Lomba Menulis PGRI ” Menulis Di Blog Jadi Buku”
Goresan Tinta Ke – 19 Ku
Oleh : Herni Sunarya Banah
NPA : 12100200134
Assalamuallaikum Wr. Wb.
Jum’at pagi nan cerah ceria di temani hembusan angin pagi dan kicawan burung di atas pepohonan. Namun kali ini suasana hati tidak seperti gambaran sekitar yang ceritakan. Perasaan saya hari ini sunggung tidak karuan badan masih terasa lemas, mual dan diare. Dengan kondisi yang tidak karuan ini rasanya malas untuk melakukan sesuatu. Dalam benak saya teringat akan peserta didik yang menanti segudang hamparan ilmu hari ini.
Demi peserta didik yang saya sanyangi walau pun dalam keadaan kurang sehat, tetap saya hadang dengan semangat juang mengajar. Guna mencapai tujuan utama mencerdaskan anak – anak Indonesia ceria yang siap berjuang melawan teknologi. Waktu sudah menunjukan saat nya untuk mengajar peserta didik. Pagi ini saya mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi google meet. Dengan memaparkan materi bertemakan reference.
Link google meet mulai saya share ke peserta didik melalui what app dan google classroom. Sembari mepersiapan materi presentasinya para peserta didik masuk kelas virtual satu per satu. Pembelajaran pun berlangsung 1 jam tapat pukul 08.30 sesi pembelajaran pertama selesai. Saya pun memiliki waktu luang selama 1 jam, tanpa pikir panjang saya gunakan untuk membuat goresan tinta ke – 19. Goresan tinta saya kali ini akan mengulas tentang kesedihan yang sahabat saya terima. Kesedihan yang tiba – tiba datang tanpa diundang. Berikut alur goresan tintanya.
Sepulangnya saya dari toko langsung mandi tanpa menghapiri sikecil dan lainnya yang ada di rumah maklum di masa seperti sekarang ini harus menjaga kondisi supaya tetap bersih dan sehat. Setelah kondisi badan bersih langsung bercengkraman bersama sikecil. Tanpa disengaja sekali waktu saya membuka chat di what app. Disitu saya menjurus pada salah satu chat sahabat saya di group sekolah.
Sambil meneteskan air mata saya bertanya – tanya dalam hati sebenarnya Dia ini sakit apa?. Sudah 3 hari ini Dia absen time stamp terlihat pucat di kamere. Dan ketika hari senin Dia tidak berangkat. Sempet terpikirkan jangan – jangan Dia kena terkena ….
Namun seketika itu segera saya hempaskan pikiran negatif ini.Tak lama kemudian saya mendengan kabar dari salah satu karyawan saya bahwa cucunya terkena si covid. Astaghfirullah hal adzim. Hanya itu kalimat yang terucap dari bibirku.
Kami pun hanya bisa memberikan doa dan semangat kepada Dia dan keluarganya semoga segera diberi kesembuhan dan diangakat segala penyakitnya serta semoga bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Wahai enkau mahluk tak kasat mata kenapa engkau bisa hadir dimuka bumi ini, Engkau datang secara tiba – tiba menghampiri orang – orang yang tak tahu menahu tentang kamu. Walaupun kami tidak bisa melihatmu namun serangan mu begitu dasyat tanpa ampun. Mohon segera lah pergi dari bumi ini dan kembali lah pada penciftamu.
Dan Kembali pada sahabat ku tetaplah semangat, jangan lupa banyak berdzikir dan makan. Tingkatkan imun dengan makan – makanan bergizi, berjemur pada jam 10 pagi dan pakai masker. Semoga covid – 19 bisa hengkang dari Dia dan juga muka bumi ini.
Itulah goresan tinta ke 19 ku semoga enak di baca dan bermanfaat bagi kita semua.
Seuntai Kalimat Indah :“Untuk Sahabat Ku Tetap Semangat Dan Ingat Alloh Tidak Pernah Tidur”
Selalu Kreatif, informatif dan inspiratif artikelnya. Good job. Lnjutkn!
Semoga lekas sehat kembali ya Bu, keluarga sahabatnya. Tulisannya bagus, diksinya keren. Hanya ada beberapa salah ketik saja. Tapi keseluruhan, kereen
matursuwun Mba Ditta atas ilmunya
Aamiin ya rabb dan kata sahabat saya yng bayi sudah sembuh