PART.1.
AWAL DARI PERJALANAN SUPRANATURAL
Malam itu seperti malam biasa sepulang kerja aku langsung mandi,sholat magrib dan makan-makanan yang sudah disiapkan sang istri,biasanya setelah makan nonton tv bersama sambil main dengan anak yang masi lucu-lucunya adalah hal yang baik untuk menghilangkan penat setelah seharian bergelut dengan pekerejaan. Terdengar olehku riuh suara orang-orang berbincang ramai,kutanya pada istriku.
“kenapa ada banyak orang datang kerumah sebelah?”
“Rumah sebelah lagi ada tamu katanya orang jauh dari kudus,mereka sedang melakukan aktifitas pengobatan alternatif”
“Seperti apa model pengobatannya?”
“ya…gaib-gaib gitu!”
“aku penasaran juga boleh aku lihat kesebelah?”
” lihat aja tapi pulang jangan malam”
“baiklah…”
Kemudian aku langsung ganti baju dan pergi kerumah sebelah, waktu itu aku masih tinggal di perumnas jadi rumahnya cople bergandengan aku tinggal membuka pagar samping dan langsung masuk kehalaman rumah tetangga sebelah. Dengan rasa penasaran yang tinggi aku memperhatikan kegiatan pengobatan yang sedang berlangsung,selain tetanggaku aku melihat seorang lelaki dengan perawakan yang tidak begitu tinggi,berkulit hitam dan muka menampakan perwajahan orang jawa,ia berpakaian biasa saja hanya menggunakan kopyah,kokoh dan sarung jauh dari kesan pakaian seorang ahli di bidang kegaiban atau spiritual yang sering aku lihat di tv, beberapa kali orang itu berpapasan pandangan dengan ku,setiap berpapasan aku selalu merasakan ada semacam getaran aneh dalam diriku,dadaku terasa panas,dan perasaanku cemas.
Dari jam 8 malam sampai jam 11 malam, aku perhatikan berbagai macam orang datang minta bantuan pengobatan ada yang amandel,ada yang diikuti mahluk ghaib,ada yang meminta jimat dan sebagainya.
Setelah penerimaan tamu ditutup aku pun berniat pulang,dan tiba-tiba dari dalam rumah itu ada suara seseorang memanggil namaku. Aku kenal itu suara tetanggaku dan aku langsung berbalik melihat kedalam.
“Dinar…mau kemana,masuk dulu kita ngobrol”
“iya mang” dia memang kupanggil mamang alias paman karena usianya terpaut jauh dari ku,bisa dikatakan dia sebaya dengan adik bapakku.
“sini masuk dulu, cepat benar pulangnya”
“udah malam mang kali tamunya mau istirahat juga” jawabku.
“justru itu mas Ali yang menyuruh kamu masuk dia ingin ngobrol”
“ooh…!iya mang” Sambil mengucap salam aku masuk dan kusalami orang yang di panggil tetanggaku Mas Ali tadi. Aku duduk di kursi pas di hadapan orang tadi,ia langsung bertanya kepadaku.
“nama kamu siapa?”,asalnya dari mana?”
Langsung pertanyaannya bertubi-tubi seolah memang sudah dia persiapakan sedari tadi. Tapi ada pertanyaan yang tidak bisa kujawab saat itu.
“itu sinar kuning yang menyelimuti badan kamu,kamu dapat dari mana?” Sontak aku kaget sinar yang dimaksud sinar apa ya mas?,saya gak ngerti maksudnya. Perasaan penasaran sudah mulai timbul di fikiranku.
“Dari tadi sambil melakukan pengobatan saya itu memperhatikan kamu,karena saya melihat dari badan kamu itu keluar sinar kuning seperti sinar emas” Begitu katanya,dia menjelaskan sedikit.
“orang-orang yang badannya di selimuti sinar kuning itu biasanya mempunyai kemampuan supranatural atau spiritual, nah kamu sendiri pernah berguru atau keluaran pesantren,atau padepokan mana?,Sehingga mendapatkan aura kuning itu?”
“saya ga ada guru mas,juga ga pernah mondok atau masuk padepokan manapun”
Mendengar jawaban saya mas Ali langsung terdiam dan seperti melakukan penerawangan gaib seperti yang saya lihat di tv. Aku pun hanya diam saja tidak berani mengganggu konsentrasi dia. Selang beberapa menit dia kembali bicara.
