IMPIAN LISA YULIA NINGSIH

Gaya Hidup0 Dilihat

 

Perkenalkan nama saya Lisa Yulia Ningsih biasa di panggil Icha. Saya lahir di ibukota Jakarta dan sudah menempati kota tercinta ini selama kurang lebih 19 tahun. Saya anak kedua dari empat bersaudara, saya sangat beruntung lahir di keluarga yang sederhana tapi sangat hangat.

Dari kecil saya sudah melihat banyak sekali profesi di kota besar ini, bagaimana tidak parkiran saja sekarang sudah bisa di jadikan tempat bekerja. Bahkan banyak sekali orang dari kampung yang berbondong-bondong menuju ibukota berharap untuk medapatkan perkerjaan yang lebih layak di banding di kampung halamannya. Tidak heran jika kota Jakarta semakin hari semakin banyak permasalahan yang terjadi hanya karena ulah manusia yang memenuhi kapasitas di kota ini.

Saya lahir di keluarga sederhana, ayah saya hanya seorang pedagang kaki lima. Beliau salah satu perantau yang berani mengadu nasib di kota ini sebatang kara. Banyak pelajaran yang bisa saya petik di setiap cerita pengalaman ayah saya, mulai dari kerja keras, tanggung jawab, kejujuran, disiplin, pantang menyerah, keikhlasan dan beliau juga mengajarkan saya tentang mengambil hikmah dari sebuah kesalahan, ya beliau salah satu panutan di hidup saya.

Dari kecil saya bercita-cita ingin menjadi pramugari, pekerjaan yang bahkan belum pernah saya liat saat itu. Pekerjaan itu memang mendapatkan kesan yang sangat baik, dengan wajah yang indah di pandang dan badan yang putih bersih dengan kaki yang panjang nan mulus. Pekerjaan yang sangat menarik karena kita bisa terbang bebas kemanapun yang kalian mau, ya memang anak kecil saat itu tidak memikirkan resiko.

Sampai tamat di Sekolah Menengah Pertama saya harus mulai menentukan hidup saya. Harus berpikir jurusan apa yang cocok dan berguna untuk kedepannya. Saya kubur cita-cita masa kecil saya karena orang tua sangat tidak setuju dan menjelaskan resiko-resiko yang dapat terjadi, apalagi sosok mama yang sudah pasti sangat khawatir dengan anak perempuanya.

Ayah saya terkena diabetes pada tahun itu, tahun yang berat setelah mengetahui penyakit apa yang di derita. Berbagai obat sudah di coba tetapi badannya semakin hari semakin kurus kering termakan oleh penyakit gula itu. Dari situ saya menyadari bahwa harus ada salah satu di keluarga yang dapat mengerti tentang penyakit di dunia ini yang semakin lama semakin tidak wajar. Dan akhirnya saya memutuskan untuk masuk Sekolah Menengah Kejuruan Keperawatan.

Saya menikmati masa sekolah SMK saya di SMK Kesdam di bawah naungan TNI AD. Amat sangat di tekankan di sekolah itu mengenai kedisiplan dan kesopanan seperti contohnya apel pada pukul 06.30 setiap hari, mengucapkan selamat pagi, siang, sore di setiap bertemu satu sama lain, selalu menggunakan kata “izin” di awal kata dll. Dari sekolah ini saya mulai Praktek Kerja Lapangan yang biasa di sebut PKL di berbagai Rumah Sakit. Saya bertemu berbagai macam karakter, penyakit, pengalaman dari setiap pasien. Ada kepuasan tersendiri setelah melihat senyum mereka karena telah sembuh dari penyakitnya, dengan kalimat jika melewati Nurse Station “makasih ya sus sudah merawat saya selama di sini, saya sudah dapat pulang hari ini” dengan wajah kebahagiaan yang terpancar. Saya senang sekali lelah seharian karena jumlah pasien yang banyak pada hari itu sirna begitu saja hanya karena senyuman dan kalimat sederhana tersebut.

Gaji perawat memang tidak seberapa di banding pekerjaan lainnya, tetapi Ayah saya pernah berpesan “carilah pekerjaan yang tidak hanya sekedar pekerjaan, tapi di setiap tindakannya mendapat pahala yang dapat mengalir, pekerjaan yang membuat kita kaya tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat”. Sekian cita-cita saya dan alasan saya saat ini melanjutkan Pendidikan saya di Akper Polri ini.

Tinggalkan Balasan