Redundant 9: Ada Brumley dalam Winton
Oleh Erry Yulia Siahaan
Senin, 23 Januari 2023. Pagi hari, usai ibadah dan sarapan, saya berselancar lagi menyusuri lagu This World Is Not My Home karya Brumley (baca: Redundant 8: “This World Is Not My Home”). Saya mendapatkan video dengan lagu yang sama, tapi dibawakan oleh penyanyi lain, yaitu Joanna DawtChin ParPeng. Saya memilih link ini, karena penyanyinya kelihatan masih cilik. Penasaran. Seperti apa sih lagu ini di tangan penyanyi belia, pikir saya.
Ternyata, saya langsung suka. Joanna yang kini beranjak remaja bersuara cukup merdu. Sama dengan Jim Reeves, ber-genre country. Namun, cara gadis Myanmar itu menyanyikannya berbeda sekali dengan Jim Reeves. Jim Reeves bergaya tenang dengan suara berat dan merdu. Sentuhannya yang kalem, terutama ketika bertemu dengan legato pada bagian ujung baris ketiga dari beberapa stanza, membuat versi Jim Reeves sangat menyentuh. Empuk. Sedangkan Joanna membawakannya sedikit lebih lincah, dengan artikulasi yang lebih tegas, khas anak. Karena terkesan, saya berbagi link lagi di WhatsApp (WA) grup keluarga.
Sampai di situ, sebagai kelanjutan dari pertemuan saya dengan link Jim Reeves beberapa hari sebelumnya, tetap belum ada niatan untuk menuangkannya dalam tulisan. Hingga akhirnya hari itu, siang hari, saya menemukan sesuatu yang membuat saya memutuskan untuk menarasikannya. Diawali dengan cerita tentang Winton, yang saya bagikan di WA grup keluarga hari itu juga.
Bertemu Winton
Usai makan siang, saya iseng-iseng mencari film perang, genre yang termasuk paling saya suka. Saya mencari film yang ada hubungannya dengan Perang Dunia (PD) II, khususnya mengenai pengalaman dramatis orang Yahudi pada masa pemerintahan Adolf Hitler.
Cukup sulit menemukannya, karena sudah banyak film yang saya tonton. Hingga akhirnya pandangan saya terpaku pada poster The Kindertransport (bahasa Jerman untuk “children transport” atau “transportasi anak-anak”). Film ini berkisah tentang operasi penyelamatan anak-anak Yahudi di Cekoslowakia dari ancaman eksekusi mati tentara Hitler pada awal PD II. Berkat Winton, sebanyak 669 anak berhasil diselamatkan ke Inggris, dalam kurun waktu 1938-1939. Mereka diselamatkan dengan menggunakan kereta api dan kemudian diadopsi oleh keluarga-keluarga di Inggris, yang sudah menanti mereka. Penyelamatan itu terhenti karena PD II sudah keburu pecah dan berdampak ke Cekoslowakia. Upaya penyelamatan anak-anak Yahudi terhenti ketika Jerman menginvasi Polandia, dan Inggris mendeklarasikan perang di Jerman, pada awal 1939. .
Di antara anak-anak yang diselamatkan itu, bermunculan tokoh-tokoh dunia dalam berbagai bidang, termasuk perfilman, fisikawan peraih Nobel, astronomer peraih Nobel, pendiri Angkatan Udara Israel, dan sebagainya. Alf Dubs dan Baron Dubs menjadi politisi di Inggris; Karel Reisz (1926-2002) menjadi sutradara, produser dan teoris film, serta sutradara teater; Joe Schlesinger (1928-2019) menjadi wartawan televisi Canada; Renata Laxova (1931-2020) menjadi ahli genetika Amerika.
Mereka adalah sebagian dari sekitar 10 ribu anak-anak dan kaum muda yang berhasil selamat dari kejadian tragis pada PD II, sebelum akhirnya PD II pecah. Menurut situs Prifysgol Aberystwyth University, Kindertransport pertama tiba di Inggris pada 2 Desember 1938, membawa sekitar 200 pengungsi anak.
