BETAPA PENTINGNYA ADAB, ILMU DAN AMAL

Sumber gambar dari pixabay.com

Nasihat bagi para pencari ilmu.

Adab Sebelum Ilmu, Ilmu Sebelum Amal

Dalam nasihat tersebut: adab, ilmu, dan amal, itu harus saling melengkapi. Tidak bisa berdiri sendiri.

Adab saja? Apakah adab hanya sekedar berbuat baik saja? Tentu saja tidak. Salah satu maknanya adalah menempatkan suatu hal pada tempatnya.

Adab saat ini menjadi komoditas yang mahal. Karena manusia yang berakhlak mulia pasti akan dihargai dimanapun ia berada. Bukankah kita ingat hadist Nabi Muhammad SAW “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” [HR Bukhari : 5569]

Imam Malik, salah  satu dari ulama 4 madzhab yang pertama membukukan hadits dalam kitabnya al-Muwatta’. Ibu Imam Malik adalah orang yang paling berperan dalam memotivasi dan membimbingnya untuk memperoleh ilmu. Tidak hanya memilihkan guru-guru yang terbaik, sang ibu juga mengajarkan anaknya adab dalam belajar. Ibunya selalu memakaikannya pakaian yang terbaik dan merapikan imamah anaknya saat hendak pergi belajar. Ibunya mengatakan, “Pergilah kepada Rabi’ah, contohlah akhlaknya sebelum engkau mengambil ilmu darinya.”

Betapa indahnya nasehat sang ibunda kepada anaknya. Bukannya menuntut untuk mencari nilai setinggi-tingginya. Namun malah menjadikan akhlak yang menjadi prioritas utama.

Ilmu saja? Jika tidak disertai adab dapat berbahaya. Hanya tahu saja, tapi akhlaknya menyakiti hati. Hanya sebatas tahu, tapi tidak ada amalan. Tidak ada implementasi atas amal tersebut dalam dunia nyata.

Amal saja? Tentu tidak baik juga. Hanya berbuat tapi tidak tahu panduannya. Yang ada bukannya bermanfaat, tapi malah membuat keonaran. Bahkan menjadi malapetaka.

Sebelum berilmu dan beramal yang paling didahulukan adalah ADAB

Seperti pesan Ibnul Mubarak

“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Yang menjadi tugas penting bagi pencari ilmu adalah adab. Jangan sampai kita hanya disibukkan untuk mencari ilmu sebagai pengumpul informasi saja di kepala, tapi implementasi di dunia nyata malah nol. Mengendap di kepala saja, untuk apa? Maka menulis adalah salah satu cara agar ilmu tersebut bisa bermanfaat. Baik sebagai nasihat atau sebagai pengingat.

Tapi setidaknya kita bisa bertanya pada diri sendiri, apakah dengan bertambahnya ilmu membuat kita semakin dekat dengan Allah? Bisakah semakin taat dan takut kepada Allah?

Referensi

https://sdit.alhasanah.sch.id/pengetahuan-umum/3-elemen-kunci-adab-ilmu-dan-amal/

 

Menulis di Blog Jadi Buku

Salam berbagi, belajar, memotivasi dan menginspirasi

Juni Marlinda Rambe

Blog https://rambejunimarlinda85.blogspot.com

NPA PGRI : 02.18.02.0810

Tinggalkan Balasan