Barongan Bikin Gregetan

Delapan Belas

Barongan Bikin Gregetan

Berbicara mengenai barongan teringat akan kesenian tradisional Bangsa Indonesia. Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Akan tetapi hampir sebagian besar daerah di Jawa Tengah memiliki kesenian barongan. Kesenian barongan atau lebih tersohor tidak hanya di Indonesia akan tetapi di dunia Internasional.

Barongan merupakan salah satu kesenian masyarakat Indonesia. Melalui kesenian barongan masyarakat bisa menumbuhkan pendidikan karakter seperti : kekeluargaan, kesederhanaan, kompak dan berani serta dilandasi dengan kebenaran. Kesenian barongan sering kali indentik dengan gambaran singa penguasa alam yang buas.

Asal usul kesenian barongan menurut hikayat Panji, merupakan suatu cerita diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Radan Panji Asmarobangun/ Pujonggo Anom atau Singo Barong. Kesenian barongan biasanya ditampilkan oleh beberapa penari dan salah satunya menggunakan kepala harimau raksasa seolah-olah sebagai penguasa hutan yang buas.

Selain ditampikan oleh beberapa orang, juga memiliki alat tradisional guna mengiringan para penari. Adapun alat tradisional sebagi berikut : Bonang, saron, demong, dan kempul. Ada juga alat musik modern yang digunakan dalam kesenian barongan ini. Berikut alat-alat musik modern seperti : terompet, drum kendang besar dan orgen.

Kesenian barongan hampir saja akan diklain oleh negara lain. Akan tetapi kesenian telah lahir di tanah air tercinta yaitu Indonesia. Oleh karena ini mari kita sebagai warga negara yang baik untuk melestarikanya sehingga tetap terjaga utuh. Dan tidak akan ada yang mengklaim kembali. Alhamdulilah sudah banyak sekolah terutama yang berada di daerah mulai melestarikan kesenian barongan ini.

Dengan adanya perubahan kurikulum yang baru yaitu kurikulum merdeka. Dan didalamnya terdapat pembelajaran tentang Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau kita kenal dengan P5. Kesenian barongan bisa dijadikan aksi nyata bagi para peserta didik terutama dalam membangun jiwa dan raga para peserta didik. Sebagian besar anak-anak di daerah akan bisa lebih mengembangkan minat dan bakatnya melalui kesenian barongan.

Selain mendapatkan pembelajaran tentang elemen-elemen pancasila, para peserta didik juga bisa melestarikan budaya bangsa supaya tidak punah atau diklaim negara lain. Kesenian barongan dapat dijadikan suatu wadah tempat berkumpulnya para peserta didik dalam mengembangkan bakatnya.

Kesenian barongan juga bisa membawa demam pada anak-anak negeri. Salah satu contohnya anak saya yang paling kecil. Sejak usia lima tahun dia tertarik dengan barongan. Sering kali sikecil menonton youtube tentang barongan. Dia pun hapal nama-nama jenis barongan. Dan ternyata jenis barongan tidak hanya berupa singa akan tetapi bisa beupa kepala banteng.

Saking sukanya sikecil pun mulai mecoba mempelajari cara melakukan tariannya. Dia mulai memegan pegangan pada kepala barongan. Diikuti dengan menggerakan kaki depan di angkat. Ketika kaki melangkah kepala barongan mulai ikut bergoyang ke kiri dan diikuti dengan langkah berikutnya kepala barongan mulai memenggelakan ke kanan.

Tidak hanya itu sikecil secara otodidak mempelajari jantur. Apa sebenarnya jantur?. Jantur adalah berhubungan dengan mejik. Pada tampilan kesenian barongan menggunakan majik. Ditengah-tengah penampilannya merekan akan dirasuki oleh jin. Juru kunci atau pemimpin kelompok kesenian barongan akan menjantur masing-masing pemain. Mereka pun secara tiba-tiba langsung bergerak tidak sesuai naluri merekan.

Mereka diarahkan oleh pengisi di dalam dirinya. Beberapa dari meraka ada yang memakan kelapa dengan mengupas sendiri dengan gigi. Ada juga yang memakan kaca. Serta ada juga yang memakan bunga tujuh macam. Selain itu ada juga yang sekedar menghisap aroma kemenya. Tidak hanya itu mereka bahkan sampai terjatuh ke tanah dan berguling-guling di tanah tanpa sadar.

Ketika acara penampilan para pemain barongan akan selesai, mereka satu persatu akan ditarik kembali jinnya oleh pemimpinnya. Hingga mereka pun kembali menjadi sadar. Kembali lagi ke cerita sikecil saya. Ini yang membuat saya jadi gregetan dan merasa khawatir. Sikecil terkadang berpura-pura menari sambil kesurupan. Ketika menari bak penari yang asli sedang tampil dalam pertunjukan.

Gerakan badan luwes, pandangan mata melirik ke kiri dan ke kanan. Bahkan sesekali sikecil menggulingkan badan dilantai. Perasaan saya semakin khawatir dan takut benar-benar kerasukan. Tertanya cuma meniru pertunjukan yang ada dalam youtube. Disatu sisi saya merasa bangga bahwa anak kami masih mau mengenal kesenian tradisional. Bahkan mau mempelajarinya meski hanya latihan melalui youtube.

Tidak hanya itu sikecil sampai tahu jenis barongan banteng dan harimau bersama dengan nama-nama panggilannya. Meski kesenian barongan membuat hati saya khawatir dan gregetan, akan tetapi saya bangga masih banya anak negeri masih mau memainkannya. Serta mau melestarikan budaya bangsa yang hampir terlupakan.

Tinggalkan Balasan