Pembaca yang berbahagia, menurut Anda apakah penting bagi seseorang untuk mampu mengenali dan mengelola emosinya?
Pemerintah menyadari pentingnya peran sekolah untuk mampu menyeimbangkan kompetensi murid dalam kognitif, sosial maupun emosionalnya. Oleh karena itu muncul Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang didukung oleh Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018.
Dengan adanya PPK, diharapkan peserta didik mampu memperkuat karakternya dengan olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga. Pendidikan tersebut dilakukan di bawah tanggung jawab sekolah yang bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) pun, para Calon Guru Penggerak (CGP) dibekali dengan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Tak tanggung-tanggung, 1 Modul khusus dibuat untuk PSE ini.
Pentingnya Mengenali Emosi
Salah satu efek dari pandemi adalah learning loss. Banyak hal yang kemudian perlu disiapkan ketika proses pembelajaran berangsur normal kembali. Baik guru maupun siswa bisa saja mengalami berbagai tekanan akibat perubahan proses belajar daring menjadi luring kembali. Stres.
Dengan mengenali emosi diri, seseorang akan dapat mengelola stres yang dihadapi. Ia akan lebih mudah bangkit dari keterpurukan. Bisa hidup tenang dan juga lebih bahagia. Hal ini berdampak besar pada perilakunya dalam tatanan sosial.
Orang-orang yang mampu mengenali emosi dan mengelolanya dengan baik serta sadar, dapat lebih bertanggung jawab dalam setiap perilakunya.
Mindfulness
Mindfulness atau kesadaran penuh adalah kondisi dimana kita mampu menyadari apa yang terjadi saat ini, di masa sekarang. Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Jon Kabat – Zinn dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan.
Teknik STOP
Teknik yang paling sederhana untuk berlatih mindfulness adalah dengan menyadari nafas. Kita bisa gunakan Teknik STOP untuk berlatih menyadari nafas. Teknik STOP ini saya pelajari juga saat mengikuti PGP.
STOP merupakan singkatan dari Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed. Bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan berikut ini:
Stop, artinya hentikan segala aktivitas yang dilakukan. Pada tahap ini, berhentilah dari segala aktivitas yang sedang kita lakukan. Simpan gawai, matikan TV, dan sebagainya. Lalu, ambillah posisi yang paling nyaman, misal dengan duduk tegak dan telapak tangan diletakkan di atas paha. Pejamkan mata atau pandanglah lurus ke depan agar bisa lebih konsentrasi.
Take a deep breath, tarik nafas dalam. Mulailah tarik dan buang nafas secara perlahan sebanyak tiga kali. Ketika menarik nafas, rasakan udara yang masuk melalui rongga hidung hingga memenuhi paru-paru kita. Rasakan hangatnya udara saat kita menghembuskan nafas.
Observe, amati. Mulailah amati tubuh kita (dengan tetap memejamkan mata dan bernafas secara teratur). Rasakan kelopak mata, jika tegang, rilekskan. Perhatikan otot-otot wajah kita, lemaskan. Rasakan leher kita, apakah masih kaku? Turun ke bahu, tenang. Lengan, jari-jari tangan, paha, betis, lutut, rileks. Sadari bahwa saat ini, di masa sekarang kita sedang duduk atau menapak ke tanah.
Proceed, lanjutkan. Bila sudah melakukan ketiga hal di atas, silakan lanjutkan kembali aktivitas kita.
Pembaca yang berbahagia, dari apa yang saya rasakan ketika mempraktikkan Teknik STOP ini, saya merasa lebih tenang dan bahagia. Seolah menemukan semangat baru, saya bisa menjadi lebih optimis.
Menyadari keberadaan kita saat ini di masa sekarang sangatlah penting. Karena pada kondisi seperti itu, kita bisa lebih fokus dalam belajar. Sehingga akhirnya, tentu kita akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran.
Pada praktiknya, saya bahkan melakukan Teknik STOP ini sambil berdiri, terkadang sebelum tidur, dsb. Terus berlatih akan membuat kita lebih tenang dan bahagia.
Mindfulness tak terbatas pada menyadari nafas saja. Namun, dalam setiap Langkah maupun aktivitas kita, kita harus sadar betul denga napa yang kita lakukan, yang kita rasakan, yang kita pikirkan dan kita ucapkan.
Mari terus berlatih dan ajak anak, teman, murid untuk melakukan Teknik STOP juga.
Semoga bermanfaat, salam.