HANTU TERMINATOR AL IANAH
Saat itu aku masih SMP di kota kecil Cianjur. Sedang nakal nakalnya. Tiap malam sering keluyuran main sampai larut malam. Paling cepat pulang jam 10 malam.
Sekarang saja jam 9 malam daerahku sudah sepi,apalagi dulu waktu SMP. Magrib saja sudah hampir kaya kota mati. Magrib, anak anak masuk ngaji di mesjid atau masuk rumah. Ga ada anak anak baik yang keluyuran malam saat itu.
Nah seperti biasa, si Rubiyanto, sohib nakalku ngajak main lagi. Lepas magrib kitapun main ke rumah teman di daerah Salakopi. Kami berjalan kaki melewati daerah Kaum yang gelap.
Ngobrol ngaler ngidul, ga terasa udah hampir tengah malam. Kamipun pulang. Rutenya masih sama seperti saat datang. Potong kompas melewati daerah Kaum.
Sebenarnya jalan Kaum saat itu cukup angker. Gelap dan banyak pohon besar. Ada satu pohon yang spesial disana. Pohon randu yang sangat besar. Saya sering denger cerita katanya ada hantu di pohon itu.
Katanya ada mahluk hitam berdiri di bawah pohon itu. Katanya juga disana sering terlihat kuntilanak nongkrong diatas pohon. Ah macam macam lah ceritanya.
Kami mengobrol sambil sesekali ketawa ngakak untuk menghilangkan takut. Setelah berjalan tidak terlalu jauh dari rumah teman, kami berduapun masuk daerah Kaum.
Jalan Kaum saat itu cukup gelap. Udara dingin membuat suasana makin bikin mencekam. Hanya suara burung Koreak yang terdengar di kejauhan.
Saya masih ingat saya aga malas masuk ke daerah Kaum.Aga takut lah sebenarnya mah tapi daripada jalan melambung, lebih aman dan lebih cepat lewat Kaum.
Sambil terus bercanda kami berjalan dan tepat dibawah pohon itu, tiba tiba ada yang menyiram kami. Kaget, kami berduapun berhenti.
“Eh air darimana ini?”tanyaku.
” Dari atas pohon kayanya.” jawab si Ruby sambil mendongak ke atas pohon.
Aneh, airnya cukup banyak kaya disiram gayung. Tapi ga ada hujan. Apa mungkin orang iseng menyiram air karena terganggu mendengar kami tertawa tawa.
Tapi airnya jelas dari atas karena yang kena rambut kami dulu. Ga mungkin orang menyiram dari pinggir karena pasti badan kamipun basah kena air. Ini mah hanya kepala dan pundak kami yang basahnya.
Kami masih diam di bawah pohon. Nengok kesana kemari sibuk mencari sumber siraman.
Tiba tiba kami berdua disiram air lagi. Kena kepala lagi. Dari atas pohon! Spontan kami mendongak ke atas pohon lagi. Saya tak melihat apapun.
Si Ruby tiba tiba tersentak kaget dan lari kencang sambil berteriak,
“Hantuuu….Hantuu…Lariii”
Saya kaget dan mendongak melihat ke atas pohon tapi ga melihat apapun. Tapi saya lihat si Ruby makin jauh. Saya sendirian di bawah pohon besar angker itu!
Sayapun segera lari menyusul. Insting saya merasa ada sesuatu yang mengejar kami. Saya lari sekencang mungkin tanpa berani melihat ke belakang.
Badan saya cukup gempal. Si Rubi mah kurus. Kalau dalam kondisi normal mah ga bakal bisa menang lawan si Ruby.
Tapi karena yakin yang mengejar makin dekat maka keluarlah kekuatan rahasia saya. Ajaib, saya bisa melewati si Ruby yang udah lari jauh di depan.
Ketika saya melewatinya, si Ruby menoleh kaget.
“Wooyy …Tungguuuu…oooyy ..tunggu…jangan ninggalin” katanya.
Kampret tadi dia lari duluan ninggalin saya. Sekarang dia ga mau ditinggal.
Dia berusaha menarik tangan saya. Saya berkelit dan terus berlari.Mana mau saya berhenti waktu dikejar hantu.
Saya tetap lari sekencang-kencangnya. Jadinya kami kaya Tom n Jerry. Kalau si Ruby mendekat saya tambah kecepatan.
Kami berlomba di posisi paling depan.
Pokoknya kalaupun ada yang ditangkap setan biarlah si Ruby orangnya fikir saya. Pasti si Ruby juga berfikiran sama.
Saya lari jauh di depan. Kaki terasa ga menginjak tanah. Kami bukan lagi adu lari dengan setan jahat itu, tapi berusaha agar salah seorang dari kami di belakang biar ditangkap setan jahat itu.
Kami berlari sekitar 300meter sampai dekat mesjid Agung Cianjur. Kami berebutan berbelok ke gang sempit samping mesjid.
Tepat di belakang tembok mimbar kami berhenti. Sambil tersengal saya tanya si Ruby ,
” Ada… ada apa tadi?” tanya saya.
“Ada hantu…Ada hantu di pohon itu”jawab si Ruby.
“Ah saya ga lihat…” bantah saya.
” Trus kenapa kamu lari? ” balik si Ruby.
Saya ga jawab. Iya saya juga merasa ada yang mengejar.
Kamipun beristirahat di tembok tempat mimbar mesjid. Saat itu tempat mimbarnya berbentuk setengah lingkaran menjorok ke gang dan ada dudukan tembok yang bisa dipakai duduk.
Kami duduk disana. Tepat ketika saya menoleh ke arah jalan masuk gang saya melihat ada sesosok mahluk lari berbelok. Bentuknya seperti manusia. Hanya badannya seperti air. Transparan gitu. Persis kaya makhluk alien di Film Predator.
Jelas sekali terlihat dia lari berbelok masuk gang tempat kami istirahat.Mahluk yang tadi mengejar kami!!! Dia mengejar kami lagi!!!
Kami kaget bukan kepalang. Tanpa dikomando, spontan kami lari. Bener bener ini mah lari dikejar setan.
Parahnya gang itu cukup sempit. Jadinya kami berebutan lari paling depan.
Saya bener bener ga berani melihat. Saya sangat takut. Pokoknya lari sekencang-kencangnya jangan sampai ditangkap makhluk itu!
Saya kesetanan lari ke arah rumah. Jaraknya cukup jauh sekitar 500 meter. Saya melesat meninggalkan si Ruby. Asli aneh sekali ternyata saya bisa lari cepat.
Di depan gang rumah kami berhenti.Lampu pinggir jalan menyorot wajah kami yang pucat pasi. Keringat membanjiri badan, dan lutut masih terasa gemetaran.
Kami menunggu makhluk itu tapi ga terlihat lagi. Kami memutuskan segera pulang ke rumah masing masing.
Hanya saja rumah si Ruby masih jauh. Dia minta saya mengantar pulang ke rumahnya. Ogah saya bilang. Lha nanti saya pulang sendiri dong.
Akhirnya setengah berlari si Ruby pulang sendiri. Sayapun segera pulang ke rumah.Besoknya ketika ketemu di sekolah di Ruby cerita kalau dia masih diikutin sampai rumah oleh hantu predator itu.
Haduuh untung ga ngikutin saya…