Merakit Impian puisi karya Afrianti

Fiksiana, Puisi39 Dilihat

Merakit Impian
Karya: Afrianti

Aku harus bangkit dan tidak diam
Merakit kembali impian
Merangkai puing-puing kehancuran
Menatap masa depan
Melangkah dengan keyakinan
Meski diawali secara perlahan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Terus berjalan ke depan
Tidak boleh larut dalam permasalahan
Apalagi sampai dirundung kesedihan
Yang berkepanjangan
Suatu hari nanti pasti ada jalan
Jika tetap komit pada kebenaran
Dan tidak patah karena tekanan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Dan tetap menegakkan kebenaran
Menghancurkan kezoliman
Aku tidak boleh menyerah pada keadaan
Atau salah dalam mengambil keputusan
Berjalan menyusuri tepian
Sampai menemukan keadilan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Kembali menyusun program
Demi mencipta sebuah kemajuan
Bergerak dan menggerakkan
Tugas adalah amanah dari Tuhan
Dan tak boleh diabaikan
Hanya karena seseorang yang ingin menghancurkan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Kemenangan adalah milik Tuhan
Bukan milik mereka yang tidak punya peri kemanusiaan
Yang tidak punya belas kasih sayang
Yang tidak punya perasaan
Yang tidak punya nilai juang

Aku harus bangkit dan tidak diam
Satu bulan telah aku lewati dengan penuh kesabaran
Kekuatan dan kemampuan dalam membuktikan kebenaran
Menggunakan seluruh kemampuan
Meski dalam tekanan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Sampai bukti kebenaran ada di tangan
Dan tidak patah arang dalam penantian
Inilah dilematika yang perlu diperjuangkan
Memperkuat pertahanan
Tidak terpengaruh dengan berbagai desakan
Termasuk pengaduan atas pencemaran

Aku harus bangkit dan tidak diam
Tidak boleh terprovokasi oleh kenyataan
Pengajuan pencemaran nama baik perlu pertimbangan
Memaafkan semua kesalahan jauh lebih baik dari pada pembalasan
Meski bermaksud untuk memberikan pelajaran

Aku harus bangkit dan tidak diam
Mereka juga punya kehidupan
Keluarga dan juga masa depan
Apa yang aku harapkan jika mereka semua aku adukan?
Apa yang aku dapatkan jika mereka ditahan sebagai hukuman?
Apa aku bisa tenang dan nyaman?
Jika mereka terpisah dari keluarga dan kehilangan pekerjaan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Tidak ada yang bisa menerima perlakuan
Yang sangat keterlaluan
Jika aku bekerja mengharap keridhoan
Kenapa harus mengotori tangan dengan pembalasan?
Bukankah itu perbuatan yang tidak disenangi Tuhan

Aku harus bangkit dan tidak diam
Melepas sesuatu dengan ketulusan
Mungkin lebih baik dari tetap bertahan
Yang mungkin sudah tidak ada kebarokahan
Kepada Alloh aku pasrahkan
Yang terbaik untuk dilakukan

Tinggalkan Balasan