Raihlah cita-citamu yang sesuai dengan hatimu

Gaya Hidup, Terbaru51 Dilihat

PERBANYAKLAH CITA-CITA

Processed with VSCO with preset

Hallo nama saya, Chintia Dewi Harun. Saya akan menceritakan  cita – cita saya saat kecil hingga saat ini berusia 18 tahun. Dulu saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Saya sangat bercita- cita ingin sekali menjadi Polwan. Karena saat itu saya dekat dengan om saya yang menjadi polisi dan di beri arahan untuk bisa menjadi polwan. Pada saat itu saya bertekad untuk belajar hingga nilai UN dan rapot saya bagus.

Sampai saya bisa masuk di bangku Sekolah Menengah Pertama, saya bertekad belajar tetapi seiring jalannya waktu saya di beri masukan oleh om saya. Bahwa saya lebih baik masuk ke bidang kesehatan. Dan setelah berbincang-bincang dengan orang tua saya akhirnya saya di berikan pilihan  sekolah yaitu farmasi, keperawatan, dan analis. Akhir nya saya memilih ke jalur kesehatan  dan sudah mantap untuk masuk keperawatan sejak kelas 8 SMP.

Setelah lulus dari  SMP saya akhirnya bisa masuk ke sekolah keperawatan. Awalnya saya masih agak canggung untuk pelajaran nya. Karena banyak sekali pelajaran yang belum saya dapatkan di sekolah umum lainnya. Namun, seiring waktu yang saya lalui saya bisa beradaptasi dan mulai menyukai pelajaran yang unik. Dan saya  akhirnya mengikuti organisasi yang mungkin pengalaman pertama saya.

Tapi, pengalaman pertama saya itu bisa menunjukan jati diri saya yang sebenarnya. Bahwa saya bisa menjadi pemimpin dan mulai banyak orang yakin dengan jiwa kepimpinan saya sehingga mereka memberikan suara  mereka kepada saya setelah kampanye. Akhirnya saya menjadi Ketua OSIS di sekolah saya. Pada saat itu saya yakin bahwa diri saya bisa jadi Polwan. Tetapi, saya menyadari bahwa pertumbuhan saya tidak mencapai minimal masuk Kepolisian.

Bahwa dari situ saya menjadi tekad untuk melakakuan olahraga fisik yang mengenai tes jasmani kepolisian. Setiap pulang sekolah saya melakukan bimbingan jasmani di Lapangan Kopasus Cijantung. Saya melakukan itu untuk mempersiapkan diri. Akan tetapi seiring waktu sekolah makin padet jadwalnya. Jadi saya berhenti sejenak untuk mengutamakan sekolah.

Processed with VSCO with al1 preset

Ketika saya masuk ke dunia praktek lapangan saya mempraktetkan ilmu keperawatan apa saja yang sudah saya dapatkan di sekolah. Dan ternyata saya mulai menyukai nya dan mulai menyadari bahwa saya bidang kesehatannya. Walaupun terkadang suka lelah dengan shift malem yang pulang pagi tapi saya tidak mengurangkan niat saya untuk tetap dalam bidang kesehatan. Sampai akhirnya saya di ruang IGD saya bertemu dengan dokter muda intership yang sedang bertugas di Rumah Sakit tersebut. Seiring waktu saya di ruang tersebut dan mulai ada keinginan untuk menjadi Dokter karena, menurut saya pelajaran keperawatan dan kedokteran tidak jauh beda.

Yang membuat saya termotivasi menjadi dokter tersebut karena, dokter menjadikan saya sebagai asistennya yang membantu dokter. Pada selesai praktek kerja lapangan, saya mencoba mencari tahu terkait kedokteran hingga keperkuliahannya. Dan setelah mencari-cari akhirna tertarik dengan Universitas Jember. Tetapi setelah berbicara dengan orang tua, orang tua berbicara tentng factor resiko kalau masuk kedokteran. Orang tua tetep mendukung apa pu pilihan anaknya walaupun saya sudah melewati bagai test masuk PTN dan sempat gagal di Poltekkes. Tapi ketika saya memilih jalur SBMPTN dan ternyata saya milih Universitas Tadolako di Sulawesi.

Orang tua kaget dengan pilihan saya dan akhirnya kita berbicara secara kekeluargaan. Orang tua saya ingin anak nya tetap di jangkauan orang tua. Jadi, saya sebagai anak mengikuti ridho orang tua dan memutuskan untuk tetap di jangkauan orang tua. Hingga kita mencari bebrapa Universitas Swasta. Ayah saya akhirnya memutuskan untuk  masuk Akademik Keperawatan Polri karena saya bertekad jika di Jakarta masuk swasta saya ingin masuk D3 bila saya lulus dari kuliah. Saya bertekad untuk kerja dan melanjutkan pendidikan S1 sambil kerja untuk mengurangi beban orang tua.

Alasan saya untuk meneruskan pendidikan saya sebagai perawat yang lebih profensional. Karena saya ingin merawat orang tua saya, terutama ayah saya yang saat ini sudah berumur 68 tahun dan rentan penyakit. Dan saya ingin membantu dan menolong sesame manusia. Walaupun saya bekerja sebagai perawat bukan hal yang mudah, akan tetapi saya sudah masuk kedunia nya. Jadi dengan sepenuh hati saya akan melewatinya.

Tinggalkan Balasan