Skuad Barcelona tersingkir dari Liga Champions (Foto Skysports).
Memprihatinkan, satu klub lagi yang harus gigit jari karena gagal lolos dari fase grup Liga Champions. Setelah AC Milan kini giliran Barcelona yang gagal masuk 16 besar ajang bergengsi di Eropa tersebut.
BACA JUGA : Everton Vs Arsenal, Momen Dramatis Itu Hadir di Menit Akhir Laga.
Barcelona harus mengakui keunggulan Bayern Munchen denga skor 3-0. Laga terakhir fase grup ini berlangsung di Stadion Futball Arena Munchen, Munich pada Kamis (9/12/21) dini hari WIB.
Gol-gol Bayern Muenchen dicetak oleh Thomas Muller, Leroy Sane dan Jamal Musiala. Ketika turun minum Bayern Munich sudah unggul 2-0.
Kegagalan ini adalah yang pertama kalinya bagi Barcelona tidak mampu lolos ke 16 besar Liga Champions sejak musim kompetisi 2000-2001.
Bagi Bayern sendiri, kemenangan ini adalah pencapaian sempurna pada fase grup. Tuan rumah menyingkirkan Barcelona untuk kedua kalinya dalam tiga musim Liga Champions.
Mengusung formasi 4-1-4-1, Tim asal Jerman ini terlalu tangguh bagi Barca. Sangat jelas perbedaan kualitas diantara dua tim ini.
Pola menyerang lebih ditekankan melalui dua winger mereka, Coman dan Sane. Sementara di tengah ada Thomas Muller dan Jamal Musikala. Mereka memainkan bola dengan baik untuk membuka peluang-peluang mencetak gol.
Dominasi Bayern terlihat ketika mereka memiliki 10 peluang mencetak gol. Empat tembakan tepat sasaran, 2 tembakan off target dan dua lainnya mampu di blok lawan.
Sementara Barcelona hanya memiliki 7 peluang dan hanya 2 tembakan yang tepat sasaran. Permainan Barcelona tidak meperlihatkan ciri khas mereka dalam mendominasi sebuah permainan di lapangan.
Mereka bermain ragu-ragu tanpa ada visi yang jelas. Trio gelandang mereka, Frankie De Jong, Sergio Busquet dan Gavi tidak menunjukkan permainan yang taktis.
Bahkan Sergio sudah menerima kartu kuning padahal laga baru berjalan 9 menit. Terlalu banyak kehilangan bola yang mereka lakukan. Mereka kalah duel dengan gelandang Bayern, Muller, Tolliso dan Musiala.
Barcelona pada awal-awal laga terlihat lebih bersemangat untuk memenangkan laga ini. Mereka harus meraih 3 poin untuk membuka peluang dari grup E ini.
Pesaingnya adalah Benfica yang juga harus memenangkan atas tamu mereka, Dybamo Kyiv. Hal ini karena mereka berada di posisi ke-3 dengan 5 poin maka dengan kemenangan akan menambah 3 poin menjadi 8 poin sudah cukup untuk melampaui Barcelona.
Akhirnya Benfica berhasil menang 2-0 atas Dynamo Kyiv. Dengan kemenangan ini, Benfica berada di posisi kedua dengan 8 poin melewati Barcelona yang tetap dengan 7 poin di posisi ke-3.
Pada malam itu seusai laga Julian Nagelsmann, pelatih kepala Bayern, berbicara kepada DAZN seperti dilansir UEFA.com (9/12/21) : “Kami sangat dominan hari ini. Kami menghadapi lawan dengan nama besar yang sebenarnya perlu menang tetapi kami tidak pernah membiarkan mereka puas. Jika kami benar-benar bersatu, kami bisa mencetak lebih dari tiga gol.”
Inilah pernyataan yang sangat sportif bagi seorang pelatih yang selalu profesional dalam menghadapi setiap lga untuk kulb asuhannya. Tidak ada kompromi menghadapi tim manapun tetap mereka mengincar target menang.
Keprihatinan bagi Barcelona karena gagal lolos dari fase grup merupakan prestasi yang paling buruk di ajang Liga Champions ini. Prestasi ini adalah pencapaian Blaugrana menuju titik nadir yang membuat mereka semakin kehilangan kepercayaan.
Selanjutnya tugas berat bagi Xavi yang diberikan mandat untuk membangun kembali Barcelona dari keterpurukan klub asal Catalan ini.
Salam bola @hensa.
Barca tanpa Messi tak “garang” lagi .. salam sehat pak Hensa
Benar Pak Nurwendo. Mereka kehilangan karakter permainannya. Sungguh prihatin. Salam sehat selalu Pak Nur bersama keluarga.