Puisi 9: Aroma Kopi Mengecup Kenangan Cinta Menyapa
Di kafe kecil, senja memeluk cerita,
meja dan kursi berbisik mesra.
Secangkir kopi menghangatkan rasa,
menjadi saksi cinta yang mulai menyala.
Lampu temaram menari dalam cahaya,
menggoda hati dengan kilau yang setia.
Jam dinding bernyanyi dalam irama yang sama,
mengiringi detik cinta yang tak pernah sirna
Jendela-jendela tersenyum, membuka mata,
melihat kita tenggelam dalam asmara.
Tirai semesta melambai dalam kehangatan nyata,
menyelimuti kita dengan hangat yang sempurna.
Aroma kopi mengecup mesra kenangan cinta menyapa,
merayu manja hadirkan percakapan penuh tawa ria.
Senja dan temaram berpelukan dalam suka cita,
merangkul jiwa berdansa dalam dekapan cinta.
Dinding malam berbisik dalam nada bahagia,
menyimpan rahasia yang tak kan pernah lara.
Langit kelam memeluk bintang yang sama,
menyinari kita dengan cahaya yang nyata.
Di tempat pertama cinta menyapa,
semua benda bercerita dalam bahasa yang sama.
Menyimpan kenangan di setiap sudut yang ada,
menjadi saksi cinta yang abadi dalam rasa.
@senimelipatluka, 1 Juni 2024