Dari Rahim seorang wanita yang tegar aku dilahirkan
Dari seorang pria yang tangguh aku dibesarkan
Dari merekalah aku terdidik
Engkau yang pertama kali aku kenal sejak lahir
Engkau adalah cinta pertama ku
Lelaki pertama yang tangannya aku genggam
Ayah …
Kau menemaniku setiap hari
Kini aku sudah tumbuh dewasa
Kau yang selalu sabar
Untuk segala tunjuk dan ajar
Meski gelombang hidup terkadang membuat gentar
Namun tak menyurutkan atmamu yang selalu bergelora
Menjaga dan membimbingku
Tanpa kenal kata lelah
Bagiku kau sosok yang tegar
Kebaikan yang kau torehkan melalui ajarmu
Arti cinta yang sebenarnya kau tunjukkan memantikku untuk selalu menyayangimu
Kaupun menjelaskan tentang makna kehidupan secara gamblangnya
Didikanmu sungguh penuh kasih sayang
Ayah …
Senyummu menguatkanku
Dikala aku berjuang menyongsong ilmu dikampusku
Kau selalu memahamiku meski aku salah
Ayah …
Dikala panas terik matahari kau masih saja bekerja
Dikala hujan deraspun kau masih kuat bekerja
Rasa lelah dan sakit kau sembunyikan dengan sangat rapi
Demi siapa?
Tentu saja demi aku, anakmu!
Saat ayah tertidur
Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng
Kau menjadi dirimu yang terlihat rapuh dan sakit
Lambat tahun kau semakin menua
Rambutmu mulai memutih
Tubuhmu yang kuat mulai melemah
Ingin rasanya ku menangis tak kuasa melihat semua pengorbananmu
Ayah …
Aku tahu ucapan terima kasih belum tentu cukup untuk membalas jasa-jasamu
Dari matamu aku belajar perihal ketulusan
Dari lelahmu aku belajar perihal berjuang
Terima kasih telah mencintai dan menyayangiku tanpa syarat