Pasca Purnatugas, Mau Apa? : Pengalaman adalah Guru Terbaik, tebarkan via Tulisan
Mengenal Thamrin Dahlan sebagai founder YPTD bagi sebagian orang mungkin tidak berarti apa-apa, tetapi sangat berarti dan menginspirasi bagi yang mengerti. Kehadiran website YPTD adalah solusi baru yang sangat ampuh untuk berkarya. Karya yang bisa kita tuangkan dalam bentuk tulisan yang dapat bermanfaat, dan bisa menginspirasi banyak orang.
Lewat fasilitasi dan kontribusi YPTD, semua orang berkesempatan mengirimkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain. YPTD telah banyak membantu orang-orang yang semula tidak bisa menulis, lalu malah mahir menulis dan menghasilkan banyak karya berupa buku. Agaknya, Thamrin Dahlan dan YPTD berkomitmen turut berkiprah untuk memajukan bidang literasi di Indonesia dengan mendorong hadirnya lebih banyak penulis dan mewujudkan lebih banyak karya kepenulisan di tengah khalayak. Berhimpunnya para penulis dari berbagai latar belakang di YPTD menunjukkan bahwa menjadi penulis tidak mengenal sekat status sosial dan sekat birokrasi.
Mengutip celoteh pak Thamrin Dahlan: “Ajak teman-teman menghiasi masa purna untuk menerbitkan buku. Sungguh satu kehebatan ketika pengalaman selama bertugas di dokumentasikan menjadi satu buku”. Celoteh inilah yang membuat penulis amat terkesan, sehingga bersikeras berniat mengikuti Lomba Menulis Menyambut HUT Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan.
Bagi seorang yang telah purna tugas, masa pensiun bukanlah batas berhenti berkarya. Apalagi bila di awal-awal kita sudah memiliki keterampilan menulis, maka keterampilan ini dapat terus diasah. Jangan sampai anugerah atau kemampuan menulis yang kita miliki hilang begitu saja ditelan usia.
Bagi seorang jurnalis, kemampuan di bidang jurnalis yang dimiliki juga merupakan anugerah yang tinggal menerapkan. Karena kemampuan ini sudah dimiliki selama bertahun-tahun. YPTD mungkin pas sebagai wadah bersilaturahmi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman.
“Masa tua aku nikmati dengan senang hati”, begitulah status whatshapp dari mantan seorang guru. Dari status whatsapp itulah awal kami berbincang akrab dan penulis mengajak beliau untuk menuliskan pengalaman-pengalaman berpuluh tahun beliau selama menjadi seorang guru.
Mulanya alot dan sulit, akhirnya dia tertarik juga. Bimbingan menulis sedikit diberikan, walaupun sama-sama tak mahir menulis, namun dengan keyakinan bahwa saya bisa menulis! Sampai detik ini beliau masih berusaha untuk menulis. Beliau berkeinginan menerbitkan sebuah buku, karena ternyata di masa produktifnya, beliau belum sempat menulis walau cuma satu judul buku.
Semoga tulisan ini dapat mengiinspirasi dan bermanfaat. Bagi yang belum menghasilkan karya tulis, tulis saja apa yang Anda bisa tulis. Mudah-mudahan melalui tulisan kita ada manfaat yang bisa dipetik banyak orang.
Inilah ladang pahala untuk keluarga besar YPTD. Karena dari sinilah mengalir banyak tulisan-tulisan yang memberi inspirasi dan manfaat, juga memberi kebahagiaan bersilaturahmi dan berkarya bagi para penulis dari beragam latar belakang. Berkontribusi, berkarya, bersilaturahmi ke penjuru negeri, serta mengajak membangun negeri lewat tulisan. ***
Kharir Hatta Kendal, 15 Agustus 2021