“Orang akan sukses jika bisa fokus pada bidang yang dia bisa ditekuni dan dilakukan inovasi terus menerus….”
Dalam hidup, tak dapat ditampik bahwa hidup manusia dapat mengalami keberhasilan atau kegagalan. Beberapa orang berpendapat bahwa keberhasilan dicapai karena usaha yang keras dan kegagalan diperoleh karena kurangnya usaha untuk meraihnya.
Apapun yang dilakukan seseorang, pada umumnya setiap orang selalu berusaha agar ia memperoleh keberhasilan dalam hidupnya. Tidak sedikit orang yang berhasil dan berangkat dari sebuah kesulitan dan kegagalan dalam hidupnya.
Salah satu contoh orang yang pernah mengalami kegagalan dan kesulitan, kemudian mengalami keberhasilan adalah Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd. Masa lalunya penuh dengan kegagalan dan terpinggirkan. Menurutnya, ia juga tidak termasuk orang yang menonjol di antara rekan-rekan di sekitarnya.
Berangkat dari Kegagalan
Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru SD dan sangat disiplin dalam membimbing dan mengawasi anaknya untuk belajar. Ketika duduk di bangku SD, ia selalu meraih peringkat 1. Namun, ketika duduk di bangku SMP, ia justru menempati peringkat 24 dari 44 siswa di kelasnya. Hal yang sama ia alami juga ketika duduk di bangku SMA.
Pada masa perkuliahan S-1 Pendidikan Fisika di kampus UNY, ia hampir drop out dan lulus di tahun ketujuh. Ia bahkan pernah mendapat IPK 1,28. Ia merasa malu jika melihat hasil belajarnya di sekolah.
Setelah menempuh S-1, ia kemudian melanjutkan ke jenjang S-2 jurusan TP. Baginya, momen itu merupakan saat dimana ia merasa sebagai orang hebat karena menyelesaikan S-2 selama 33 bulan dengan IPK 3,8 (cumlaude). Keadaan itu merubah cara pikir dan cara pandang pada dirinya.
Belajar dari Kegagalan
Pengalaman gagal saat di masa lalu benar-benar membekas dan mempengaruhi cara asuhnya kepada anak-anak. Pengalaman bertemu orang hebat inilah saatnya untuk “belajar”.
Banyak orang seperti Sigit Suryono berusaha untuk fokus dan membuat catatan kecil tentang cara orang berbicara, presentasi, dan menyampaikan ide dan pemikiran dan gagasan ilmiah untuk diteliti. Ada baiknya untuk setia mencatat penyebab kegagalan itu.
Pada momen seseorang mengalami kegagalan, baik sekali untuk mempelajari mengapa kegagalan itu terjadi. Pengetahuan akan sumber kegagalan dan upaya untuk memperbaikinya di masa mendatang sangat membantu untuk meraih keberhasilan.
Guru berprestasi dapat dicapai dengan belajar, berkolaborasi dan berbagi dalam setiap kegiatan. Kemudian penting untuk mempelajari pedoman guru berprestasi pada tiga tahun sebelumnya. Jangan lupa untuk menyiapkan portofolio sesuai petunjuk. Langkah berikutnya adalah membuat penelitan atau best practice sesuai petunjuk portofolio, dan membuat video pembelajaran terbaik selama tiga tahun terakhir. Empat kompetensi guru juga perlu dipelajari dan akhirnya membuat presentasi sesuai dengan buku pedoman.
Kiat Sukses Guru Berprestasi
Secara umum tidak ada yang istimewa. Menjadi Guru berprestasi tidak lain memerlukan kemauan untuk mendengar kritik dan saran dari banyak orang, mau belajar dari siapa saja seperti teman sejawat, para ahli yang sudah teruji, maupun para siswa. Sikap untuk mengosongkan diri dan menurunkan ego sangat diperlukan agar siap menerima ilmu dari siapa saja. Terlebih, jangan bersikap angkuh dan merasa paling hebat karena di luar sana ada banyak orang yang lebih hebat. Jangan pernah lupa bahwa usaha harus dimaksimalkan karena kegagalah hanyalah keberhasilan yang tertunda.
Profil Narasumber
Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd., lahir di Sleman, 20 Nopember 1976. Ia merupakan seorang guru di SMPN 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Gunungkidul dan Duta Rumah Belajar Interaktif Kemdikbud tahun 2018. Prestasi yang berhasil diraihnya adalah 5 besar guru inovatif oleh Kemdikbud, Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Nasional, Duta Sains PPPPTKIPA, Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari UNY dan Guru Inovatif SMP Tahun 2020.
Motto Sigit Suryono: ” Orang akan sukses jika dia fokus dan senang dengan apa yang dikerjakannya”