Ilustasi diambil dari Unsplash
Menjadi moderator via zoom adalah sebuah tantangan baru yang saya geluti. Tidak ada moderator yang sukses tanpa proses, tentunya perlu banyak belajar dan latihan berbicara.
Noice adalah sebuah gangguan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi. Hal ini kerap dialami dalam kegiatan zoom meeting yang sangat merebak semenjak wajibnya kegiatan PJJ daring.
Salah satu noice yang sering terjadi adalah lemahnya jaringan internet sampai terlempar ke zoom. Tidak hanya itu, adanya miss komunikasi antara narasumber dan moderator juga sering terjadi.
Noice yang paling mengganggu adalah saat mic peserta bocor karena lupa di mute. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi saat menyimak materi.
Bagaimana dengan kesalahan teknis? Misalnya saat mau mengshare materi, malah terbuka link WA yang berisi percakapan yang kurang menyenangkan? Untuk yang satu ini, saya baru pertama kali mengalaminya.
Kesalahan saat berbicara di depan umum memang hal yang harus dihindari. Namun, saya menganggapnya hal yang manusiawi. Saya masih belajar dan masih ingin mengupgrade diri untuk naik kelas.
Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup. Mungkin inilah kalimat yang tepat saat kita dikritik habis oleh audiens. Seorang public speaking harus bisa menaklukkan tantangan tersebut.
Menjadi buah bibir yang manis tentu sangat menyenangkan. Namun menjadi buah bibir yang pahit, akan terasa menyakitkan.
Belajar dari buah pala yang rasanya pahit, akan terasa manis jika kita bisa mengolahnya dengan baik. Sayur akan terasa hambar tanpa adanya garam. Begitu juga dengan meraih kesuksesan pasti ada jalan berliku dan beberapa cobaan yang turut mengikutinya.
Hikmah yang dapat saya ambil saat menerima kritikan adalah berusaha legowo, bersedia memaafkan, dan berusaha tidak mengulangi kesalahan pengucapan saat sedang melakukan zoom meeting atau saat kita sedang berbicara dengan orang lain.
Tentunya, ini pelajaran yang sangat berarti karena melalui ucapan yang tidak baik, akan melukai hati seseorang. Semoga kita dihindarkan dari perbuatan yang tidak menyenangkan.
Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan dan ujian. Seorang pemenang adalah bagaimana kita melewati perjuangan dan menaklukkan tantangan. Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup. Bagaimana bisa bertahan dari angin yang akan membuat kita roboh adalah sebuah tantangan tersediri.
Untuk yang telah melukai hati ini dengan ucapanmu, saya memaafkan dengan ikhlas. Jadikan pelajaran sebagai guru terbaik. Jangan melakukan hal itu lagi kepada orang lain. Cukup saya saja yang merasakan.
Terima kasih atas suport dari Omet, Bu Pipit, Bu Tini, Pak Asikin, Pak Dadan, Pak Hendi, Pak Totong, Pak Ganda, dan para kepsek lain yang telah memberikan motivasi sehingga saya bisa sekuat ini.
Manusia tak luput dari dosa. Sempurna hanya milik Allah. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik yang mau belajar dari kesalahan dan membuat kesalahan itu sebagai kekuatan baru untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Aminn.
|
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS
SEMAKIN TINGGI POHON SEMAKIN KENCANG ANGIN MENERPA. OLEH KARENA ITU AKARNYA HARUS KUAT SUPAYA TIDAK TUMBANG.