Sumber Foto Dokumen Pribadi
Mungkin sudah banyak orang menulis bagaimana mnegalami perjalanan haji, sebuah perjalanan spisitual yang mungkin hanya sekali seumur hidup.
BACA JUGA : Catatan Perjalanan Haji, Usai Wukuf Di Arafah
Sebuah pengalaman sangat berharga bagi saya dalam perjalanan haji tahun 2015. Dalam coretan ini ada beberapa catatan yang sempat tercecer dan disayangkan jika dibuang begitu saja. Berusaha catatan tercecer ini dikemas dalam tulisan yang sederhana.
Akhirnya musim haji 2015 atau 1436 H sudah usai. Pada 25 Oktober 2015 malam waktu setempat, kloter terakhir Jemaah haji Indonesia meninggalkan Madinah menuju Tanah Air.
Kloter gabungan UPG 27 dan LOP 11 menjadi kloter pamungkas yang diberangkatkan dari Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah menuju Makasar dan Lombok.
Muassasah Adilla, lembaga resmi bentukan Pemerintah Arab Saudi yang bertugas melayani jamaah haji di Madinah, melepas rombongan terakhir tersebut dilakukan di Hotel Fayruziah Al-Khair yang dihadiri langsung Ketua Muassasah Adila Ja’far Hateem Bali.
Hateem Bali mengatakan bahwa, jamaah haji Indonesia merupakan jamaah yang bisa menjadi contoh selama berada di Tanah Suci.
Sopan, ramah, dan berperilaku baik dengan tidak melakukan tindakan yang sering merugikan orang lain selama beribadah.
Pihak Muassasah meminta maaf atas semua kekurangan selama penyelenggaraan haji terutama dalam melayani jamaah.
Muassasah sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, namun satu-dua kekurangan dalam teknis pelayanan di lapangan adalah sesuatu yang tidak bisa terelakkan.
Hal yang wajar jika itu terjadi dalam penyelenggaraan haji yang diikuti oleh jutaan Jemaah berasal dari berbagai penjuru dunia yang hadir di Mekkah dan Madinah.
Tahun ini dua maskapai penerbangan yaitu Garuda Indonesia dan Saudia milik Saudi Arabia melayani rute Tanah Air menuju Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz-Madinah untuk keberangkatan gelombang pertama sedangkan untuk gelombang kedua langsung menuju Bandara King Abdul Azis Jeddah.
Untuk kepulangan ke Tanah Air, Jemaah gelombang pertama diberangkatkan dari Jeddah sedangkan untuk gelombang kedua langsung dari Bandara Madinah.
Fasilitas Hotel dan Transportasi.
Para Jemaah haji tahun 2015 ini banyak dimanjakan dengan fasilitas hotel yang sangat nyaman termasuk catering makan siang dengan menu yang sangat bervariasi setiap harinya.
Bus Sholawat yaitu angkutan yang selalu siap 24 jam mengantar para Jemaah pulang pergi menuju Masjidil Haram untuk ibadah Umroh, Thowaf maupun ibadah sholat 5 waktu.
Kamar Hotel paling banyak diisi 3 orang Jemaah dari kapasitas kamar untuk 2 orang. Memang tidak semua hotel-hotel itu memiliki kamar yang luas.
Ada juga kamar yang diisi 4 orang Jemaah namun kamar hotelnya cukup memadai kapasitasnya sehingga masih tidak berdesak-desakan.
Terutama Hotel-hotel yang ada di kawasan Syisyah yaitu sector yang berada 4-5 km dari Masjidil Harom, memiliki fasilitas kamar yang cukup luas.
Hotel-Hotel tersebut berlantai 15. Beberapa hotel yang memiliki fasilitas sangat memadai seperti Akhyar Al Hayah Hotel, Sura Manra a Hotel, Rehhal Mina Hotel dan Rawabi Mina Hotel.
Jarak ke Masjidil Harom dari hotel-hotel tersebut memang cukup jauh namun disediakan Bus Sholawat untuk mengangkut Jemaah beribadah ke Masjidil Harom.
Namun hotel-hotel di daerah Syisyah ini keuntungannya adalah dekat dengan Jamarat yaitu tempat untuk melakukan kegiatan melempar jumroh.
Mabit di Mina
Hotel-hotel yang ada di Syisyah hanya berjarak 1,5 km menuju Jamarat. Karena jarak yang relative dekat ini maka bagi jamaah yang menempati Maktab di Mina dengan jarak yang jauh misalnya Maktab yang berada Mina Jadid yaitu diperbatasan Mina-Muzdalifah jaraknya hingga 7 km menuju Jamarat, mereka lebih memilih tinggal di Hotel dimana mereka menginap setelah selesai melempar Jumroh aqobah.
Umumnya para jamaah selesai melempar jumroh aqobah kemudian tahalul awal, mereka kembali menuju Hotel masing-masing yang berada di Al-Hajj Street sector Syisyah.
Beristirahat lalu ba’da Magrib mereka pergi mabit di Mina melalu terowongan King Fahad yang berjarak 1 km menuju perbatasan Mina.
Mereka mabit dengan menggelar tikar disebuah tempat sambil membawa perbekalan makanan ringan dan minuman sambil menunggu malam melewati pukul 24.00 Waktu Arab Saudi.
Biasanya pukul 02.00 dini hari mereka akan kembali ke Hotel masing-masing. Pada pukul 07.00 setelah sarapan pagi para Jamaah melakukan lempar jumroh pada hari Tasyrik untuk ketiga jumroh yaitu Jumroh U’la, Wustho dan Aqobah.
Bagi jamaah yang melakukan Nafar awal maka kegiatan tersebut hanya berlangsung sampai dengan tanggal 12 Zulhjah lalu melakukan Thowaf Ifadoh di Masjidil Harom, Sa’i dan Tahalul tsani.
Maka selesailah Ibadah Haji hanya tinggal melakukan thowaf wa’da saat nanti meninggalkan Mekkah baik bagi para Jamaah yang akan kembali ke Tanah Air maupun Jamaah yang akan melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Saat saat terakhir berpisah dengan Ka’bah diiringi doa dan harapan agar kelak bisa kembali Thowaf di tempat ini.
Ibadah Arbain di Masjid Nabawi
Para Jamaah haji saat melakukan ibadah Arbain di Masjid Nabawi juga dimanjakan dengan fasilitas Hotel yang jaraknya dekat dengan Masjid Nabawi hanya berjarak 400-500 meter.
Bahkan ada Hotel yang sangat dekat dengan Masjid sehingga suara Adzan terdengar sangat jelas. Selama di Madinah juga mendapat catering berupa makan siang dan malam.
Sambil melakukan Arbain yaitu ibadah melaksanakan 40 sholat wajib berjamaah di Masjid Nabawi selama di Madinah, para Jemaah juga diberikan layanan tur ke tempat-tempat bersejarah seperti Jabal Hud, Masjid Quba, Masjid Qiblattain, Makam Baqi.
Tentu saja dalam Masjid Nabawi para Jamaah juga berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW. Di sana juga ada makam Abu Bakar Siddiq dan Umar Bin Khatab. Belum lagi bagaimana nikmat dan khusyunya berdoa di Raudoh. SubhanAllah.
Maka wajarlah jika para Jemaah begitu sangat sedih harus meninggalkan Tanah Suci. Hanya satu harapan saat kembali ke Tanah Air bagi para Jemaah diberikan Allah Haji yang Mabrur.
Mereka selalu berdoa agar Allah dapat memberikan kesempatan kembali bisa mengunjungi RumahNya. Semoga Allah mengabulkan doa kita semua. Aamiin.
@hensa
2 komentar