Enam Indikator Membaiknya Kondisi Ekonomi Sektor Ketenagakerjaan

Ekonomi, KMAB12 Dilihat

 Menaker Ida Fauziyah

 

 

 

Ekonomi nasional  selama dua tahun terkahir dilanda kelesuan akibat pandemic Covid-19, namun sejalan telah melandainya pandemi, ekoomi mula pulih. Kondisi ekonomi sektor ketenagakerjaan juga menunjukan trend positif.Kondisi pemulihan perekonomian di sektor ketenegakarjaan tersebut setidaknya terlihat pada enam hal.

Menteri Ketenakerjaan Ida Fauziyah saat menyampaikan sambutan pada acara hari ulang tahun Kementerian ketenagakerjaan ke 75 pada 25 Juli 2022, menguraikan ke enam indikator itu dan sejumlah tantangan dan capaian.

Enam indikator membaiknya kondisi ekonomi ketenagakejaan adalah :

Pertama, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I 2022 mencapai 5,01 % (y-o-y). Sumber pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor Industri yaitu sebesar 1,06 % (BPS, 2022).

Kedua, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 68,08 % pada tahun 2021 menjadi 69,06 % pada tahun 2022 (BPS, 2022). Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk usia kerja menjadi lebih aktif untuk masuk ke dalam pasar kerja, sekaligus tanda bahwa penduduk usia kerja mulai menunjukkan optimisme terhadap perbaikan kondisi pasar kerja dalam konteks pemulihan ekonomi paska pandemi Covid-19.

Ketiga, Tingkat pengangguran terbuka menurun dari 6,26 % pada Februari 2021 menjadi 5,83 % pada Februari 2022. Dalam konteks ini, jumlah pengangguran karena COVID-19 menurun dari 1,62 juta orang menjadi 0,96 juta orang pada periode yang sama. Selain itu, jumlah penduduk yang berstatus “sementara tidak bekerja” karena COVID-19 menurun dari 1,11 juta orang pada tahun 2021 menjadi 0,58 juta orang pada tahun 2022 (BPS, 2022).

Lebih jauh, penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja juga mengalami penurunan dari 15,72 juta orang pada tahun 2021 menjadi 15,72 juta orang pada tahun 2022 (BPS, 2022). Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kondisi waktu produktif (waktu bekerja) tenaga kerja Indonesia semakin membaik.

Keempat, jumlah penduduk bekerja bertambah 4,55 juta orang dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir dari 131,06 juta orang pada tahun 2021 menjadi 135,61 juta orang pada tahun 2022 (BPS, 2022). Geliat penciptaan lapangan kerja terjadi pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, listrik gas dan air, konstruksi, transportasi dan pergudangan, serta akomodasi dan makan minum.

Kelima, rata-rata upah Buruh di Indonesia mengalami peningkatan dari Rp. 2.860.630,- pada tahun 2021 menjadi Rp. 2.892.537,- pada tahun 2022 (BPS, 2022). Meskipun belum meningkat secara signifikan, namun hal ini paling tidak menunjukkan adanya perbaikan dari sisi pendapatan pekerja.

Keenam, jumlah kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan dapat terus dijaga peningkatannya selama masa pandemi dari 29,98 juta orang pada tahun 2020 menjadi 32,30 juta orang pada Mei 2022 (Satu Data Kemnaker, 2022).

BEBERAPA TANTANGAN

Seluruh perbaikan tersebut, bermuara pada menurunnya tingkat kemiskinan dari 10,14 % pada Maret 2021 menjadi 9,54 % pada Maret 2022. Secara nominal, jumlah penduduk miskin menurun dari 27,54 juta orang menjadi 26,16 juta orang pada periode yang sama (BPS, 2022). Meskipun kondisi kita mulai membaik, namun kita juga masih memiliki berbagai tantangan untuk memulihkan perekonomian secara lebih cepat:

Pertama, tantangan peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Dalam hal ini, 56,08 % angkatan kerja Indonesia pada Februari 2022 masih berpendidikan rendah (SMP & ke bawah/Sederajat). Di Perdesaan, angka ini bahkan mencapai 70,04 % (BPS, 2022).

Kedua, masih adanya pekerja miskin di sektor pertanian-informal Perdesaan. Hal ini dapat diindikasikan dari relatif rendahnya tingkat pengangguran Perdesaan (3,72 %), namun tingkat kemiskinannya relatif tinggi (12,29 %) (BPS, 2022).

Selain itu, di Perdesaan sekitar 51,95 % pekerja bergerak di lapangan usaha pertanian, 73,23 % pekerja bergerak di sektor informal, dan 74,27 % pekerja berstatus Blue-Collar (pekerja kasar, tenaga usaha pertanian, operator alat angkut, tenaga produksi, dll) (BPS, 2022). Lebih jauh, angka pekerja subsisten di Perdesaan juga lebih tinggi dibandingkan Perkotaan, yaitu 9,75 % berbanding 1,68 % (BPS, 2021).

