Sistem Gerak Manusia

Edukasi148 Dilihat

Sistem Gerak Manusia

Manusia bergerak menggunakan otot sebagai alat gerak aktif dan rangka sebagai alat gerak pasif.

  1. Fungsi Rangka

Rangka berfungsi :

  • Sebagai alat gerak pasif,
  • Menegakkan tubuh,
  • Memberi bentuk tubuh,
  • Melindungi organ-organ tubuh yang penting,
  • Sebagai tempat melekatnya otot,
  • Sebagai tempat pembentukan sel darah,
  • Sebagai tempat penimbunan mineral

2. Rangka manusia

Susunan rangka manusia dibagi atas bagian tengkorak, bagian badan, dan bagian anggota gerak.

 

3.Macam-Macam Tulang

  • Menurut jaringan penyusun dan sifat-sifatnya, tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
  1. Tulang rawan

Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondroblas. Kondroblas mengandung matriks yang disebut kondrin. Kondroblas terdapat dalam ruangan yang disebut lakuna. Kondroblas yang tidak aktif disebut kondrosit (sel tulang rawan).

Tulang rawan memiliki tiga tipe, yaitu hialin, fibrosa, dan elastis.
1) Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin bersifat lentur, semi transparan, dan berwarna putih kebiruan. Tulang rawan ini merupakan penyusun rangka embrio yang akan berkembang menjadi tulang keras. Selain pada embrio, tulang rawan hialin juga terdapat pada sendi gerak ujung tulang rusuk, hidung, bronki, dan trakea.
2) Tulang rawan fibrosa
Tulang rawan fibrosa memiliki banyak serabut kolagen dalam matriks. Matriksnya berwarna keruh dan gelap, serta kuat dan kaku. Tulang rawan brosa terdapat pada tendon dan ligamen.
3) Tulang rawan elastis 
Tulang rawan elastis berwarna kekuningan. Matriksnya mengandung serabut elastis. Tulang rawan elastis terdapat pada daun telinga.

  1. Tulang keras (osteon)

Osteoblas pada lakuna yang menjadi tidak aktif disebut osteosit (sel tulang). Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya, dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam kanalikuli, terdapt sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.

Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tulang kompak dan tulang spons (tulang berongga). Tulang kompak (tulang padat) mempunyai matriks tulang yang rapat dan padat, contohnya tulang pipa. Tulang spons matriksnya berongga. Rongga pada tulang spons diisi oleh jaringan sumsum tulang.

  • Menurut bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang pipa.
  1. Tulang pipih

Tulang pipih berbentuk gepeng memipih dan memiliki dua lapisan tulang kompak. Contohnya tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.

  1. Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk seperti kubus, atau pendek tidak beraturan. Contohnya tulang telapak tangan dan kaki serta ruas-ruas tulang belakang.

  1. Tulang pipa (tulang panjang)

Tulang pipa berbentuk seperti tabung, kedua  ujungnya bulat, dan bagian tengahnya silindris (diafisis). Contohnya tulang paha, tungkai bawah dan tungkai atas.

Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

  • Epifisis : bagian ujung tulang yang terdiri atas tulang rawan
  • Diafisis : bagian tengah yang memanjang dan memiliki rongga berisi sumsum tulang di pusatnya.
  • Cakra epifisis : bagian sempit di antara epifisis dan diafisis, terdiri atas tulang rawan yang kaya akan osteoblas
  1. Hubungan antartulang

Hubungan antartulang disebut artikulasi. Hubungan antartulang yang memungkinkan pergerakan disebut persendian. Sendi merupakan tempat dua tulang bertemu (penghubung antartulang). Tulang di dalam tubuh dihubungkan oleh tulang rawan dan ligamen.

Di dalam tubuh terdapat cairan yang disebut dengan cairan sinovial. cairan ini berfungsi untuk melumasi sendi dan bertindak sebagai media nutrisi menjaga tulang rawan. Seseorang akan rentan mengalami gangguan sendi ketika salah satu dari bagian tersebut terganggung.

Macam-macam sendi:

