Buat apa mengeluh toh keadaanya seperti ini. Membandingkan pun tak baik dan tak akan ada yang mau bertukar atas keadaan.
Tak sanggup aku menyalahkan dan atas dasar apa menyalahkan toh aku tak tahu apa-apa, dan tak ingin mengetahuinya.
Aku sedang belajar memaknai syukur keadaan ini atas kehendak Allah Swt. Menawar pun ini bukan situasi transaksi. Ini adalah bakti ku bakti kami pada negeri.
Siapa yang mampu merubah niat selain diri kita sendiri. Siapa akan mampu mengasihani situasi ini, tidak akan ada hanya mungkin selayang pandang keperihatinan saja terlintas.
Photo diatas merupakan jalan kebaikan, sehari-hari aku lalui jalan menuju negeri impian memupuk harapan masa depan anak didik ku.
Separah itu kah keadaanya.? Demikian adanya. Jalan ini adalah jalan menempa kedewasaan bagi yang melaluinya.
Tak penting siapa yang harus dikorbankan atau dipersalahkan atas keadaan itu. Justru saat ini bagaimana aku belajar menerima keadaan untuk menjadi bagian insan yang dirindukan dipengujung jalan ini yaitu anak didik kami.
Bila yang berada nun jauh disana hanya melihat sisi kekurangan kami semata tak adil bila dirasa hati. Aku dan kita semua yang sedang melakukan pekerjaan ini “ Oemar Bakrie” seperti lagu bang Iwan Fals cukuplah mewakili beban yang dirasa ini.
Hebat kah yang aku mampu melalui keadaan itu? Tidak! Ini bukan prestasi biarpun aku seorang yang bodoh, cukup aku tahu diri. Ini merupakan ujian.
Lihat lah photo ini. Dibentangan ruas jalan ini ada kekayaan rasa syukur yang tidak ternilai sekalipun disandingkan dengan kendaraan mewah, semewah Alpard semisal.
Aku tak bermaksud sombong diri atas kerelaan ini. Keadaan tampak merpotkan dan melelahkan ini sejatinya ada nilai kehidupan yang maha dahsyat, apa itu? Udara bersih yang kami hirup setiap pagi. Waladalah! Betulkah? Yah ini keuntungan dibalik kekurangan yang aku dan kami semua dapatkan.
Setiap hari kami lalui selalu mendengarkan nyanyian alam nan merdu. Bukan nyanyian Hoaxs diluar sana bagai sembilu.
Adakalnya bertemu terdengar sapaan penuh rasa hormat dari orang-orang menggantungkan mata pencahariannya atas hasil kebun dan hutan. Bukan dari orang-orang memagari diri dengan dunia masing-masing tanpa peduli satu sama lain.
Disinilah pengabdian ku dan kami bersama berlabuh tak ada AC ataupun kursi empuk. Karena disini kami merasa seseorang yang dibutuhkan dengan segala kekurangan dan kelebihan diri.
Biarlah anak-anak kami menjadi saksi atas hidup mereka. Walapun kami tidak mampu menjadikan anak didik kami bak Superman atau Satria Baja Hitam. Tapi kami bangga menjadi insan bagian dari mimpi-mimpi hidup mereka suatu hari kelak.
Wawlohualambissowab.
# Terima Kasih YPTD
# 14 Tantangan Menulis Setiap Hari
Salam Lietrasi
2021