Renungan
Karya: Afrianti
Renungan diri
Entah apa yang kini terjadi
Meluluhlantakkan kepingan hati
Memupus semua mimpi
Menghapus jati diri
Seakan sedang menghadapi sebuah kompetisi
Pentas politik para petinggi
Entah apa yang kini terjadi
Selalu saja membawa nama Afrianti
Ada apa dengan Afrianti?
Haruskah aku tangisi semua yang terjadi?
Agar hilang beban di hati
Entah apa yang kini terjadi
Setiap mendengar nama Afrianti
Langsung emosi dan memaki
Sampai kini di benaknya Afrianti harus mutasi
Kata-katanya sungguh merobek hati
Menodai hak azasi
Entah apa yang kini terjadi
Aku Afrianti tidak mengerti
Peristiwa ini terasa mengiris sanubari
Membunuh harapan untuk kembali meraih prestasi
Menghancurleburkan keinginan bekerja dengan dedikasi tinggi
Entah apa yang kini terjadi
Begitu besar rasa benci
Sampai kini belum berhenti
Sembilu itu menoreh kembali
Tak cukup satu kali
Kini menggunakan belati
Menancap langsung di jantung hati
Di antara hidup dan mati
Entah apa yang kini terjadi
Kurenungi nasib diri
Mengapa mereka membeci?
Kenapa harus pada Afrianti?
Tanpa saling mengenal diri
Bisa membenci tanpa alasan pasti
Entah apa yang kini terjadi
Tapi, berani sekali
Memaksaku untuk mengakui
Kesalahan yang tak kulakukan
Mengancam dan intimidasi
Entah apa yang kini terjadi
Dia memberikan penawaran tinggi
Barter kursi vs harga diri
Mungkin menurutnya kursi lebih berarti dari harga diri
Pantaskah disebut petinggi?
Seharusnya petinggi mengayomi
Tapi kini malah menyakiti
Entah apa yang kini terjadi
Seakan tersaingi oleh Afrianti
Ataukah berharap pundi-pundi
Yang tak kunjung menghampiri
Tidakkah malu pada diri sendiri
Menuduh tanpa bukti
Para saksi juga dari yang tak memiliki dedikasi
Entah apa yang kini terjadi
Membuat perangkap sendiri
Dan berharap surat dari Afrianti
Sebagai pagar diri
Wah, hebat sekali strategi yang dipakai
Entah apa yang kini terjadi
Seakan berebut sebuah kursi
Kalau dikaji tak masuk akal sekali
Apa dia yang akan mengisi?
Kursi Kepala Sekolah Dasar lagi
Berharap kursi atau pundi
Nah…ini…
Entah apa yang kini terjadi
Afrianti semakin tak memahami
Dilema politik atau apa lagi
Sungguh berani, seakan tak punya iman dalam diri
Memfitnah dan tidak menyesali
Tetapi malah melimpah tanggung jawab kepada Afrianti
Entah apa yang kini terjadi
Begitu nekad dan sangat percaya diri
Seakan yang punya dan menguasai seluruh pelosok negeri
Setiap orang ingin dikuasai
Jika menentang mesti disakiti
Entah apa yang kini terjadi
Biarlah itu menjadi rahasia Illahi Robbi
Alloh lebih mengetahui
Yang akan dihadapi oleh setiap diri