Aku dilahirkan dari keluarga sederhana. Aku lahir di Kota Lebak tepatnya 12 Agustus 1988. Aku menempuh pendidikan di SDN 2 Bintangresmi, SMPN 1 Cipanas, SMAN 1 Cipanas, dan alumni STKIP Setia Budhi Rangkasbitung Prodi Diksastrasiada, Jurusan Bahasa Indonesia.
Aku mempunyai seorang guru Bahasa Indonesia, Ibu Saroh Jarmin namanya. Aku sangat termotivasi dengan beliau. Ia selalu melingkari setiap tulisanku yang salah dengan pulpen berwara merah. Dari hal tersebut aku bermimpi ingin menjadi guru Bahasa Indonesia.
Aku tak menyangka bisa menerbitkan buku. Sebelumnya ini hanyalah sebuah mimpi yang telah berubah menjadi nyata. Hal yang dahulu terasa sulit, sekarang terasa mudah. Aku telah menemukan kuncinya. Ternyata menulis itu tidak sulit, yang sulit adalah memulai tulisan. Sempat ragu dan bertanya pada diri sendiri, apakah Aku bisa menerbitkan buku? Tanpa terasa, sudah 22 buku yang lahir baik itu buku solo maupun antologi.
Sebelum memulai buku solo atau buku yang ditulis sendiri, aku memulai tulisan dengan buku antologi. Buku antologi adalah buku yang ditulis secara bersama-sama dan prosesnya lebih cepat dibanding menulis sendiri.
Di dalam buku antologi, setiap peserta diberikan jatah tulisan kira-kira 3-5 halaman A4 yang kemudian diedit oleh tenaga editor yang profesional. Dari desain cover hingga biaya penerbitan, ditanggung secara gotong royong sehingga penulis tidak perlu pusing memikirkan proses kelahiran bukunya.
Ikut dalam beberapa Komunitas menulis juga sangat penting untuk menjaga konsistensi lahirnya sebuah buku. Naskah ini aku tulis sebagai naskah antologi ke-18 yang aku ikuti ketika memutuskan untuk gabung di Komunitas MESRA(Menulis Bersama) yang direkomendasikan Bu Titin Agustiningsih.
Dalam menerbitkan buku perlu koordinasi yang baik dengan pihak penerbit. Perlu komunikasi juga dengan kurator atau penanggungjawab buku antologi sehingga hak dan kewajiban si penulis bisa diterima dengan adil dan bijaksana. Aku mengetahuinya karena aku pernah menjadi seorang kurator yang bertanggungjawab atas lahirnya beberapa buku antologi yang mayoritas pesertanya adalah kelas belajar menulis Om Jay atau dikenal dengan Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Dengan mengikuti kelas ini lahirlah buku solo perdanaku dengan judul “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat.”
Pentingnya motivator dan inspirator orang terdekat dalam memotivasi diri untuk terus menggaungkan dunia literasi, itu semua tak luput dari dukungan Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau akrab disapa Bu Kanjeng.
Kedekatan dengan beliau membuatku semakin semangat dalam melahirkan beberapa buku selanjutnya. Sempat saat aku beberapa kali bertugas menjadi moderator di kelas Omjay, pengalaman tersebut aku abadikan supaya tidak hilang dalam buku yang berjudul “Kunci sukses menjadi moderator online.” Di dalam buku ini, aku meminta kata sambutan dari Dr. Ngainun Naim yang sangat andil dalam meningkatkan dunia literasiku.
Saat mengikuti lomba blog yang diadakan Om Jay dan PGRI selama 28 hari, momen special tersebut Akuabadikan menjadi buku solo ketiga yang berjudul “Blogger Inspiratif.” Di dalam buku tersebut berisi pengalaman ngeblog di YPTD selama 28 hari. Alhamdulillah, aku mendapatkan juara 1 lomba ngeblog ini dan memenangkan sejumlah uang dan Printer Epson L120.Pengalaman menjadi moderator, kurator, dan editor pun tak luput aku geluti.
Untuk pertama kalinya dengan percaya diri, aku mengubah naskah mentah novel Juminah, yang berjudul “Seindah Takdir Cinta” berubah menjadi novel yang enak untuk dibaca. Tidak terasa, jumlah novelnya mencapai 300 halaman dan isinya sangat menggugah jiwa.
Bagaimana tidak, seorang santri yang mengabdikan diri menjadi seorang devisa negara dengan menjadi TKI selama 5 tahun lamanya. Ia harus berjuang sebagai tulang punggung keluarga kaena Juminah adalah anak tertua di keluarganya. Haru biru perjalanan cinta Juminah pun akhirnya menemukan secercah harapan. Juminah pulang kampung dan menikah dengan lelaki yang pernah ia cintai semasa SMP.
Pengalaman akan hilang jika tidak dituliskan. Oleh karena itu aku membuat keputusan untuk menuliskan semua kisah yang aku alami sehingga bisa bermanfaat untuk orang lain. Bahagia rasanya jika tulisan yang kita anggap sederhana, namun memberi arti bagi sesama. Bahagia jika apa yang kita tulis, bisa memberikan kebaikan untuk orang lain. Bahagianya bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain.
Tulisan ini adalah bukti bahwa literasiku tidak akan berhenti sampai di sini. Mungkin saat ini, buku yang kutulis adalah buku yang ke-22. Namun, seiring berjalan waktu, aku yakin akan ada karya-karya berikutnya yang lahir suatu saat nanti.
Jika engkau ingin dikenal dunia maka menulislah. Maka, ikatlahlah ilmu dengan menuliskannya, biarlah tulisanmu menemui takdirnya. Menulislah hingga engkau dikenal seluruh dunia.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
#KarenaMenulisAkuAda(KMAA)
#Day9KMAAYPTDChallenge