SECERCAH HARAPAN_Untung Sakit

Fiksiana22 Dilihat

Sumber: https://www.tabloidbintang.com/berita/gosip/read/85030/fenita-arie-tersiram-air-panas-dilarikan-ke-rumah-sakit
Sumber: https://www.tabloidbintang.com/berita/gosip/read/85030/fenita-arie-tersiram-air-panas-dilarikan-ke-rumah-sakit

Sudah hampir tiga hari Amir dan teman-temannya belum bisa mengganti kipas angin kelas yang rusak. Rusaknya kipas karena tertendang bola yang dimainkan di dalam kelas. Padahal sekolah melarang keras bermain bola di dalam ruang kelas.

Pak Jinan selaku wali kelas mereka sudah mengetahui hal tersebut. Amir dan teman-temannya sudah berjanji akan mengganti dalam dua hari lagi. Ia  bersepakat dengan teman-temannya iuran membeli kipas angin yang baru. Pak Jinan akan memberi sanksi jika dalam dua hari belum terpenuhi.

“Waduh! Vina kok sudah dua hari ini tidak masuk ya”, gumam Amir dalam hati khawatir kalau Pak Jinan akan memberi hukuman. Vina pindah ke kelas Amir karena ada masalah dengan temannya.

Sudah hampir dua hari Vina tidak masuk sekolah. Ia lagi sakit diare dan butuh istirahat. Padahal uang iuran untuk kipas angin dibawa dia. Teman-temannya meminta Vina membelikan kipasnya dan dibawa ke sekolah untuk siap dipasang.

“Mir! Gimana nih, nanti ada waktunya Pak Jinan”, sapa Agus yang berjalan di belakang Amir dari kantin.

“Tak kira hari ini Vina masuk, eee malah masih istirahat di rumah”, ucap Amir dengan wajah cemberut.

“Berarti nanti habis ini kita siap-siap menerima hukuman dari Pak Jinan”, kata Agus sambil berjalan di samping Amir.

Bel masuk kembali telah berbunyi. Bel berbunyi sebagai tanda kalau waktu istirahat telah selesai. Semua siswa masuk ke ruang kelas masing-masing. Tak ketinggalan pula Amir dan teman-temannya siap di kelas mengikuti pelajaran berikutnya. Mereka semua khawatir gemetar kalau akan mendapat hukuman dari wali kelasnya karena belum bisa memenuhi janji mengganti kipas angin yang rusak.

Dari kejauhan seorang lelaki berpakain batik melangkah ke kelas Amir. Beliau adalah Pak Jinan guru mata pelajaran penjaskes dan wali kelas mereka.

Pak Jinan masuk menyampaikan salam dan sapa ke siswanya. Amir dan teman-temannya sudah berpakaian olah raga. Biasanya Pak Jinan memberi pengarahan sedikit di kelas sebelum semua siswa keluar melaksanakan olah raga.

“Lho! Kok belum diganti”, kata Pak Jinan kaget melihat kipas angin yang rusak belum diganti. “Padahal anak-anak sudah berjanji dalam dua hari akan diganti”, lanjut beliau mengingatkan.

Pak Jinan sebelumnya mengatakan kalau tidak bisa terpenuhi dalam dua hari, maka akan ada konsekuensi yang diterima.

Semua siswa diminta keluar ruangan oleh Pak Jinan. Amir bersama-sama temannya menuju ke lapangan. Mereka berbaris menghadap Pak Jinan.

“Anak-anak hari ini akan ada sesuatu”, Pak Jinan mengawali pembicaraan.

Amir dan teman-temannya penasaran apa yang akan diterima dari Pak Jinan.

“Karena anak-anak sudah melanggar janji, maka hukumannya membersihkan WC”, lanjutnya.

Amir dan teman-temannya dengan rasa penyesalan melaksanakan konsekuensi tersebut. Sebenarnya kipas yang baru sudah dibelikan Vina. Vina sudah dua hari sakit tidak masuk sekolah.

Amir segera menuju WC dengan membawa alat-alat gosok. Semuanya saling bahu-membahu tanpa menyalahkan satu sama lain bergerak membersihkan WC. Di sela-sela kerja membersihkan WC, Amir dan Agus saling bercakap-cakap tentang Vina.

“Mir! Ayo nanti kita mampir ke rumah Vina”, kata Agus sambil menggosok kamar mandi dengan sikat.

“Oke! Kita lihat kabar dia”, sambut Amir yang juga lagi menyikat WC.

Setelah hampir dua jam melaksanakan hukuman, siswa diminta membersihkan diri untuk mengikuti materi selanjutnya sampai pulang sekolah.

Sepulang sekolah Amir dan Agus melaksanakan janjinya berkunjung ke rumah Vina. Amir naik sepeda motor mengikuti Agus dari belakang yang naik sepeda.

Sesampainya di rumah Vina mereka memarkir kendaraannya di halaman rumah.

Amir berjalan diikuti Agus menuju pintu depan. Mereka mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Dari dalam Vina berjalan membukakan pintunya sambil menjawab salam mereka.

Vina mempersilahkan mereka duduk di kursi tamu. Vina langsung ke dalam mengambil hidangan dan minuman.

“Enak kamu Vin! Kata Amir sambil membetulkan posisi duduknya.

“Enak apa? Tanya Vina sambil meletakkan hidangan dan minuman di meja tamu.

“Tadi kita dihukum Pak Jinan”, kata Agus menjawab pertanyaan Vina.

“Hhhh! Untung sakit”, ucap Vina sambil tertawa lirih. “Tapi alhamdulillah sekarang saya sudah enak”, lanjutnya.

Vina meminta maaf karena telah membuat teman sekelasnya mendapat hukuman dari wali kelasnya.

“Sebenarnya sudah saya belikan kipasnya, tinggal masang saja”, kata Vina. Vina langsung masuk ke dalam ruma. Dari dalam ia muncul sambil membawa kipas yang ia telah dibeli.

“Ya, untung kamu sakit, sakit membawa berkah”, kata Amir menyindir Vina.

“Apa kamu bawa kipasnya? Pinta Vina ke Amir.

Amir menyetujui usulan Vina tersebut. Ia dan Agus langsung pamit pulang menuju rumah masing-masing.

Setelah temannya pulang, Vina sedikit gembira tidak mendapat hukuman. Tapi ada rasa penyesalan dalam dirinya atas ketidakhadirannya di sekolah.

Kalau hari ini dia memaksakan masuk, maka dia akan kambuh lagi. Masih butuh istirahat sehari.

 

Salam Literasi,

AHSANUDDIN, S.Pd, M.MPd

Tinggalkan Balasan