  • Berdasarkan sifat gerakannya, ada tida macam sendi, yaitu:
  1. Sendi mati (sinartrosis), merupakan sendi yang tidak bisa bergerak. Contoh: sendi yang terdapat pada tulang tengkorak.
  2. Sendi kaku (amfiartrosis), merupakan sendi yang masih dapat digerakkan digerakkan meski gerakannya terbatas. Contoh: sendi yang terdapat pada tulang antarruas tulang belakang dan tulang rusuk.
  3. Sendi gerak (diartrosis), merupakan sendi yang dapat digerakkan secara leluasa.
  • Berdasarkan arah gerakannya, ada enam macam sendi, yaitu:
  1. Sendi geser (plane). Sendi ini memungkinkan gerakan antara tulang yang satu menggeser yang lain. Contoh: sendi pada ruas tulang belakang.
  2. Sendi engsel (hinge), merupakan sendi yang memungkinkan terjadinya pergerakan satu arah saja. Biasanya, sendi engsel hanya bisa diluruskan atau ditekuk. Contoh: sendi antara tulang paha dengan tulang betis, sendi antara tulang lengan dengan tulang hasta.
  3. Sendi gulung (condylar). Sendi ini memungkinkan tubuh untuk melakukan gerak rotasi pada poros, tapi gerakannya terbatas. Contoh: hubungan antara tulang hasta dan pengumpil.
  4. Sendi putar (pivot), merupakan salah satu sendi yang gerakan salah satu ujung tulangnya mengitari atau membuat gerakan berputar pada ujung tulang lain. Sendi inilah yang membuat kepala kita bisa berputar dengan enak. Contoh: sendi antara tulang tengkorak dengan atlas, sendi antara tulang hasta dengan tulang pengumpil.
  5. Sendi peluru (ball and socket), merupakan sendi yang bisa bergerak ke segala arah. Bentuknya mirip bola dan tulang seperti mangkuk. Contoh: sendi antara gelang bahu dengan tulang lengan atas, sendi antara gelang panggul dengan tulang paha.
  6. Sendi pelana (saddle), sendi ini mampu bergerak ke samping dan depan, atau membuat gerakan dua arah. Contoh: sendi pada ibu jari tangan, sendi antara tulang pergelangan tangan dengan tulang tapak tangan.

 

Otot

Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.

  1. Macam-macam otot

Otot terdiri dari tiga macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung

Perbedaan antara otot lurik, otot polos, serta otot jantung :

 

 

 

  1. Sifat kerja otot
  • Antagonis, yaitu kerja 2 otot secara berlawanan. Jika yang satu berkontraksi, otot yang lain mengalami relaksasi. Contohnya sbb :
  1. Pronasi dan supinasi pada telapak tangan ketika menelungkup dan menengadah.
  2. Fleksi dan ekstensi pada sendi dan lutut
  3. Abduksi dan adduksi pada sendi pangkal lengan atas dan sendi pangkal paha
  4. Depresi dan elevasi ketika kepala menunduk dan menengadah.
  • Sinergis, yaitu otot yang bekerja bersamaan. Contohnya adalah otot pronator teres dan otot pronata kuadratus pada telapak tangan.
  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem gerak
  • Genetik, kondisi sistem gerak dipengaruhi oleh faktor keturunan
  • Nutrisi, asupan makanan sangat berpengaruh pada kekuatan dan ketahanan sistem gerak, terutama asupan kalsium, fosfat, protein, vitamin A, dan vitamin D.
  • Hormon, beberapa jenis hormon mempengaruhi sistem gerak, seperti hormon paratiroid, tirokalsitonin, somatotropin, dan tiroksin.
  1. Gangguan dan kelainan sistem gerak
  • Gangguan dan kelainan tulang sbb :
  1. Lordosis : tulang belakang membengkok ke depan.
  2. Kifosis : tulang belakang membengkok ke belakang.
  3. Skoliosis : tulang belakang membengkok ke kiri atau ke kanan
  4. Rakitis/Riketsia : kaki bengkok berbentuk O atau X (kekurangan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium dan forfor).
  5. Osteoporosis : tulang keropos (kekurangan kalsium). Umumnya terjadi pada orang dewasa dan tua.
  6. Fraktura : patah tulang
  • Gangguan pada persendian :
  1. Artritis sika : sendi kering
  2. Dislokasi : sendi bergeser
  3. Artritis eksudatif : sendi bernanah
  4. Ankilosis : sendi menyatu sehingga tidak bisa digerakkan
  • Gangguan dan kelainan otot :
  1. Tetanus, kelaian otot yang tegang terus menerus akibat racun bakteri
  2. Atrofi, mengecilnya otot akibat serangan virus polio atau karena otot tidak difungsikan lagi untuk bergerak akibat lumpuh
  3. Kaku leher (stiff), kelainan yang terjadi karena gerak hentakan yang menyebabkan otot trapesius meradang.
  4. Kram, kelaian otot yang terjadi karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga otot menjadi kejang.
  5. Keseleo (terkilir), kelainan otot yang terjadi jika gerak sinergis salah satu otot bekerja berlawanan arah.
  • Upaya menjaga kesehatan sistem gerak pada manusia
    1. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung kalsium, misalnya susu, kangkung, kedelai dan olahannya, ikan salmon, kacang almond, dan brokoli.
    2. Berjemur pada sinar matahari pagi karena sinarnya sangat baik untuk membantu pembentukan vitamin D yang sangat penting dalam penyerapan kalsium dalam makanan.
    3. Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, misalnya telur, produk olahan kedelai, minyak ikan, ikan berlemak, hati sapi, dan udang.
    4. Melakukan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya. Misalnya jalan kaki, jogging
    5. Menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah, misalnya duduk dengan cara yang benar.

 

Salam Literasi,

AHSANUDDIN, S.Pd, M.MPd

Tinggalkan Balasan