Ring light
Sudah seperti hal penting tentang lampu-lampu bukan di arena dansa-dansi, melainkan di rumah saat WFH sekalipun. Ada jaring laba-laba yang terlihat jelas pada sebuah bingkai kisah masa lalu dari Kuala Lumpur Malaysia. Di sana memang bukan tempat saya, kira nya Allah melepaskan ikatan pertunangan dengan seorang Datuk. Saat itu seperti tak terlihat jalan terang, tidak terelakan walaupun ikatan ilmu dan kemudahan sudah ada, tak bertabir.
Tentang sebuah mimpi Go Internasional, impian yang biasa bagi orang lain, tapi tidak bagi perempuan biasa seperti saya. Kini satu-persatu tabir itu mulai terbuka lewat kecanggihan teknologi. Seperti secangkir semangat, sebuah ilmu yang diberikan guru pertama saya yaitu Ibunda.
Keikhlasan menerima Taqdir Allah Subhaanahu Wa Ta’aala membuat kisah bertabir itu dapat dibuka dan diberi kesan cerah memberi manfaat seperti epek yang ditimbulkan ring light. Ilmu dan teknologi itu memang sangat penting, memiliki deretan di atas skala prioritas, akan tetapi keikhlasan menerima takdir Tuhan di atas segalanya. Ikatan yang terlepas, mimpi yang terhempas tentang Go Internasional yang tak jadi kenyataan, menjadi kisah bertabir yang hanya sepenggal kisah lama menjadi pijakan untuk meraih impian baru.
Ikhlas menapaki kisah yang terbentang pada masa depan. Berdiri di atas kaki sendiri, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. “Wahai yang mulia tuan Datuk, sekarang saya yakin kisah itu biarlah tetap bertabir.
(BANDUNG-akhir Januari) Gedung Sate
Ceritanya buat penasaran nih
Ceritanya buat penasaran nih, tabir apakah itu???
Wah ada kisah kasih di balik tabir.. dan ternyata selamanya bertabir…