Assalamualaikum,saya Annisa Rachmanur Faradilla Sunjaya dari tingkat 2b. Saya akan menceritakan pengalaman ibu saya yang terkena batu ginjal.
Pada tahun 2018,ibu ku mengeluh pinggangnya terasa nyeri hebat hingga akhinya kita memutuskan pergi ke salah satu RS terdekat untuk mengetahui penyebab dari nyerinya tersebut. Ketika itu ibuku sedang mengandung 6 bulan,yang kami khawatirkan adalah bayi yang dikandung nya. Tetapi hasil pemeriksaan semua baik baik saja,dokter bilang memang biasa nyeri itu terjadi ketika masa kehamilan semakin membesar. Ibuku diberi obat untuk anti nyeri dan nyerinya mereda,setelah itu tidak terasa nyeri hebat lagi.
Tetapi,april 2019 nyerinya terasa lagi hingga ia tidak bisa bangun dan keluar keringat dingin saat itu. Karna melihat kondisinya yang lemas dan tampak sangat kesakitan,kami membawanya ke IGD RS POLRI KRAMAT JATI. Ibuku rawat inap dan melakukan cek laboratorium,USG ginjal,dan CT SCAN,ketika hasil CT SCAN sudah ada dokter bilang terdapat batu ginjal di ginjal bagian kiri dan dokter menyatakan harus operasi karena ukurannya sudah cukup besar.
Dengan berbagai pertimbangan ibuku menolak untuk melakukan operasi karena adikku masih berusia 7 bulan dan masih ASI. Setelah beerapa hari dirawat dokter mengizinkan ibuku untuk pulang dan memberi saran menggukan obat tradisional seperti kumis kucing. Tetapi saat itu kita kesulitan menemukan tanaman kumis kucing,akhirnya kita ke apotek dan diberikan obat Batugin. Setelah beberapa hari ibuku mengkonsumsi obat tersebut,ASI nya tidak keluar dan kita konsul ke dokter ternyata dokter bilang obatnya tidak boleh untuk ibu menyusui.
Dengan begitu,ibuku akhirnya mau menjalakan operasi dan kami langsung ke RS. Pada tanggal 6 Mei 2019 ibuku menjalankan operasi batu ginjal. Sekitar 1,5jam ia berada di ruang operasi,akhirnya ia selesai menjalankan operasi dan batu ginjanya sudah diangkat dengan ukuran yang cukup besar.
Setelah menjalankan operasi ibuku meringis kesakitan,setelah dilihat ternyata luka beka operasinya mngeluarkan darah yang begitu banyak. Kita langsung memanggil perawat dan perawat tersebut mengganti balutan perbannya,setelah itu ibuku terlihat lebih nyaman dan tidak lagi meringis kesakitan. Tetapi beberapa jam kemudian lukanya kembali mengelurkan darah,bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Karna sudah larut malam perawat bilang besok pagi dokter akan memeriksa kenapa lukanya terus mengeluarkan darah.
Keesokan harinya,dokter datang visit dan ia terkejut melihat darah yang terus mengalir dari luka operasinya. Dokter membuka balutan perbannya dan di cek lukanya tenyata jahitannya masih ada yang regang sehingga darahnya terus menetes. Dokter menyarankan untuk jait ulang, dan kemudian langsung masuk ruang operasi lagi untuk jahit ulang.
Sejak itu darahnya sudah tak mengalir lagi dan 2 hari kemudain ibuku diperbolehkan untuk pulang dengan dibekali beberapa obat. Dokterpun menyarankan untuk banyak minum,makan makanan bergizi,istirahat yang cukup,dan tidak melakukan aktivitas berat terlebih dahulu. 3 hari setelah pulang ibuku kembali ke RS untuk kontrol dan lepas jahitan.
Jaga selalu kesehatan,karena sehat itu mahal. Kesehatan bukan segalanya,Tetapi tanpa keehatan semuanya menjadi tidak berarti. Salam sehat.
Batu ginjal yang diangkat sebesar biji kurma