BEREMPATI DARI KOBER

Terbaru266 Dilihat

Grahita Cianjur

Berkegiatan dengan prokes 

Kegiatan kober (kelompok belajar) tentu melibatkan banyak orang. Jika disederhanakan dengan empati kita akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Melakukan kegiatan di masa pandemi ini tentu untuk kober lebih disederhanakan, fleksibel dan sedikit dibatasi. Lebih tepatnya bukan merupakan pembatasan gerak dan kegiatan pendidikan, tetapi lebih pada menjaga jarak dan melakukan semua tindakan protokol kesehatan.

Fungsi Adaptif

Mungkin tidak seperti kegiatan bisnis yang melakukan WFH karena menyangkut hak belajar tatap muka terbatas minimal dua kali dalam 1 minggu. Kegiatan belajar dengan adaptasi yang ekstra inilah yang membuat siswa harus lebih rilex dan guru lebih berempati agar memiliki kemampuan untuk share-feeling. 

Dilandasi kepedulian, sesama siswa dengan kober ABK ( anak berkebutuhan khusus ), membuat siswa yang lain lebih mensyukuri kondisi diri masing-masing.

Empati menekankan kebersamaan yang lebih daripada sekedar hubungan siswa dan guru, siswa dan teman-temannya. Menangkap makna perasaan itu terpancar dari raut muka dan tindakan, bahkan ketika mengajarkan berempati pada korban bencana alam, maka anak-anak belajar bersedekah dengan cara memasukan bekal uang jajannya, menyisihkan yang mereka miliki dan belajar berbagi. Dari sinilah pendidikan karakter terintegrasi sebagai sikap penerimaan dan pengertian terhadap perasaan orang lain. Usaha memupuk karakter yang baik, Akhlak yang baik adalah bagian dari tugas pendidik pada ranah apeksi.

Terkadang empati itu lebih mudah diabaikan. Tetapi kemampuan bersikap itu dapat dipupuk melalui kegiatan kelompok belajar di manapun, agar tiada jurang pemisah antara siswa dan ABK.

Pastikan kita memiliki rasa empati kepada siapapun, di manapun. Seperti berempati pada rasa takut dan kecemasan, karena orang yang paling berani sekalipun, faktanya memiliki rasa takut yang harus diatasi.

 

 

Tinggalkan Balasan