BU UMI: GURU INOVATIF DAN INSPIRATIF

Terbaru38 Dilihat

Belajar menulis bersama Ibu Umi Rosidah, M.Pd.I. sungguh menarik. Beliau adalah guru yang sarat prestasi. Di antaranya Juara 1 Lomba INOBEL (Inovasi Pembelajaran) Tingkat Nasional Tahun 2017. Pernah pula mendapatkan Short Course Jepang 2018.

Bagaimana menjadi guru Inovatif dan Inspiratif? Menurutnya kita semua bisa mewujudkannya. Masih menurutnya, menjadi guru itu akan dihadapkan pada berbagai tantangan, kendala, dan harapan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang inspiratif dan inspirasi yang inovatif.

Kita semua pasti memiliki karya. Dalam bentuk apapun itu karya yang kita buat dengan sungguh-sunguh pasti akan menunjukkan jalan menuju kesuksesan. Guru adalah teladan bagi generasi masa depan. Teladan pembelajar yang terus belajar. Dengan karya seorang guru maka akan ada jutaan anak Indonesia yang karakternya terbentuk dengan etos kerja berbasisi karya. Guru mulia karena karya. Guru adalah teladan, jika guru belajar peserta didiknya juga akan terus belajar, jika guru berhenti belajar maka peserta didiknya juga tidak akan pernah berkembang.

Modal utama mencapai prestasi adalah MIMPI dan IMPLEMENTASI. Agar mimpi tidak hanya menjadi sekadar mimpi maka harus ada tindakan yang aktual yang benar-benar kita lakukan dan kita laksanakan. Kenapa? Karena dari semua yang telah dicapai (Ibu Umi), itu semua karena siswanya. Karena tugas utama kita mengajar, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu memberikan layanan yang terbaik untuk peserta didik kita, dan pada akhirnya Allah akan membukakan jalan terbaik untuk kita.

Jangan berkarya karena kita ingin menang, karena jika kita tidak menang kita akan kecewa dan berhenti berkarya. Modal utama mencapai prestasi adalah MIMPI dan IMPLEMENTASI. Kita bisa bermimpi setinggi langit, tetapi implementasi harus membumi. Artinya, implementasi harus berorientasi kepada siswa. Maka berkaryalah untuk peserta didik kita, sehingga kita akan terus berkarya karena mendidik adalah bagian dari hidup kita.

Lalu, bagaimana caranya? Kita harus terus menerus melakukan inovasi. Selain itu, perlu mencari solusi terhadap setiap kendala. Berikutnya, mengajar dan mendidik dengan hati dan penuh cinta. Masih ada lagi. Perlu tingatkan literasi baca, literasi menulis, literasi digital, diskusi, kreasi, dan kolaborasi.

Untuk literasi membaca dan menulis bapak ibu guru hebat tentu sudah banyak yang melakukannya, dan banyak penulis-penulis hebat di grup yang luar biasa. Akan tetapi, yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana meningkatkan literasi digital. Karena literasi digital ini sangat penting di era globalisasi seperti saat ini, di mana teknologi dan komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Jika kita gagap teknologi, maka kita tidak akan bisa membekali peserta didik kita dengan ketrampilan digital yang sangat mereka perlukan di masa depan.

Selain itu saat kegiatan-kegiatan perlombaan maupun event forum ilmiah tingkat nasional banyak menggunkan portal digital dalam seleksi awalnya. Selanjutnya Mengapa kita perlu diskusi? Seringkali sebuah karya tidak terealisasi karena kelemahan kita dalam memunculkan ide, dengan berdiskusi kita bisa mencari inspirasi dari orang lain kemudian menterjemahkannya dan memodifikasinya dan pada akhirnya akan muncul sebuah kreasi yang kemudian kita sempurnakan menjadi sebuah inovasi. Inovasi yang kita buat akan menjadi hebat jika kita bisa melakukan kolaborasi. Baik dengan siswa maupun rekan sejawat kita

Akselerasi akan jadi prestasi jika kita memiliki konsistensi. Konsistensi akan menjadi Inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan yang kita lalukan. Inilah prestasi yang sesungguhnya, jika kita melakukan hal baik dan orang lain terinspirasi dan melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan.

Dengan konsistensi dan inspirasi mewujudkan perubahan dan kemajuan. Kebaikan telah menjadi sebuah gerakan. Ini tugas berat kita sebagai seorang pendidik, Karena kitalah Pelukis masa depan generasi muda, Menjadikan mereka pribadi-pribadi yang unggul Untuk kejayaan Bangsa INDONESIA.

Tinggalkan Balasan