Hari-hari yang kujalani menjadikanku sabar dan kuat. Begitu banyak nikmat yang telah kunikmati dengan gratis, sehingga hadirnya rasa sakit dan kecewa membuat diriku ingin menepis dengan cepat.
Apa lagi yang harus dipungkiri?
Nikmat yang begitu banyak apakah tidak cukup untuk membuang rasa sedih dan kecewa.
Sedih tidak akan pernah pergi dalam hidup, karena jika ada kebahagiaan dalam hidup pastilah ada kesedihan yang mendampinginya.
Sudahlah… rasa sedih dan rasa kecewa adalah bumbun dalam kehidupan. Keluarlah dari rasa-rasa yang negatif itu. Bawalah rasa itu kearah positif, biar dirimu menjadi bebas dan tidak merasa terbebani dengan semua itu.
Jangan berbalik jika sudah ada keinginan. Diibaratkan kaca spion, cukup menatapnya suka sejenak dan sekali-kali saja. Masih banyak yang harus ditatap didepan. Jangan berlama-lama menatap kebelakang karena itu akan membawa dampak yang tidak baik tethadap dirimu.
Teruslah melangkah… bawalah dirimu ke depan dengan niat yang baru. Teruslah melangkah…menemukan hal-hal baru. Jadilah orang yang selalu ada kebaikan dalam dirinya dan orang lain disetiap harinya, karena hidup di dunia ini hanyalah sementara dan sebentar.
Jangan sampai terlena dengan fatamorgana karena kelihatannya nyata padahal hanya bisa dilihat sejenak saja tanpa bisa memegangnya.
Jika rasa itu masih ada, maka biar diri bisa lebih bisa menerima maka menjedalah sejenak. Karena itu akan membuat dirimu lebih baik. Tariklah nafas panjang dan ucapkanlah dalam hati ” hei, rasa sedih dan kecewa aku tidak kwatir akan kehadiranmu dalam hidupku, bagiku rasa itu adalah hal kecil. Perlu engkau ketahui bahwa aku memiliki Tuhanku yang jauh lebih besar darimu. Allahku lebih besar darimu… silahkan menjauh… sejauh-jauhnya”.