Striker Mario Balotelli yang tidak dipanggila Roberto Mancini (Foto Footbal-italia.net).
Marianna Puolo, Ibunda dari Roberto Mancini berependapat bahwa Gli Azzurri akan mendapat manfaat dari kekuatan Mario Balotell. Pemain bengal ini, keterlibatannya dapat mencegah apa yang terjadi di Palermo, di mana Italia kalah 0-1 dari Makedonia Utara.
Kendati pendapatnya tersebut tidak akan mengubah hal yang sudah terjadi, tetapi ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi Roberto Mancini dalam karirnya sebagai pelatih Gli Azzurri.
Setelah gagal membawa Italia ke putaran final Piala Dunia Qatar 2022, ternyata PSSI nya Italia, FIGGS tetap mendukung Roberto Mancini sebagai pelatih kepala oleh presiden Gabriele Gravina.
BACA JUGA Italia Gagal ke Qatar, Tersingkir oleh Makedonia Utara.
“Saya akan memanggil Balotelli, karena dia memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan di depan gawang tidak ada yang bisa menghentikannya,” katanya seperti dilansir Football Italia (25/3/22).
Roberto Mancini, dianggapnya melakukan kesalahan ketika dia tidak memilih Mario Balotelli dalam skuadnya untuk pertandingan play-off Piala Dunia melawan Makedonia Utara.
Saat itu Mancini lebih memilih Ciro Immobile sebagai striker, sebelum memasukkan Joao Pedro di akhir pertandingan, tetapi timnya tidak bisa membuat terobosan meski memiliki 32 tembakan ke gawang Makedonia Utara.
Lebih tumpul lagi performa seorang Domenico Berardi. Tidak ada pemain yang mencatatkan tembakan lebih banyak dari Berardi dengan delapan peluang, hanya dua yang tepat sasaran.
Berardi adalah trio yang diturunkan Mancini sebagai starter bersama Ciro Immobile dan Lorenzo Insigne. Mereka sangat diandalkan sebagi penggedor gawang Makedonia Utara.
Seperti sudah kita ketahui Gli azzurri mengalami kekalahan mengejutkan 1-0 dari Makedonia Utara di Stadion Renzo Barbera Palermo pada hari Kamis malam waktu setempat. Gol menyakitkan itu dicetak Aleksandar Trajkovski pada injury time menit ke-92.
Dengan hasil ini, berarti Italia kehilangan kesempatan bermain di pentas Piala Dunia kedua kali berturut-turut. Empat tahun lalu, Italia juga tidak berpartisipasi di ajang Piala Dunia Rusia 2018 karena tersisih oleh Swedia di babak play off.
Selain menyoroti kesalahan anaknya karena membatalkan panggilan untuk Balotelli, Sang Ibu juga menyoroti kinerja sosok Jorginho.
Menurutnya, Jorginho adalah pemain yang kerap merugikan tim Italia. Sudah tiga kali dirinya gagal melakkan eksikusi tendangan penalti yang sangat menentukan kemenangan Italia.
“Sayangnya, kesalahan seperti Jorginho merugikan kami. Saya tidak ingin menunjuk jari saya ke arahnya karena dia jelas tidak melakukannya dengan sengaja, tetapi jika Anda melewatkan tiga penalti?” Katanya sambil angkat bahu, dilansir situs Football Italia (25/3/22).
Jorginho adalah pemain yang juga merasakan kegagalan Italia yang gagal ke putaran final di rusia tahun 2018 ketika kalah dari Swedia di babak Play off zona Eropa.
Saat itu Jorginho bersama tandemnya di lini tengah Marco Verratti, pemain Paris Saint Germain (PSG), harus merasakan kegetiran kegagalan Italia.
Mereka juga merasakan hal serupa ketika kalah dari Makedonia Utara ketika malam itu turun sebagai starting line up trio gelandang Gli Azzurri bersama Nicolo Barella.
Selain mengkritik Jorginho, Sang Ibunda juga mempertanyakan kinerja seorang Gianluigi Donnarumma, kiper klub kaya Paris Saint Germain.
Donnarumma hampir tidak menyentuh bola sepanjang pertandingan, tetapi Makedonia Utara bisa jadi hanya punya satu kesempatan dan itu menjadi gol kemenangan mereka.
Sebuah ironi yang dihadapi oleh tim sekelas Italia. Saat itu mungkin Donnarumma bisa menyelamatkan gawangnya dari kebobolan itu jika saja mereka tidak buntuk mencetak gol ke gawang lawan.
“Namun tidak ada gunanya membicarakannya sekarang,” kata Sang Ibunda menutup pembicaraan tentang Mario Balotelli seperti dilansir situs di atas.
Sesungguhnya kinerja seorang pemain dalam tim manapun selalu ada penampilan mereka yang anjlok. Performa pemain turun dan naik adalah hal yang biasa dalam sepakbola.
Begitu pula kemenangan dan kekalahan adalah dinamika sebuah tim yang harus disikapi dengan bijak. Tim manapun termasuk Tim juara Dunia empat kali seperti Italia pasti mengalami pasang surut.
Bagi Roberto Mancini saat ini adalah melakukan evaluasi total semua elemen dalam tim asuhannya. Terutama faktor striker murni yang saat ini tidak dimiliki oleh skuad Gli Azzuri.
Semua menunggu apa yang dilakukan manajer yang pernah memimpin tim dalam 37 pertandingan tak terkalahkan termasuk kejayaan meraih juara Euro 2020 dan baru berakhir pada Oktober tahun lalu.
Salam bola @hensa.