Bernama lengkap Sir Nicholas George Winton, MBE, pria yang lahir pada 19 Mei 1909 itu adalah seorang stockbroker di London ketika memutuskan untuk membantu anak-anak Yahudi keluar dari Cekoslowakia. Pada Desember 1938, Winton berencana terbang ke Swiss untuk liburan dengan berski.Temannya, Martin Blake, memintanya mengubah rencana itu dan datang ke Praha. “Dan, jangan bawa alat ski,” kata Blake.
Mencurahkan banyak tenaga, waktu, dan materi, serta berkejar-kejaran dalam konflik dan risiko, Winton mengkoordinir operasi Kindertransport tanpa pamrih. Winton menyediakan tempat untuk anak-anak itu, sembari menyusun cara agar mereka bisa sampai dengan selamat di Inggris. Pers Inggris menjuluki Winton sebagai “Schindler-nya Inggris”. Pada 28 Oktober 2014, Winton dianugerahi penghargaan tertinggi Republik Ceko, Order of the White Lion, oleh Presiden Ceko Miloš Zeman.
The Kindertransport
Makin menarik ketika ternyata Winton adalah figur yang rendah hati. Bayangkan, selama bertahun-tahun dia tidak pernah menceritakan jerih-payahnya itu kepada isteri dan anak-anaknya. Dia benar-benar merahasiakan aksi kemanusiaan bersejarah itu. Hingga suatu hari, pada 1988, isterinya, Grete menemukan catatan harian Winton di loteng rumah. Buku itu berisi daftar anak yang ditolong oleh Winton, termasuk nama orangtua mereka, serta nama dan alamat keluarga yang melindungi mereka. Dengan mengirimkan surat ke alamat-alamat tersebut, akhirnya diketahui bahwa 80 “anak Winton” (masih) berada di Inggris.
Fakta itu kemudian diliput oleh BBC melalui program That’s Life! Pada 1998, sehingga dunia internasional mengetahuinya. Pada program itu, Winton diundang sebagai penonton, lalu buku Winton diperlihatkan dan kisah hidupnya diceritakan. Pembawa acara, Esther Rantzen bertanya, apakah di antara penonton ada yang merasa diselamatkan oleh Winton. Puluhan penonton pun berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada Winton.
Menurut Winton, sejumlah orang termasuk Beatrice Wellington, Doreen Warriner, Trevor Chadwick, dan rekan-rekannya di Praha, ikut berkontribusi dalam operasi itu. Winton baru menetap di Praha selama tiga minggu sebelum Nazi menyerbu Ceko. Ia tidak pernah menginjakkan kaki di Stasiun Praha.
“Chadwick melakukan tindakan yang jauh lebih sulit dan berbahaya setelah Nazi datang … ia berhak mendapat pengakuan,” tulis Winton dalam buku The Rescue of the Prague Refugees 1938–39.
Ada Brumley
Pria sederhana yang sehari-hari kelihatan seperti warga biasa itu menjalani hidup seperti biasa saja selepas perang. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Luar biasa. Wafat pada 2015 (pada usia 106 tahun), Winton mendapat pengakuan dunia sebagai pahlawan kemanusiaan.
Sekali lagi, tidak ada yang kebetulan. Puji Tuhan, saya mengklik postingan teman di media sosial beberapa hari sebelumnya, yang mempertemukan saya dengan lagu This World Is Not My Home, juga dengan penciptanya yaitu Albert Edward Brumley, kemudian mengenal Winton dengan operasi Kindertransport-nya, dan banyak lagi ke depan.
Seperti Brumley, Winton tahu apa yang diinginkannya. Winton menginginkan lebih dari kehidupannya meskipun dia hidup bergemilang harta. Winton ingin berbuat sesuatu yang berarti untuk Tuhan. Sebab, dunia ini, kekayaannya, hanyalah sesuatu yang fana. Seperti halnya Brumley, Winton tahu, dunia ini bukanlah rumahnya. Rumah sejati buat Winton ada di sana, di rumah Tuhan. ***
Sumber foto:
Foto 1-7: kindertransport.centropa.org
Foto 8: Prifysgol Aberystwyth University