Tuhan dalam Kitab SuciNya pernah berfirman bahwa Dia tidak menciptakan manusia dan jin kecuali semata-mata hanya untuk mengabdi kepadaNya. Sebuah ungkapan yang sederhana sekali untuk dipahami. Logika manapun pasti mudah untuk mengerti bahwa Pencipta menciptakan ciptaan adalah untuk pengabdian semua ciptaan atau seorang hamba kepada Sang Pencipta.
Ternyata dalam kehidupan sehari hari hal itu tidak mudah untuk dipahami. Banyak sekali tindakan yang tidak memberikan gambaran seorang pengabdi kepada Penciptanya. Untuk tahu diri menjadi seorang hamba untukNya ternyata tidak mudah. Memang membutuhkan tingkat kesadaran yang level tinggi. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memahami dengan benar arti keberadaan seorang hamba bagi PenciptaNya. Merekalah orang-orang yang sangat beruntung memiliki kunci rahasia ini.
Kejujuran yang tersimpan dalam sanubari tidak mungkin bisa mengingkari untuk setiap bisikan hamba yang tidak berdaya ketika dalam genggaman Penciptanya. Fitrah seorang hamba akan terungkap saat dirinya sangat membutuhkan PelukanNya. Saat itu akan semakin menyadari kefanaannya dalam mutlak sebagai hamba yang diciptakanNya. Pencipta itu pasti abadi, Maha Kekal. Maha Terdahulu dan Terkemudian. Maha Awal dan Maha Akhir. Maha Ada. Maha Nyata. KeberadaanNya pun Ada karena memang Dia Maha Ada.
Setiap yang ada sekarang berasal dari ketiadaan. Semua menjadi ada karena diadakan oleh Yang Maha Ada. Hanya diriNya yang Berhak Ada. Pasti juga Maha Pencipta apa apa yang dikehendakiNya menjadi ada. SesukaNya apapun yang ingin diciptakanNya.
Hal ini juga akan menjadi pembatas siapa sebenarnya yang Maha Memiliki. Sekarang sudah jelas pembatas yang sebenarnya antara hamba dan PenciptaNya. Seorang hamba tidak berhak memiliki bahkan untuk dirinya sendiri. Hanya Sang Pencipta yang berhak memiliki semua hasil ciptaanNya.
Pemahaman ini akan membuka tabir bahwa memang benar Tuhan tidak menciptakan manusia dan jin kecuali semata-mata hanya untuk mengabdi kepadaNya. Dia tiupkan ruh kehidupan kepada ciptaanNya. Dia anugerahkan Kasih dan SayangNya. Dia berikan pula ilmu untuk bisa memahami ilmuNya yang Maha Luas meliputi langit dan bumi dan diantara keduanya.
Dalam alam kesadaran yang paling suci maka tidak ada cara lain bagi seorang hamba selain menjalin kemesraan pengabdian kepada Sang Pencipta. Hati nuranipun semakin terasa damai tenteram penuh dengan kesejukan disaat klimak dari puncak pengabdian hamba kepada Tuhan Maha Pencipta.
@hendro santoso