Puisi 4: Langit Kian Pekat Menjemput Gulita

By. Theresia Martini

Puisi122 Dilihat

Puisi: Langit Kian Pekat Menjemput Gulita

Aku pun kini tak dapat menolak
Gelombang hati kian mendesak
Bikin biji mata pun jadi terbelalak
Jantung pun berdegup keras tersentak

Memilin hati tersimpul senyuman
Ketika panggilan sebagai tawaran
Jemari kita pun beradu tanpa alasan
Merayakan ungkap kebahagiaan

Senyum lepas terlempar di langit biru
Susuri cakrawala senja siap menjemputmu
Terus melangkah biarkan waktu memburu
Tak peduli meski lembayung senja merayu

Pergi menjauh dari kubang derita
Nikmati cengkerama kasih kita berdua
Berharap bahagia terjadi selamanya
Mengukir kenangan disaksikan semesta

Kau hadir membalut setiap serpihan luka lama
Tersapu lembut dalam sapa halusmu di beranda
Aku tak peduli langit kian pekat menjemput gulita
Luapkan segala rasa dalam ungkap aksara membara

@senimelipatluka, 19 April 2024

Tinggalkan Balasan