Roberto Mancini bersama Gli Azzurri Harus “Move On”

Olahraga104 Dilihat

Roberto Mancini dan Balottelli (Foto AFP/Fabrice Coffrini).

“Kami harus menampilkan performa yang bagus dan langsung membalik halaman. Kami kecewa, tetapi kami tahu dalam sepak bola tidak ada banyak waktu untuk mengasihani diri sendiri. Kami harus memulai ulang, dan kami tahu bahwa kami adalah tim yang kuat.” Roberto Mancini. 

BACA JUGA : Fenomena Mesin Gol Lewandowski dan Ibrahimovic Menuju Piala Dunia Qatar 2022.

Ketika Portugal bertanding melawan Makedonia Utara untuk meraih satu tiket ke Piala Dunia Qatar 2022, ada dua tim lainnya di grup ini yang kalah di fase semi final play off yaitu Italia dan Turki. Pada waktu yang sama mereka melakukan laga persahabatan.

Dalam laga FIFA Friendly Match tersebut, Azzurri kembali ke jalur kemenangan. Italia mengalahkan Turki 3-2 tepat lima hari setelah harapan kualifikasi Piala Dunia mereka hancur oleh Makedonia Utara.

Itu adalah kekalahan yang mengejutkan pada laga yang berlangsung di Palermo tersebut sekaligus menyingkirkan Sang Juara Dunia empat kali dari peserta Piala Dunia 2022.

Laga persahabatan melawan tuan rumah Turki berlangsung di Stadion Konya Buyuksehir, Rabu (30/3/22) pukul 02.45 WIB dini hari.

Roberto Mancini membuat 10 perubahan untuk pertandingan persahabatan melawan sesama semifinalis play-off yang kalah, dengan Gianluigi Donnarumma satu-satunya yang masih berada di starting line-up.

Meskipun juara bertahan Eropa itu tertinggal lebih dulu ketika pemain Turki, Cengiz Under mencetak gol saat laga baru saja berjalan 4 menit. Namun sangat mengagumkan apa yang ditunjukkan skuad muda Gli Azzurri.

Mereka memberikan reaksi yang positif dengan menampilkan perfoma menyerang. Bryan Cristante akhirnya berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-35 dengan memanfaatkan asis dari bek kiri, Cristiano Biraghi.

Bahkan Italia berhasil membalikkan keadaan ketika Giacomo Raspadori mencetak gol kedua Italia hanya 4 menit kemudian setelah gol Cristante.

Wing kiri muda skuad Italia ini memanfaatkan asis dari Sandro Tonalli. Skor 2-1 untuk kemenangan Italia bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua di menit ke-70 kembali Raspadori mencetak golnya yang kedua untuk melengkapi keunggulan Italia menjadi 3-1 atas Turki. Kali ini dia memanfaatkan asis dari Cristiano Biraghi.

Dengan 2 gol dalam laga melawan Truki, ini adalah pencapaian Raspadori dalam laga internasional senior ketiganya. Prospek penyerang muda ini sangat diharapkan terus menanjak dalam laga-laga Italia ke depannya.

Turki masih sempat memperkecil ketinggalan mereka dengan gol pada menit ke-83 berkat tembakan pemain pengganti, Serdar Dursun yang memanfaatkan umpan Caglar Soyuncu.

Pelatih kepala Italia, Roberto Mancini memuji respons tim mudanya dalam kemenangan tipis 3-2 atas Turki. skuad pemain muda Italia ini memberikan harapan melegakan bagi Mancini.

Sandro Tonali, Nicolo Zaniolo dan Gianluca Scamacca juga diberi peluang malam itu bermain sejak awal. Mancini merasa senang dengan cara timnya yang banyak berubah memberikan reaksi positif untuk membebaskan diri dari ketinggalan.

“Kami harus menampilkan performa yang bagus dan langsung membalik halaman. Kami kecewa, tetapi kami tahu dalam sepak bola tidak ada banyak waktu untuk mengasihani diri sendiri. Kami harus memulai ulang, dan kami tahu bahwa kami adalah tim yang kuat.” Kata Roberto Mancini seperti dilansir Football Italia (30/3/22). 

Pernyataan Mancini tersebut mengandung rasa optimis. Mancini harus segera menutup halaman kekalahannya melawan Makedonia Utara. Memang benar sukses itu adalah ketika kita terjatuh tetapi mampu bangun kembali.

Mancini juga merasakan keyakinannya bahwa Italia adalah tim kuat yang tidak mudah goyah dan patah arang menghadapi ujian apapun. Tidak perlu dikasihani akibat kegagalanya karena Mancini sekarang merasa sudah harus bangkit.

Kendati Italia berhasil menang 3-2 atas Turki, tetapi situasi di Italia masih dirundung kesedihan. Para mantan pelatih Gli Azzurri juga ramai memberikan pendapat tentang sebab kekalahan Italia. Salah satunya adalah mantan pelatih nasional, Fabio Capello.

Dia percaya bahwa kegagalan Italia untuk lolos ke Piala Dunia adalah karena obsesi Mancini mengikuti cetak biru tim Barcelona yang saat itu diasuh Pep Guardiola.

Capello, mantan bos Milan, Real Madrid, Juventus dan Roma itu mengklaim sepak bola Italia seharusnya mengikuti model filosofi Jerman daripada meniru gaya permainan Spanyol yang lebih rumit.

Dia mengatakan kepada Sky Sports (30/3/22) : “Penjelasannya sangat sederhana. Saya telah mengatakan sejak lama bahwa kami meniru sepak bola Guardiola 15 tahun yang lalu.”

Menurutnya pemain-pemain Italia tidak cocok dengan pola bermain ala Guardiola yang mengutamakan penguasaan ball posisition yang dominan.

Pemain-pemain Italia lebih cocok bermain dengan model Liverpoolnya Juergen Klopp. Lebih praktis tanpa harus menerapkan filosofi penguasaan bola.

Namun Mancini masih tetap memperlihatkan formasi yang tetap sama, ketika Italia bermain melawan Turki dalam laga persahabatan malam itu. Pola 4-3-3 dengan dominasi permainan yang bertumpu pada ball position yang unggul.

Saat ini mungkin Mancini merasa lega, karena skuad asuhannya sudah berhasil memberikan hasil laga yang sangat positif untuk dijadikan titik kebangkitan Gli Azzurri ke masa depan.

Roberto Mancini dan skuadnya sudah mulai move on. Lupakan Piala Dunia 2022. Lebih baik menatap ke depan menuju Piala Dunia 2026.

Salam bola @hensa.

Tinggalkan Balasan