HIDUPKU BEGINI AMAT YA??!

Terbaru110 Dilihat

Pernah ga kita ngalamin mau ngegolin projek besar tapi rasanya kok susah. Nyari invesan gagal terus.Jual rumah ga laku-laku. Pernah? Nyesek dan bikin pusing kan?

Padahal kalau proyek itu gol,kita akan punya modal buka bisnis.
Coba kalau dapat invesan pasti bisnis kita makin besar
Niatnya kalau rumah laku uangnya akan kita pakai bayar utang KPR.

Pasti kita pernah mengalami hal ini. Ketika keinginan menggebu tapi progres malah jalan di tempat. Kita bermimpi menjadi orang kaya dermawan tapi kok rezeki rasanya kok ga ada nambah ya. Ibadah udah, berdoa udah, sedekah udah, semuanya dah dilakukan tapi kok impian ga pernah tercapai.

Kenapa ya?

Untuk menjawabnya saya mau kasih cerita nih.

Seorang teman pengusaha menerima order alat kampanye. Milyaran. Setelah melakukan persiapan,singkat kata order tersebut dikerjakan.

Ternyata ditengah jalan timbul masalah. Rekanan produksi yang ditunjuk tidak melakukan kewajiban yang disepakati. Akhirnya sampai limit waktu terakhir order masih belum selesai juga. Pengusaha tadi akhirnya bermasalah dengan hukum dan menderita kerugian yang sangat besar.

Jauh di jaman Nabi SAW ada seorang sahabat yang meminta Nabi mendoakannya agar kaya raya. Karena sahabat itu terus mendesak Beliau, maka Beliau pun mendoakan lelaki tersebut.

Allah pun menjawab doa itu. Dalam berjalannya waktu sahabat itu menjadi kaya raya. Sayangnya setahap demi setahap sahabat itu meninggalkan ibadah yang dulu sering dilakukannya.

Mulai dari.kesiangan berjamaah di mesjid, lalu bertambah dengan jarang datang ke mesjid. Shalat seminggu sekali ketika shalat Jumat. Bahkan setahun sekali di waktu Idul Fitri.

Bisnis memalingkan dia dari ibadah mahdhah yang biasa dia lakukan. Setan memalingkan dia dari kenikmatan abadi di Akherat karena mengejar kenikmatan dunia sesaat.

Nah dari cerita diatas kita bisa menarik kesimpulan mengapa nasib kita belum berubah juga, mengapa rezeki kita masih seret juga.

Boleh jadi kemampuan kita belum cukup kuat untuk mengerjakan proyek yang kita kejar. Saya ingat dulu waktu awal ikut mentoring bisnis tahun 2004. Saat itu seorang teman newbie mengatakan bahwa dia berpeluang mendapat proyek senilai 10 milyar.

Mentor bisnis saya saat itu melarangnya menerima proyek itu. Dia mewanti wanti jika kita belum pernah menggarap bisnis sebesar 100 juta jangan pernah kita ambil proyek senilai 500 juta.

Jika kita belum pernah menjalankan proyek senilai 1 milyar dengan sukses jangan pernah berani mengambil proyek senilai 10 milyar. Potensi gagalnya sangat besar karena kita masuk ke rimba raya yang belum dikenal dan difahami.

Besaran bisnis itu berjenjang. Mulai dengan menggarap bisnis dibawah 10 juta dulu. Lalu naik dibawah 100 juta. Jika berhasil mulailah ambil proyek dibawah 1milyar, 5 milyar,10 milyar,100 milyar,1 trilyun. Seterusnya makin besar dan makin besar lagi.

Hikmah kedua yang bisa kita petik adalah bagi seorang muslim kesuksesan dunia haruslah menjadi bekal dan batu loncatan meraih kesuksesan di Akherat.

Setiap pertambahan omzet harusnya menjadi penambah syukur dan ibadah kita. Semakin besar proyek yang kita garap berarti semakin besar pula zakat shodaqoh yang kita keluarkan.
Semakin banyak prestasi yang kita dapat,semakin rajin kita beribadah. Semakin banyak harta yang kita dapat semakin banyak pula yang menikmati harta itu.

Kalau ternyata kesuksesan dunia akan membuat celaka maka Allah akan menghalangi kesuksesan itu kita dapat.

Jika kenaikan omzet malah melalaikan kita dari membayar zakat shadaqah maka pasti Allah akan turunkan lagi omzet kita.

Jika bertambahnya cabang bisnis malah akan menghalangi kita dari shalat berjamaah maka cabang2 itu satu persatu akan tutup.

Mengapa?

Karena Allah ingin agar dunia ini menjadi bekal kita ke surga.
Allah tak ingin kita celaka terjebak dunia. Itulah sebabnya Allah tahan dulu dunia dari kita.

Faham ya?

Nah mungkin kalau sekarang kita mengalami hal hal seperti diatas berarti Allah lagi sayang Ama kita. Allah ingin kita bebenah memperbaiki diri.

Jika shalat kita masih telat telat maka mulai sekarang kita harus pergi ke mesjid berjamaah disana.

Jika sekarang kita masih itung itungan bersedekah, mulai sekarang jangan menahan hak orang lain lagi.

Juga, jika sekarang kapasitas dan kualitas diri kita masih rendah selalulah upgrade diri lebih tinggi agar kita mampu menunaikan amanah proyek yang lebih besar.

Jika ilmu kita masih terbatas maka segera kita mencari dan menaikan level keilmuan agar kita siap menerima amanah yang lebih tinggi lagi.

Siap?

Tinggalkan Balasan