
Tahun 2019 adalah tahun bersejarah dalam hidupku. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan menjabat sebagai Kepala Sekolah Swasta di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Yayasan Pendidikan Islam(YPI) Mathala’ul Hidayah.
Ponpes ini memiliki 2 jenjang, yaitu jenjang SMP dan SMK Teknik Komputer dan Jaringan(TKJ). Pada tanggal 4 Maret 2019, aku resmi menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMPS MATHLA’UL HIDAYAH CIPANAS yang terletak di Kp. Hamberang, Desa Bintangresmi, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Banyak sekali tugas yang aku hadapi saat itu. Masa dimana santri kelas IX menghadapi Ujian Nasional yang akan dimulai pada bulan April, Penilaian Akhir Tahun(PAT), sampai persiapan akreditasi sekolah yang sudah kadaluarsa pada bulan September 2019. Hari itu aku membagi tim menjadi 8 standar dan setiap tim bertanggung jawab menyiapkan berkas dan data pendukung yang diperlukan saat akreditasi.

Alhamdulillah, ketika aku memimpin ada perubahan dari yang nilai awal akreditasinya C berubah menjadi B. Artinya, aku sudah memberikan peningkatan positif terhadap sekolah yang aku pimpin. Aku sangat bahagia sebagai kepala sekolah swasta bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih maju.
Selama menjabat sebagai kepala sekolah, aku banyak mendapat pengetahuan baru. Dari mulai menjalankan tupoksi kepala sekolah, pelaporan Dana Bos, perjalanan dinas, juga pengalaman berkunjung ke daerah parawisata.
Masih ingat betul pada tahun 2019, aku mengajak Adel yang saat itu masih berusia 4 tahun dan suami tercinta untuk ikut family gathering ke Lembang Bandung. Tempat yang dikunjungi adalah Taman Bunga Begonia dan Floating Market, dan Farmhouse di Lembang Bandung. Tempatnya indah sekali untuk berfoto ria bersama teman atau keluarga.

Selain itu, aku pernah ke Pantai Anyer saat pergantian Ketua MKKS Subrayon 3 tahun 2021 dan yang terpilih adalah Bapak Totong Sudiono.

Ketua sebelumnya adalah bapak Haryanto dipindah tugaskan ke Wilbi 2 dan di hotel ini semua orang memberikan selamat atas diresmikannya pergantian kepemimpinan.

Perjalanan kepala sekolah yang terakhir berkunjung ke Wisata Dieng Wonosobo pada bulan Januari 2022. Semua tempat wisata meninggalkan jejak dokumentasi dan terkenang selalu dalam hati.


Tidak terasa selama 4 tahun memimpin SMPS Mahida, banyak ilmu dan hikmah yang aku dapatkan. Dari pengalaman mengikuti jejak kepala senior sampai berkolaborasi dengan Ibu Dharma Wanita Persatuan(DWP) Subrayon 3 Lebak adalah sebuah pengalaman berharga yang tidak akan terlupakan.
Pada saat menjadi anggota Dharma Wanita Persatuan(DWP) di Subrayon 3, aku pernah diminta mengikuti lomba kreasi masker dalam rangka Hari Ulang Tahun DWP Lebak yang ke-22. Saat itu aku bahagia sekali meskipun hanya mendapatkan juara ketiga.

Dari beberapa pengalaman kedinasan, aku jadi tahu apa saja tugas kepala sekolah, bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik yang tertib administrasi, serta jadi pemimpin yang menginspirasi para gurunya. Tidak hanya itu, aku juga merasakan kentalnya kekeluargaan dalam menyikapi setiap permasalahan.
Aku tidak pernah menyesal pernah menjabat sebagai kepala sekolah. Pengalaman berharga yang aku dapatkan selama ini, sungguh tidak bisa diukur dengan banyaknya materi yang didapat. Aku juga merasakan bahwa Intinya, selain terbukanya wawasan baru, aku merasakan kekeluargaan yang begitu erat. Apalagi kekeluargaan dengan para kepala sekolah swasta. Kami sering melakukan zoom bersama ketika ada kegiatan dinas secara virtual. Biasanya tempatnya di Saung Ustad Abdurohim, Kepala Sekolah SMP Ponpes La Tansa. Salah satu ponpes terbesar di Cipanas, yang santrinya mencapai ribuan. Keren sekali bukan?
Di Subrayon 3, ada 22 sekolah negeri dan 11 sekolah swasta. Jadi, jumlahnya ada 33 sekolah yang tergabung dalam Subrayon 3, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Di lingkungan Subrayon 3 hanya ada 3 Kepala Sekolah perempuan yaitu aku, Bu Pipit Piharsi kepala SMP Nurul Madaany, dan Bu Tini Sumartini kepala SMP Negeri 3 Cipanas. Aku sangat dekat dengan kedua kepala sekolah tersebut karena mereka suka menulis buku dan bukunya juga banyak. Aku sangat mengagumi dua sahabatku ini karena gebrakan literasi di sekolahnya bisa diimbaskan kepada anak-anak didiknya.

Sebagai contoh, Bu Pipit telah berhasil menerbitkan buku kumpulan cerpen dari anak santri kelas IX, sedangkan Bu Tini menerbitkan buku puisi. Kalau aku sendiri, muridku berhasil menerbitkan novel. Pada dasarnya hal ini bukanlah hal yang sulit. Jika kita bisa menanamkan motivasi kepada peserta didik, niscaya motivasi tersebut akan berbuah manis yaitu sebuah karya.
Ada beberapa kebanggaan pada diri terutama untuk kepala sekolah jika bisa melihat anak didiknya berprestasi. Tidak hanya prestasi akademik namun prestasi berupa sebuah karya hasil siswa juga patut untuk diberikan apresiasi.
Ada satu buah buku yang aku tulis yang di dalamnya terdapat tulisan para santri. Buku itu berjudul Blogger Inspiratif. Saat akreditasi berlangsung, buku tersebut memiliki nilai di mata asesor karena guru bisa mendokumentasikan hasil kerja siswa dalam bentuk buku yang ber-ISBN.

Salah satu agenda tahunan di pondok, juga selalu mengadakan studi wisata religi misalnya ke Cirebon, Tasikmalaya, Garut, atau ke tempat wisata religi lainnya. Ada juga kegiatan Milad atau ulang tahun pondok yang dirayakan khusus anak santri kelas XII.

KH. ACEP AMARULLAH & IBU HJ. ENUNG NURHAYATI
Aku sangat berterima kasih pada ketua Yayasan, Bapak KH. Acep Amarullah dan Ibu Enung Nurhayati yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepadaku untuk menjabat sebagai kepala sekolah. Semoga kebaikan bapak dan Ibu haji dibalas berlipat oleh Allah SWT. Amin.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah

#DAY6
#KarenaMenulisAkuCeria(KMAC)
#Kamis,16Februari2023
Sepenggal perjalanan yg kayak dikenang, semangat sellau ya..
Iya ambu. Mudah-mudahan terlaksana buat buku perjalanan hidupku.