“itu di belakang kamu ada dua sosok khodam(mahkluk ghaib yang menjadi pendamping manusia) wujudnya seorang kiyai dan seorang nyai, apa kamu sering bertemu dgn mereka? ya… dalam mimpi misalnya?”
“kalau putrinya sih pernah sesekali tidak sering sih,kalo kiyainya belum”
“nah sinar itu berasal dari mereka berdua,saya sudah komunikasi dengan mereka katanya, mereka itu adalah sepasang khodam mustika merah delima,dan mereka minta agar mereka di satukan dengan kamu,nanti setelah disatukan mustika merah delimanya akan dimunculkan sebagai media atau tanda kalau mereka mengabdi kepada kamu,begitu katanya”
Aku makin bingung dengan penjelasan tersebut.Timbullah pertanyaan-pertanyaan yang harus aku tanyakan kepada mas Ali.
“mereka asalnya dari mana mas,terus tujuan mengikuti aku apa mas,terus kalau aku menerima mereka efeknya terhadap aku apa?”
“Pertanyaan satu-satu,jawab mas Ali,nanti mereka yang akan jawab dan saya yang akan menyampaikan kepada kamu,istilah saya sebagai penerjemahnya karena kamu belum mampu berkomunikasi dengan mereka”
Ini jawaban mereka :
“kami adalah khodam mustika merah delima yang dulunya dimiliki oleh leluhurmu,dahulunya kami membantu kakek buyutmu menjadi orang yang terpandang di masanya,dia seorang dukun besar di desanya,hampir semua kegiatan pengobatan,pertarungan, dan sebagainya kamilah yang membantu kakekmu melakukannya”.
Memang sih ibu ku,pernah cerita sedikit tentang kakek buyutku,menurut ceritanya kakek buyutku adalah seorang aktivis spiritual di masanya.
Singkat cerita malam itu banyak pertanyaan dan informasi yang kudapat dari mas Ali,tentang masalah dunia pergaiban baik itu asal-usul,hukumnya dalam agama ,dan membongkar siapa sebenarnya sosok ghaib yang katanya selama ini sudah mengikutiku.
Selang tiga hari setelah pertemuan malam itu benar saja, mas Ali menelponku,katanya aku di perintahkan untuk duduk dan puasa mutih selama tiga hari,saat kutanya tujuannya beliau tidak menjawab katanya dia tidak boleh menjelaskan kepadaku,ikuti saja nanti semua jawaban akan kamu dapat selama tiga hari itu,selama tiga hari itu aku harus berzikir pada setiap malamnya,dan malam terakhir aku tidak boleh tertidur sampai terdengar suara adzan subuh,aku bingung dengan perintah tersebut karena harus dilakukan ditempat yang sepi,sedangkan dirumahku ada istri dan anakku yang masih sering nangis malam minta nyusu ke ibunya.
Beruntungnya waktu itu istriku sedang libur panjang sekolah karena iya seorang guru. Jadi aku minta agar selama tiga malam mereka menginap di rumah mertuaku. Setelah kuceritakan maksudku istriku pun menuruti keinginanku.
Selama dua malam ritual zikirku tidak banyak penemuan yang kudapati,hanya ada perasaan merinding dan beberapa kali kelebatan bayangan saja. Pada sore hari yang ke tiga aku di telpon lagi,kataya malam ini aku harus siap-siap apapun yang terjadi dan dilihat jangan pernah berhenti berzikir apa lagi sampai lari,penasaran makin besar di benakku sedangkan untuk mendapatkan jawaban langsung tidak bisa karena mas ali tidak diperbolehkan menjelaskannya padaku.
Malam itu terasa agak aneh setelah berbuka aku tidak boleh merokok dulu, harus tetap berada di sajadah sampai azan isya tiba dan langsung mendirikan shalat isya setelah itu barulah boleh istirahat sebentar sekitar 25 menit kemudian lanjutkan lagi berzikirnya. Kira-kira jam 01 teng WIB. Suasana mistisnya sangat terasa,hembusan angin sayup,dari belakang dan depan ku sangat terasa,kelebatan bayangan makin banyak kulihat,tubuhku terasa tebal merinding,kulitku serasa di tusuk-tusuk jarum,tiba-tiba pandanganku menjadi benar-benar gelap dan seketika aku merasa tubuhku ringan sangat ringan, tanpa kusadari kenapa sekarang suasana menjadi terang,aku ingat tadi aku berzikir dalam keadaan semua lampu di matikan dan gelap, aku kaget ternyata posisiku berada di atas plafon rumah dan melihat kebawah aku melihat aku sendiri yang sedang duduk diam tak bergerak sambil memegang tasbih,tapi tasbih itu tidak berjalan.
