White Campus (Opening session)

Terbaru34 Dilihat

Tinggalkan ayah tinggalkan ibu
Izinkan kami pergi berjuang
Dibawah kibaran sang merah putih
Demi bangsa marilah berjuang

Tidak kembali pulang sebelum kita menang
Walau badan letih dan lelah
Demi bangsa marilah berjuang

Maju ayo maju ayo terus maju
Singkirkan penyakit yang ada
Kikis habislah mereka
Demi Kesehatan Bangsa Indonesia

Wahai kawanku Seluruh Perawat
Dimana engkau berada
Terus kan perjuangan para pahlawan
Demi bangsa marilah berjuang

Itulah bait lagu yang samar – samar masih saya ingat ketika kembali ke kampus ini. Kampus yang terletak di jalan Merdeka 76 – 78. Ingatan akan suasana ketika masa Pengenalan Program Studi (PPS) Angkatan 31 di tahun 1998 pun kembali berputar di kepala. Suasana setelah pecahnya reformasi 1998 menyebabkan kami tidak mengalami karantina di kampus selama masa PPS, hal yang menggembirakan namun juga menyebalkan. Menggembirakan karena kami tidak harus menginap dan menjalani PPS dari Asrama, menyebalkan karena kami harus pagi – pagi berada di kampus sebelum matahari terbit

Satu minggu masa PPS dan beberapa bulan pertama masa karantina adalah masa – masa yang berat, tidak boleh keluar asrama, tidak boleh mandi pagi terlambat, piket asrama, piket taman, piket ruang makan, dan masih banyak pula yang lainnya … (Rhoma Irama mode on…)
Masa – masa ini adalah proses pembelajaran berasimilasi, belajar menyatukan banyak karaktek dari banyak suku dalam satu angkatan yang berjumlah 120 orang, yang berarti juga ada 120 kepala dan isi kepalanya dalam satu angkatan

Di kampus ini, juga belajar banyak ilmu dari para dosen yang mumpuni dibidangnya. Belajar dari para senior – senior yang juga memiliki banyak karakter, dan juga belajar dari para junior ketika kami sudah memiliki adik tingkat, termasuk penempaan mental beragama. Kampus ini berhasil merubah seorang remaja yang hanya menyukai lagu – lagu aliran Slow Rock, Golden Love Song, dan Malaysia menjadi seorang remaja yang menyukai lagu – lagu religi yang lazim disebut dengan Nasyid bahkan menjadi salah satu personil tim Nasyid Kampus yang diberi nama Miftahul Jannah (edisi lengkap berdirinya nasyid MJ insya Allah akan ditulis nanti)

Masa tiga tahun perkuliahan berlalu sangat cepat, dan tanpa terasa persaudaraan dan pembelajaran di kampus Putih ini harus berakhir. Dan ilmu yang didapat dari kampus ini harus sudah harus mulai diaplikasikan ke masyarakat seperti bunyi bait lagu di atas. Terlalu banyak yang dapat diceritakan tentang kampus ini, mungkin nanti ya di episode lain, sambil membuka memori yang tersimpan dalam di hippocampus karena sudah hampir 20 tahun meninggalkan kampus ini

Semoga Allah SWT meridho’i dan memudahkan setiap langkah perjuangan dalam mengabdikan diri demi bangsa ini, teriring salam dan do’a buat rekan – rekan seangkatan dan para dosen di kampus putih, semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT dan bagi yang sudah mendahului semoga Allah terima semua amalan dan mengampuni dosa – dosa dan kesalahan.

Aamiin ya rabbal’alaamiin

Tinggalkan Balasan