Memenda Rindu

    foto Arliesaliz

    Memenda Rindu

    Mungkin aku bukan sekadar pengharap tapi aku juga sebagai pemohon
    Pada langit yang memayungi bumi
    Pada tanah yang menyimpan benih-benih harapan
    Pada sebuah rasa yang terlahir di semesta ini

    Kata-kata yang memabukkan penuh rayuan datang silih berganti
    Aku hanya ingin membuat suasana serasa syahdu sepanjang waktu. Meskipun ada lipatan pilu yang bersembunyi di ceruk hati

    Kutuliskan kata rindu pada daun-daun yang berguguran di musim kemarau
    Agar ketika hujan datang dia akan meresap bersama air ke dalam bumi
    Lalu tumbuh bersemi bagai kunang-kunang yang menghias malam

    Kali kesekian aku titipkan jua kalimat rinduku pada ujung cakrawala
    Bersama semburat jingga yang selalu menerjemahkan seluruh rasa
    Mengabaikan segala gunda yang mendera jiwa
    Menyesap kecewa yang tak kunjung sirna

    Aku dan kamu harus melalui perjalanan waktu yang luar biasa
    Bisakah kita tersenyum untuk sebuah kata patah hati atau rindu yang tak pernah menepi?
    Memoles kolase sendu dengan ornamen cerah agar semua tampak baik-baik saja

    Jendela rasa, 26 09 2021
    *Puisi ke 37 KMAA

Tinggalkan Balasan

1 komentar