Masih dalam keadaan kebingungan dengan yang terjadi,aku lebih di bingungkan kenapa penglihatanku bisa menembus semua dinding,tembok,aku melihat tetangga yang sedang tidur terlelap,dan penglihatan jauh yang lain. Sontak aku terkaget tiba-tiba dari sisi belakangku terdengar suara.
“Assalamu’alaikum cucuku”
Reflek aku menjawab “waalaikum salam”
“mari ikut kakek sebentar” itu perkataan selanjutnya,diraihnya tanganku dan tiba-tiba aku berada di lokasi yang berbentuk sebuah kampung yang suasana jaman dahulunya sangat ketara,aku berjalan mengikuti kakek tersebut banyak orang melihatku mereka semua tersenyum tapi tidak bicara satu katakapun.
Kemudian sampai di tengah-tengah desa kami berhenti di depan sebuah rumah panggung yang besar sekali di awal tangga ada dua orang lelaki berdiri seperti sedang berjaga,mereka berpakaian seperti prajurit melayu,lantas kami naik kerumah tersebut di dalam rumah aku melihat hidangan makanan yang banyak sekali semua terhidang di lantai tidak di atas meja.
Seorang laki-laki tua datang menyambut kami,lalu di susul pula dengan seorang perempuan yang berparas cantik dan sangat cantik dengan wajah tirus dan kulit putih kuning,bibirnya merah rapi,dan bermata bening,rambutnya terurai lurus lebih sebahu iya memakai kemben warna merah pink lelaki manapun yang melihat aku pastikan akan terpesona dengan kecantikannya, selintas seperti bidadari yang aku lihat di sinetron jaka tarub tv,berharap dia akan menyapaku tetapi ternyata tidak…hadeeh…disaat seperti ini pun ternyata fikiranku masi konyol.
Tanpa ada bicara mereka lalu berjalan mendahului kami untuk turun dari rumah kamipun mengikutinya,sampai di tepi sebuah sungai kakek yang tadi menjemputku memberikan selembar kain putih,kemudian menunjuk kearah sungai aku tau ini isyarat menyuruhku mandi.
Aku turuti isyarat kakek itu. setelah mandi aku dihampiri perempuan tadi dia menyodorkan seperangkat pakaian yang di taruh dalam nampan,tapi perempuan itu tidak mau melihatku dia hanya tersenyum sambil melihat kearah sungai.
Aku pun langsung memakai pakaian yang di berikan itu,ternyata itu pakaian adat melayu mirip sekali dengan pakaian seorang penganten laki-laki melayu untungnya baju,celana,dan ikat kepalanya semua pas di badanku. Dan kami pun kembali kerumah tadi.
Dari kejauhan rumah tadi sudah terlihat tapi kenapa di depan rumahnya banyak sekali yang berkumpul,dan suara gendang serunai yang bertubi-tubi,di tengah-tengahnya ada sebuah meja yang di atasnya ada sejenis nasi tumpeng warna kuning,dan dikelilingi dengan berbagai buah dan makanan yang di bungkus daun pisang.
Aku heran kenapa semua orang yang ada semua tersenyum melihat kedatangan kami,setelah sampai di depan meja tersebut kami berhenti, aku melihat disekelilingku masyarakat desa semua berpakaian melayu laki dan perempuannya semua bagus dan cantik-cantik.
Di atas rumah di terasnya berjejer orang-orang berpakaian aneh melihat kami, ada yang berpakaian serba hitam,ada yang berpakaian putih,ada yang berpakaian kuning memegang tongkat bambu kuning dan duduk di atas kursi yang terbuat dari bambu warna kuning,ada para putri-putri dan masih banyak lagi,tiba-tiba orang yang berpakaian kuning memberikan isyarat dengan lambaiyan tangan isyarat acara di mulai.
Bersambung….