Manchester United berhasil menang 2-1 atas Chelsea pada pekan ke-15 Premier League di Old Trafford, Kamis (7/12/23) dini hari WIB.
Erik ten Hag memberikan pendapatnya tentang kemenangan luar biasa Setan Merah tersebut. Pelatih asal Belanda itu berpendapat bahwa timnya telah bermain baik.
Skuad Red Devils berbeda jauh permainan mereka dengan ketika mereka mengalami kekalahan di Newcastle United pekan lalu.
Ten Hag sangat kagum pada semangat skuad asuhannya. Pasukannya walaupun memiliki tekanan berat tapi masih mampu mengerahkan energi dalam mengalahkan The Blues sekaligus mengamankan tiga poin.
Namun demikian Erik ten Hag masih memiliki sisa masalah yang harus segera dia pecahkan terutama untuk perbaikan skema permainan Manchester United.
Peran Unik Scott McTominay dan Mandulnya Striker Murni
Erik ten Hag khusus membahas dan menyoroti peran dari Scott McTominay sebagai sosok yang bertugas sebagai pivot dalam skema 4-2-3-1.
Pemain internasional Skotlandia itu sukses mencetak kedua gol Manchester United dan berhasil menyabet Man of The Match.
Scott McTominay sejauh ini sudah mencetak lima gol di ajang Premier League pada musim ini bersama Red Devils.
Pencapaiannya ini adalah yang terbaik selama berseragam Manchester United dengan lebih dari separuh musim kontraknya yang masih tersisa.
Selain Scott McTominay, Ten Hag juga membahas dampak positif dari peran gelandang bertahan tandem McTominay yaitu Sofyan Amrabat dan bek kiri Sergio Reguilon.
Fakta di lapangan mereka memang bermain sangat dinamis, kuat dan proaktif, menguasai permainan di area tanggung jawabnya.
Amrabat berkali-kali berhasil memotong setiap aliran bola sebelum masuk ke area penalti Manchester United.
Mereka, baik Amrabat maupun Scott McTominay banyak memenangkan duel. Duet pivot ini sangat kompak.
Scott bahkan lebih sering melakukan overlap membantu penyerangan mengisi posisi yang ditinggalkan Bruno Fernandes yang sering beroperasi ke arah winger.
Jika dua gol Manchester United itu lahir dari aksi Scott McTominay, maka hal itu karena Scott selalu berada pada posisi yang tepat.
Gol pertama merupakan tembakan keras dari area penalti Chelsea menembus gawang Robert Sanchez.
Demikian pula dengan gol kedua adalah sundulan kepala yang sangat akurat memanfaatkan umpan lambung Fernandes.
Dalam laga tersebut Scott McTominay bak seorang striker yang justru mengalahkan peran sosok Rasmus Hojlund yang tugasnya memang sebagai striker murni.
Lahirnya gol kedua melalui sundulan adalah momen dimana saat itu Hojlund sempat melompat, tetapi kepalanya tidak bisa menjangkau umpan lambung tersebut. Dan Scott dengan lompatannya berhasil menyundul bola menjebol gawang Chelsea.
Tampaknya Ten Hag sengaja menugaskan Scott bermain lebih ke depan dengan selalu berlari mendekati area dekat area penalti lawan.
Namun Scott juga selalu menjadi orang pertama yang berlari menutup celah di lini tengah sebelum penghadang lapis berikutnya ada pivot kedua yaitu Amrabat.
Scott McTominay sudah kerap terbukti sebagai finisher yang sangat bagus. Bukti dua gol ke gawang Chelsea malam itu adalah gambaran performa Scott yang patut mendapat apresiasi.
Pergerakkan Scott ke depan diimbangi oleh kemampuan Sofyan Arabat mengisi ruang yang ditinggalkannya. Amrabat sudah mampu beradaptasi dengan skema ala Erik ten Hag.
Fenomena peran baru yang berhasil dari Scott McTominay, sosok gelandang bertahan ini justru semakin memperlihatkan betapa kelemahan peran striker tunggal Ramus Hojlund.
Berkali-kali peluang yang dimiliki Hojlund di area penalti Chelsea gagal menjadi gol karena finishing striker muda asal Denmark ini kurang bagus.
Justru Scott McTominay selalu menjadi finishing yang tajam dari setiap peluang di area penalti Chelsea.
Gol pertama sebuah tembakan keras adalah bukti insting mencetak golnya sangat tajam, begitu pula dengan gol kedua.
Pekerjaan rumah bagi Erik ten Hag untuk meningkatkan performa striker murni mereka seperti Hojlund rekrutan baru mereka.
Bisa dibayangkan jika mereka memiliki striker yang tajam, maka peran instimewa Scott McTominay akan semakin melengkapi ketajaman lini serang United.
Lini Belakang Masih Ada Lubang Menganga
Erik ten Hag harusnya tetap sadar bahwa lini belakang skuad asuhannya masih keropos. Harry Maguire dan Victor Lindelof adalah bek tengah yang sudah lamban pergerakkannya.
Gol balasan Chelsea pada akhir babak pertama adalah bukti lambannya Maguire dan Lindelof. Mereka tidak mampu menutup pergerakan Cole Palmer, pemain muda Chelsea yang berhasil mencetak gol.
Gol ini juga lahir karena Andre Onana tidak jeli mempoisikan dirinya sehingga hanya dengan tembakan yang pelan tapi sangat terarah dari Palmer, kiper Manchester United itu tidak mampu mencegah bola masuk ke gawangnya.
Pada babak kedua Victor Lindelof digantikan oleh bek kiri Sergio Regulion sehingga komposisi kuartet berubah dengan menggeser Luke Shaw menjadi bek tengah berduet dengan Maguire. Diogo Dalot masih di posisi bek kanan.
Hadirnya Regulion sangat membantu kekuatan lini belakang tetap stabil untuk kedua sisi serangan dari winger Chelsea. Namun tetap saja dari arah tengah pergerakkan pemain Chelsea sering terlambat ditutup Maguire yang lamban.
Erik ten Hag semoga saja masih menyadari dua kelemahan tersebut karena Manchester harus menghadapi jadwal padat di bulan Desember ini.
Pekan ke-16 Setan Merah menjamu Bournemouth di Old Trafford, Sabtu (9/12/23). Pada tengah pekan pasukan Ten Hag berlaga di Liga Champions fase grup matchday terakhir menghadapi Bayern Munich di Old Trafford, Rabu (13/12/23).
Pekan ke-17 Erik ten Hag menghadapi laga hidup mati melawan Liverpool di Anfield, Minggu (17/12/23). Pekan berikutnya United harus bertandang ke London menghadapi West Ham, Sabtu (23/12/23).
Laga Boxing Day, Manchester United akan menjamu Aston Villa di Old Trafford (27/12/23) dan bertandang ke Nottingham Forest(31/12/23).
Perjalanan dengan tantangan berat bagi Erik ten Hag sekaligus pertaruhan karirnya di Old Trafford. Semoga pelatih asal Belanda ini masih bertahan hingga akhir tahun ini.
Salam bola @hensa17.
#MUFC
#Ten Hag