Dua hari waktu yang sangat sebentar terasa. Jika waktu yang 2×24 jam digunakan untuk aktifitas yang positif akan menjadi nikmat yang tiada tara. Membahagiakan orang lain dengan apa yang kita lakukan adalah sebuah prestise yang indah untuk menghargai diri sendiri.
Tiada yang mampu memberikan pujian yang tulus selain diri sendiri. Tiada yang mampu melayani dengan sepenuh hati selain diri sendiri. Semua hanya tergantung kepada diri sendiri sejauh mana bisa menghargai diri dan memantaskan diri untuk menjadi pribadi yang layak untuk dihargai.
Namun akan lain ceritanya jika 2×24 jam itu dinikmati oleh seseorang yang rindu dengan belahan jiwanya. Angin berhembus saja bisa membuat dirinya semakin merasakan rindu yang membara. Melihat matahari saja bisa membuatnya membara menahan rindu.
Semua memang tergantung diri sendiri, sejauh mana diri bisa hanyut dengan sebuah rasa yang hadir. Jika diri cepat sadar akan apa yang terjadi maka otomatis diri akan semakin cepat bangkit. Begitupun sebaliknya jika diri terlena dengan hembusan rasa yang membuatnya terlena akan berdampak lama keluar dari semua itu.
Jelilah duhai diri, segera hempaskan sekuat tenaga jika ada rasa yang membuatmu tidak nyaman hadir. Jangan pernah mau di hampiri dengan rayuan yang membuatmu terlena. Yakinlah semua hanyalah fatamorgana just focus on your self and never care about it.
Kebahagiaan paripurna sedang menunggu diri yang tahu akan kelebihan dan kekurangannya. Jika kebahagiaan yang istimewa itu ingin kamu dapatkan maka bersegeralah tepis semua rasa yang tidak baik itu.
Rindu yang indah adalah rindu yang berbalas, rindu yang indah adalah rindu yang tidak menyakitkan apalagi membuat resah. Jika ada yang selalu menunggu rasa rindumu yang besar (Allah) kenapa masih mencari dan mengharapkan rindu yang lain?