Meratapi Nasib Tak Akan Mengubah Apapun

Terbaru100 Dilihat
Kita Semua Sudah Tahu Tapi Mengapa Masih Terus Meratap?
Banyak kekeliruan yang sesungguhnya sudah sejak lama kita ketahui,namun entah karena begitu sibuknya diri berpacu dalam mencari rejeki ,maupun mencari jati diri,maka sering kali kita lupakan. Akibatnya kita selalu terjebak pada kesalahan yang sama,yakni menguras energi dan membuang waktu yang sangat berharga,hanya untuk hal hal yang sesungguhnya tidak bermanfaat sama sekali.
Sebagai contoh, ada pribahasa yang sudah terkesan kuno tapi tetap relevan untuk dijadikan pedoman hidup adalah “Meratapi nasib, tidak akan mengubah apapun”.Karena kalau mau mengubah nasib,maka jalan satu satunya adallah mengubah sikap mental.,usaha dan kerja keras,serta berdoa.Tapi apa yang kita lakukan? Setiap kali ada masalah atau kejadian buruk yang menimpa diri kita atau keluarga,maka tiba tiba kita berubah menjadi pemurung,sedih dan pemarah.
Padahal kita sudah tahu,bahwa kesedihan yang berlarut larut,murung dan ditambah emosi yang tidak terkendali,bukan hanya menguras energy,tapi juga merusakkan kesehatan kita. Mengakibatkan kita tidak bisa tidur nyenyak, makan tidak enak,tidak bersemangat melakukan pekerjaan dan menjadi uring uringan sepanjang hari.  Hal ini sadar ataupun tidak,akan berimbas pada orang orang terdekat kita.Apa hasil dari semuanya ini? Nothing! Tak mengubah apapun dalam hidup kita,malahan merusakkan apa yang sudah ada.
Hidup adalah Identik dengan Masalah
“Life is a problem. No problem,means life is ended”Sebuah frasa dalam bahasa Inggeris,yang sudah sudah dikenal sejak seabad lalu,yang artinya :” Hidup itu adalah masalah..Kalau tidak ada masalah lagi,berarti  hidup sudah selesai “ Atau dalam kata lain:” Hanya orang mati ,yang tidak punya masalah”
Kita sudah tahu akan hal ini,tapi secara  sadar ataupun tidak,setiap masalah selalu membawa dampak negatif bagi kebanyakan orang, Karena menengoknya dari kaca mata hitam Padahal masalah adalah proses pembelajaran diri,dimana kita bisa belajar ilmu kehidupan yang sesungguhnya,yang tidak pernah akan diperoleh dibangku kuliah manapun.
Pernah Tengok Tukang Beca Terlelap di Becanya?
Mungkin ada yang pernah menengok,seorang tukang beca ,tidur terlelap di becanya,karena belum  mendapatkan penumpang..Coba  kita pikirkan apakah seorang tukang beca ,tidak punya masalah? Pasti masalahnya jauh lebih banyak dari kita. Pertama mengumpulkan uang yang dibayarkan oleh penumpang,untuk membayar setoran.Sisanya dibawa pulang untuk kebutuhan keluarga, Kontrak  pemondokan yang belum dibayar sudah dua bulan,uang sekolah anak yang juga sudah menunggak.Dan boleh jadi, ia belum makan sianng, Tapi bang beca bisa tidur nyenyak ,hanya dengan membaringkan tubuhnya dikasur becanya,yang tentu tidak seempuk kasur ditempat tidur kita.
Menengok kehidupan orang orang kecil,akan menyadarkan kita,bahwa sesungguhnya hidup kita jauh lebih beruntung daripada mereka.Hanya saja,kita terlalu banyak menuntut. Maunya kita ,jangan ada masalah dalam hidup ini. Hasrat hati kita,adalah agar semuanya happy happy saja,tanpa dililit oleh masalah hidup.Padahal hal itu hanya ada dalan dongeng Cinderrella,dimana di akhir kisah disebutkan :” Maka sejak saat itu,pasangan ini hdiup berbahagia ,selama lamanya”
Dari Pada Meratapi Apa Yang Sudah Hilang,Mengapa Tidak Menyukuri Apa yang Masih Ada?
Walaupun saya sering menulis tentang hal hal yang berbau inspirasi ,motivasi ,bukanlah berarti tidak ada masalah..Karena seperti yang sudah dituliskan diatas,hanya orang mati,yang tidak punya masalah. Hanya saja,cara kita menyikapi hidup ini,mungkin berbeda.
Mulai saat ini, dari pada meratapi apa yang sudah hilang,alangkah baiknya kita menyukuri apa yang masih ada. Kita harus bersyukur,diberikan anggota tubuh yang lengkap,sementara di luar sana,ada jutaan orang yang kurang beruntung, Kehilangan tangan,kaki ,telinga dan hidup dengan anggota tubuh yang tidak lengkap.Namun mereka masih bisa mengucapkan :” Alhamdulilah,Puji Syukur kepada Tuhan”.Sementara kita yang dikaruniai anggota tubuh yang lengkap,hanya lantaran kurang banyak dapat uang,jadi pemurung dan lupa bersyukur. Dalam hal bersyukur,orang orang yang hidupnya kurang beruntung,jauh  lebih besar,ketimbang orang yang hidupnya beruntung.
Sebagai contoh, suatu waktu saat saya dan isteri baru turun dari kapal pesiar di Alaska,terdengar suara orang menyanyi,sambil main gitar. Ketika semakin dekat,saya ajak isteri berhenti sejenak,menyaksikan seorang Pengamen sedang bernyanyi :’Good morning every body, wellcome to Alaska. Who ever you are enjoy your days, celebrate your life. Look at me ,I have nothing ,Even if I left my jacket on the floor,no one care about it,because it’s nothing. But  if I die today, Praise the Lord ,I have a cup of cappucinno”
Selamat datang di Alaska.  Siapapun anda,nikmatilah hidupmu,syukurilah hari harimu. Tengoklah saya,tidak punya apa apa. Bahkan sekiranya jaket ini saya buang,tidak akan ada yang mau mengambilnya,karena tak berharga sama sekali. Tetapi bila saya meninggal hari ini, saya akan bersyukur  kepada Tuhan,karena sudah dapat menikmati secangkir Capucinno ” . Pesan moral yang sangat mendalam. Saya malu,karena ternyata rasa syukur Pengamen itu,jauh  lebih besar ketimbang rasa syukur saya,yang hidup dalam berkecukupan.
Kita dapat belajar dari siapapun. Jangan lihat siapa yang berbicara,tapi dengarkanlah apa yang dikatakannya
Burns Beach, 04 Februari ,2023
Tjiptadinata Effendi

Tinggalkan Balasan