Bagi seorang penulis pemula, mencari ide adalah hal yang sangat sulit. Namun, untuk sebagian orang yang hobi menulis seperti Om Jay, Bu Kanjeng, dan Pak Haji Thamrin, menulis adalah sebuah kebutuhan. Ketiga tokoh pegiat literasi tersebut pantas menyandang gelar Pahlawan Literasi karena mampu menggeliatkan dunia literasi di masa pandemi.
Dari Om Jay, saya belajar banyak hal. Bagaimana mencari ide tulisan dari apa yang dilihat, dialami, dan disukai. Lihatlah album foto Anda, pasti ada sebuah cerita di dalamnya. Ceritakan pengalaman yang kamu miliki, lalu tuliskanlah. Dari pengalaman menjadi moderator kelas menulis, akhirnya bermuara jadi sebuah buku.
Dari Bu Kanjeng, saya belajar untuk memupuk keberanian untuk menulis. Menulis bukan bakat tapi sebuah keterampilan yang harus diasah dengan menulis setiap hari. Perlu ketekunan dan butuh proses sehingga penulis memiliki ciri khas tulisan kita sendiri.
Bu Kanjeng pernah berkata, “Bu Aam bagai mutiara yang berkilau.” Beliau tahu persis bagaimana kisah lahirnya buku pertama saya sampai buku ke-25 yang mayoritas adalah buku antologi.
Dari Bu Kanjeng saya belajar mengasah diri untuk jadi kurator sekaligus editor. Tidak hanya itu, saya juga belajar bagaimana memupuk dan memotivasi diri untuk berkarya dalam dunia literasi.
Bu Kanjeng mengajarkan untuk menjadi orang besar tetapi tetap berhati besar. Mau berbagi dan tidak pelit ilmu. Bahagia selalu diberi motivasi dari orang hebat seperti Bu Kanjeng.
Dari Pak Haji Thamrin, saya belajar bagaimana cara merintis dan mendirikan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Pak Haji selalu berkata, Buku adalah mahkota seorang penulis. Bagaimana menyatukan ide yang berserak dan mengemasnya menjadi buku yang menarik.
Untuk memperingati hari ulang tahun YPTD yang pertama, program Karena Menulis Aku Ada(KMAA) yang mengharuskan peserta untuk memposting satu hari satu tulisan, sangat efektif dan antusias peserta cukup besar.
Ada sekitar 80 orang yang sudah mendaftarkan diri. Namun, pemenang yang sebenarnya adalah yang mampu menaklukan tantangan menulis setiap hari dengan jumlah 40 postingan yang dimulai sejak tanggal 21 Agustus sampai tanggal 30 September 2021.
Ada beberapa hambatan menulis yang saya alami. Begitu juga beberapa peserta lain yang memiliki segudang aktivitas lainnya. Pak Haji Thamrin memberikan kelonggaran, agar peserta bisa merapel postingan yang tertinggal. Keputusan ini sangat bijak sekali karena beliau tahu bahwa para peserta memiliki aktivitas lain yang harus mereka kerjakan.
Semoga semua peserta dapat menaklukan tantangan KMAA dan bukunya segera lahir dan berbuah manis. Teruslah menulis dan yakinlah bahwa kita semua adalah pemenangnya. Sejatinya, kita sudah menang karena bisa menaklukan rasa malas dan hambatan lain saat menulis. Mari berproses dari sekarang dan jadilah guru mulia karena karya.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS Mathla’ul Hidayah Cipanas
#KarenaMenulisAkuAda(KMAA)
#Day23KMAAYPTDChallenge