Ada orang yang terlahir dengan harta yang melimpah, sehingga untuk kebutuhan hidup mereka tidak perlu bekerja untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan. Mereka hanya cukup menyebutkan apa yang diinginkan maka keinginan itu akan segera terkabul dengan sangat cepat.
Beda ceritanya dengan orang yang terlahir dengan hidup susah. Masalah ekonomi adalah yang utama dalam hidupnya. Disaat lahir saja kadang orang tuanya telah berutang kepada orang lain untuk biaya lahirnya ke dunia.
Berbagai macam keberuntungan yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Dibalik semua itu akan ada hikmah positif dari setiap keberuntungan atau dibalik semua ketidakberuntungan yang dirasakan oleh seseorang. Jika dikaji lebih dalam Allah tidak akan pilih kasih kepada hambanya, pasti akan ada pesan cinta yang terdalam yang disampaikan olehNya kepada setiap hamba.
Hamba yang diberi kesempatan hadir di dunia yang dilihat mata orang adalah hamba yang memiliki semuanya. Setiap orang menilai kebahagiaan dan keberuntungan berpihak kepadanya. Banyak yang ingin merasakan apa yang telah dirasakan oleh mereka. Hidup serba ada, mewah dan tidak terlihat sedikitpun ada keluh kesah yang hadir dalam setiap detik dalam kehidupannya. Hanya bahagia dan bahagia yang tampak. Kecemburuan yang teramat dalam kadang membuat lupa akan diri yang hanya fokus melihat diri orang dan kebahgiaan yang tampak pada orang lain.
Kesengsaraan yang terlihat akan pahitnya hidup juga tampak pada sebagian orang. Jangankan untuk makan enak menghayalkan makan enak saja tidak sanggup pikirannya karena teramat susah dan pelik kehidupan yang dijalnkannya. Cemoohan, hinaan dan direndahkan sudah terbiasa didapatkannya. Tiada teman sejati yang dimilikinya selain air mata yang setiap saat menemani hari-harinya yang dilihat oleh orang lain sangatlah susah dan menderita.
Hati seseorang siapa yang tahu? Diri seseorang siapa yang lebih kenal? Kadang yang punya diri sendiri tidak terlalu mengenal dirinya. Apakah disaat melihat seseorang kaya akan harta hatinya kaya juga? Apakah disaat melihat seseorang yang hanya senyum dan tawa menemani hari-harinya bahagia?
Begitupun sebaliknya, dibalik sebuah sedih dan penderitaan akan pahitnya hidup. Siapakah yang lebih tahu isi hatinya. Terlihat sangat menderita dan tersenyumpun hampir tidak sanggup, siapa yang bisa menjamin kalau mereka benar-benar sesuai dengan prasangka orang lain?
Dalam hidup ini tiada yang bisa menilai seseorang selain hanya Allah. Disaat tertawa dan tersenyum ternyata di hatinya yang terdalam dia sangat sedih dan menderita. Begitupun sebaliknya disaat dia sedih, kesusahan dan terlihat menderita ternyata jauh di dalam lubuk hatinya ada kebahagiaan yang teramat besar.
Jadi yang terlihat dimata manusia tidak selalu benar. Tetapi yang terlihat dimataNya pastilah selalu benar. Jika apa yang terlihat olehNya adalah selalu benar? Kenapa harus berpura-pura dalam menjalankan kehidupan hanya untuk mencari perhatian orang, hanya ingin di nilai oleh orang lain.
Jadilah sebenar-benarnya manusia, yang hidup apa adanya bukan karena ada apanya. Manusia yang tidak lagi mengharapkan penilaian orang. Manusia yang hanya mengharapkan tatapan rinduNya setiap saat.