Ketiga, sementara itu di Perkotaan, kita menghadapi tantangan relatif tingginya pengangguran terdidik yang berusia muda. Dalam hal ini, tingkat pengangguran SMA sebesar 9,50 %, SMK sebesar 10,26 %, Diploma sebesar 6,12 % dan Universitas sebesar 6,50 %.

Keempat, tantangan digitalisasi. Pada tantangan ini kita tidak hanya menghadapi tantangan perubahan permintaan jenis keterampilan di pasar kerja dan hubungan kerja yang menjadi lebih fleksibel, namun juga kesenjangan digital yang terjadi antar kelompok status sosial-ekonomi dan perkotaan-perdesaan.

Kelima, pada level global, kita juga menghadapi tantangan ketidakstabilan ekonomi-politik global yang mendorong laju inflasi di berbagai belahan dunia. Sebagai contoh: pada Juni 2022 laju inflasi Amerika Serikat mencapai 9,1 %, Prancis mencapai 5,8 %, Jerman mencapai 7,6 %, bahkan Turki mencapai 78,62 % (y-o-y). Sementara Indonesia relatif mampu mengontrol laju inflasi pada angka 4,35 % pada periode yang sama.

Keenam, dalam hal tata kelola internal, Kemnaker sedang dalam situasi yang tidak baik-baik saja. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Kemnaker mendapatkan opini BPK Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

WDP ini diharapkan yang terakhir dan kedepan  mendapatkan kembali opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) adalah target bagi kita semua.

 

PENGAKUAN PRESTASI

 

Di usia yang ke -75, berbagai penghargaan dan pengakuan prestasi sudah peroleh dari institusi lain. Hal ini merupakan pengakuan atas prestasi dan kinerja kita semua. Beberapa penghargaan tersebut, antara lain:

  • Penghargaan Anugerah Meritokrasi tahun 2021 dengan kategori sangat baik dari Komisi

Aparatur Sipil Negara (KASN),

  • Penghargaan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN RI) untuk Pengembangan SDM

(khususnya Program Pelatihan untuk Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan Pelatihan

Kepemimpinan Administrator mendapat nilai A),

  • Predikat kepatuhan tinggi untuk standar kualitas pelayanan dari Ombudsman RI.
  • Penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2021 sebagai Badan

Publik informatif dari Komisi Informasi Pusat.

  • Juara 3 dalam Penghargaan Anugerah Media Humas (AMH) 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI.
  • Penghargaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Nasional terbaik IV

tahun 2021.

  • Baru-baru ini kita pun mendapatkan penghargaan peringkat ke-4 penghargaan Implementasi Manajemen ASN Terbaik serta Penghargaan peringkat ke-4 Kategori Penilaian Kompetensi.

Untuk menjaga raihan ini, kita terus berupaya meningkatkan pengelolaan kompetensi SDM Kemnaker melalui 4 (empat) langkah transformasi digital pengelolaan SDM, yaitu melalui implementasi aplikasi e-performance, e-mutasi, LKM (Layanan Kepegawaian Mandiri), dan Si-Mantel (Sistem Informasi Manajemen Talenta).

Keempat transformasi tersebut diintegrasikan dalam satu kesatuan transformasional yang kita namakan dengan SikapKERJA, yaitu sistem informasi kinerja aparatur pemerintahan Kementerian Ketenagakerjaan. Transformasi ini akan membantu peningkatan kualitas SDM Kemnaker secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat menjadi daya ungkit bagi kementerian ini, tidak hanya dalam upaya mencapai good governance, namun juga menuju ke arah digital era governance.

SEMBILAN LOMPATAN KEMENAKER

Mengingat kompleksitas tantangan pembangunan ketenagakerjaan ini dan sebagai upaya untuk

meningkatkan hal-hal telah kita capai, maka saya memandang bahwa kunci untuk mengatasi itu semua adalah dengan lebih intensif melaksanakan 9 (sembilan) Lompatan Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu:

  1. Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK);
  2. Link and Match Ketenagakerjaan;
  3. Transformasi Program Perluasan Kesempatan Kerja;
  4. Pengembangan Talenta Muda;
  5. Perluasan Pasar Kerja Luar Negeri;
  6. Visi Baru Hubungan Industrial;
  7. Reformasi Pengawasan Ketenagakerjaan;
  8. Pengembangan Ekosistem Digital Ketenagakerjaan; dan
  9. Reformasi Birokrasi.

Demikian sambutan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah

 

 

Erwan Mayulu, Penulis Ketenagakerjaan

 

Tinggalkan Balasan