Ingin rasanya berteriak keras akan kondisi yang kadang datang tak diinginkan. Ingin menolaknya secara halus supaya jangan datang disaat hati belum siap untuk menerima semuanya. Menjauhlah…menjauh sampai diri ini tidak melihat akan permasalahan itu lagi.
Dada bergemuruh dan air mata ikut berpartisipasi melihatkan rasa empatinya. Mungkin air mata berpikiran kalau air mata bisa sedikit meredam rasa yang menyesakkan dada.
Apapun itu yang namanya satu tubuh pastilah memiliki rasa empati yang tinggi. Dan bahkan tiada tandingannya. Disaat hati yang sakit, air mata ikut juga menangis begitu juga dengan mulut iut meringis. Semua menampakkan rasa empatinya yang luar biasa.
Tidak ada yang bisa dielakkan jika Allah beri beban untuk mengemban. Pundak yang mulai ringkih jika dilihat dari pandangan mata, ternyata kata Allah “siapa bilang ringkih? Tuh… masih kuat, kok”.
Jangan kalah dengan keadaan, karena apapun kondisinya semua akan berlalu dengan cepat. Tanyalah hatimu, apakah mau menerima dengan ikhlas atau sebaliknya. Jika mau menerima maka apa yang perlu dirisaukan. Jalanilah… hadapilah… dan mulailah melangkah dengan berserah kepadaNya.
Tiada yang patut diuji selain orang yang mendapat perhatiaNya. Tiada yang diuji selain orang yang kuat. Tiada yang diuji selain orang yang ingin sabarnya terlatih. Maka terimalah semua dengan hati yang lapang, jika air matapun ikut mengalir ya… nggak apa-apa. Karena disaat ada masalah yang hadir dalam hidupmu, ingatlah banyak yang akan mendukungmu untuk maju dan mampu menjalani semua tanpa ada rasa marah, menyesal dan patah hati.
Belum jugakah engkau menyadari bahwa disaat masalah hadir dalam hidupmu. Maka, akan ada hikmah positif dibalik semua itu. Pasti ada pesan cintaNya yang akan mengobati rasa sedih yang hadir dalam hidupmu.
So, your life is today… jalani dan yakin akan ada pelangi setelah hujan turun. Semangat