Pojok Baca Wahana Siswa Literasi Siswa

satu

Pojok Baca Wahana Siswa Literasi Siswa

  1. Selayang Pandang Kurikulum

Kurikulum adalah merupakan titik awal dan titik akhir dari pengalaman belajar murid. Selain itu kurikulum memiliki peran sebagai jantungnya Pendidikan.

Pada dasarnya kurikulum memiliki sifat dinamis. Di mana kurikulum akan dikembangkan dan diadaptasi sesuai kontek karakter murid, dengan tujuan membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan murid masa kini dan masa mendatang.

Sebagaimana telah dikutip dari pembelajaran Ki Hadjar Dewantara bahwa,”Pendidikan didasarkan pada asas kemerdekaan.” Di mana ini memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan untuk mengatur kehidupan sesuai dengan kodratnya. Namun hal ini tidak jauh dari aturan yang ada pada masyarakat.

Untuk menciptakan murid yang siap menghadapi tantangan kini dan masa yang akan datang, maka kurikulum perlu adanya perubahan yang menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu contoh : murid harus bisa menyesuaikan diri sesuai dengan tantangan yang penuh digital.

Selain itu pemerintah juga sudah meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka mulai tanggal 11 Februari 2022 secara online.

Tujuan pemerintah meluncurkan kurikulum baru yaitu untuk bisa membangkitkan learning loss recovery dari Covid-19, untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara lain, dan untuk memberikan keleluasaan pada siswa dalam mengembangkan minatnya.

Kurikulum Merdeka dituntut untuk menciptakan siswa yang berkembang sesuai dengan kodratnya. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya di mana terkadang siswa masih dipaksakan sesuai dengan kehendak gurunya.

Melalui Kurikulum Merdeka ini akan membangun paradigma baru. Pembelajaran akan berorientasi penguatan kompetensi dan pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pembelajaran paradigma baru dirancang berdasarkan 5 prinsip diantaranya :

  1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian siswa saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
  2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
  3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
  4. Pembelajaran yang relevan
  5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Sebagai salah satu bukti sudah terwujudnya Kurikulum Merdeka di sekolah kami adalah :

  1. Seluruh guru mata pelajaran mulai melaksanakan asesmen diagnotik sebagai tolak ukur awal siswa memasuki materi pelajaran.
  2. Membuat metode pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif.
  3. Melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi.
  4. Memberikan keleluasaan kepada siswa dalam mengembangkan minatnya.
  5. Memberikan wadah yang nyaman bagi para siswa dalam mengembangkan minatnya.

Demikian selayang pandang kurikulum. Semoga semoga melalui kurikulum baru akan menciptakan siswa yang Tangguh, sanggup menghadapi tantangan yang akan terjadi di depan.

  1. Pojok Baca Wahana Siswa

Munculnya Kurikulum Merdeka seakan-akan memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam setiap proses pembelajaran.

Ditambah dengan pembelajaran berdasarkan paradigma baru yang berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebagai salah satu usaha dalam menciptakan pembelajaran yang nyaman pada diri siswa maka perlu disediakan sebuah wahana berkarya dalam dunia literasi.

Salah satu contoh : adalah dibuatnya majalah dinding dan pojok baca.

Sebelumnya Yuk! kita tengok Apa sebenarnya majalah dinding dan pojok baca? Dan apa perbedaan diantara keduanya?

Pengertian majalah dinding adalah salah satu media komunikasi yang ditempel di dinding. Media komunikasi ini bisa berisikan berbagai jenis literasi mulai dari artikel, tajuk, pantun, cerpen, dan lain-lain.

Sedangkan pojok baca adalah sebuah ruangan yang terletak di sudut kelas dilengkapi dengan beberapa koleksi buku. Pojok baca mempunyai peran sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan.

Berdasarkan pengertian di atas sudah jelas berbeda sekali antara majalah dinding dan pojok baca.

Dalam menciptakan dan menerapkan kurikulum merdeka akhirnya sekolah kami membuat suatu wahana pengembangan literasi melalui majalah dinding dan pojok baca. Wahana ini kami simpan dibagian belakang kelas. Saat pelaksanaanya kami libatkan seluruh siswa ditiap-tiap kelas.

Seluruh siswa merasa senang ketika terlibat langsung dalam pembuatan pojok baca dan majalah dinding. Mereka bisa mencurahkan seluruh minatnya. Ada yang suka membuat puisi, artikel, pantun, tajuk baca, cerpen bahkan sampai dengan mendekorasinya.

Terciptanya majalah dinding dan pojok baca membuat siswa lebih bersemangat, bisa mengembangkan bakatnya dan bisa menciptakan suasana kelas yang nyaman.  Sesuai apa yang menjadi harapan dari Kurikulum Merdeka.

Dokumentasi keterlibatan siswa dalam membuat Pojok baca dan Majalah dinding

Dokumentasi hasil dari pojok baca

Dokumentasi pemanfaatan Pojok Baca

Tinggalkan Balasan

1 komentar