia marah-marah tidak terkendali.
Semoga tulisan diatas tidak menjadi kenyataan. Karena jika ada yang diposisi itu maka betapa malangnya dirinya fikuasai oleh ego yang tidak bisa dibendung lagi.
Rasa kecewa tentunya sering hadir dalam kehidupan kita. Namun akankah kita akan larut dalam kekecewaan itu? Haruslah rasa kekecewaan itu diluapkan tanpa ada batasannya?
Nikmatilah rasa kecewa itu, sehingga diri terlepas dari yang namanya amarah. Selain kita menyelamatkan diri sendiri. Kita juga menjaga orang lain tidak terdampak oleh sikap, kata-kata dan perbuatan kita.
Kecewa boleh asalkan kita bisa mengontrol diri, dan evaluasi diri akan apa yang terjadi.